PART THREE

500 60 4
                                    

Dunia akan terus berputar, kehidupan akan terus berjalan entah bagaimana dengan keadaanmu sekarang. mereka tak akan perduli pada perasaanmu, karena bagai waktu yang terus berputar rasa itu pasti akan terulang.

**
Eunbi sudah mulai terbiasa, ia sudah berdamai dengan keadaan. Kehidupannya berangsur-angsur berjalan seperti biasa meski hatinya masih belum bisa melupakan sosok hanbin.

Seperti hari ini eunbi sudah kembali beraktivitas, bekerja disalah satu perusahaan ayahnya yang eunbi pegang, papan besar bertuliskan CEO terpampang jelas dimeja kerjanya. Sudah lama sejak ia duduk di kursinya dengan setumpuk berkas yang siap ia baca.

Tok tok

Ketukan pintu terdengar diringi seseorang yang masuk dengan setumpuk berkas lagi digenggaman-nya 

"Maaf Miss Kwon, saya mengantarkan berkas penting yang harus ditandatangani segera." 

"Berikan padaku." Eunbi mengulurkan tangannya meminta, setelah membaca ia menggeram marah

"Apa-apaan ini?" Serunya

"Mengapa sahamnya hanya 15%!" 

"Maaf Miss kwon, karena anda tak memberi kejelasan tentang projects tersebut. Dan juga karena insiden bulan lalu, para pemegang saham sepakat menjual saham mereka." 

"Apakah selama aku tak bekerja tak ada yang bisa menghandle? Aku membayar kalian bukan hanya untuk uncang-uncang kaki di perusahaan ini!" 

"Maaf Miss Kwon."

"Aku baru masuk dan langsung dihadiahi masalah seperti ini. Panggil semua direksi dan siapkan rapat penting dengan mereka hari ini!." Eunbi berseru lantang

"Baik Miss." 

"Yujin-ssi, maaf sudah berteriak keras padamu." Eunbi mengatur nafasnya untuk lebih tenang 

"Tidak apa-apa unnie, aku mengerti. Jika aku diposisimu aku akan melakukan hal yang sama."

Eunbi tersenyum 

**
Beep … beep

Getaran ponsel terasa dari saku celananya, kembali dengan senyuman dinginnya ia arahkan pandangan pada seseorang yang sedang duduk termenung dibalik jendela sebuah cafe. Wanitanya tampil cantik dengan  baju warna kuning kesukaannya ditambah blazer hitam yang memeluk tubuhnya dengan sempurna, ia berharap untuk menjadi blazernya meski hanya semenit. Matanya tak lepas memperlihatkan setiap gerik wanitanya sampai sosok lain datang mengubah raut wajahnya kembali datar tak terbaca. Ia melihat tawa lebar dari wajah seseorang yang perhatikan dari tadi.

"Shige."

"Cari tahu dan habisi!" 

**
Eunbi duduk termenung, ia terlihat lelah setelah rapat alot dengan dewan direksinya ia mencari angin sejenak dengan meminum kopi sekedar menghilangkan penat.

Ia melihat keluar jendela dan melirik ke sekitarnya, sampai pandangan matanya terarah pada seseorang yang baru memasuki cafe.

"Eunbiii." 

"Yeein-ssi." 

"Ya Tuhan, kau kah itu?" Yeein menghampiri eunbi dan memberinya sebuah pelukan.

"Sudah lama tak bertemu? Ayo minum kopi dan berbincang." Eunbi hanya mengangguk 

Hari itu eunbi habiskan dengan mengobrol panjang lebar tentang masa-masa sekolah mereka, tertawa dengan riang eunbi tak menyadari wajah seseorang yang sedang menahan hasrat untuk membunuh menatap yeein sekarang.

**

Tuan Kwon menatap koran beritanya hari ini, konglomerat tersebut sedang was-was karena rival perusahaannya perlahan berhasil mengejar pencapaiannya hanya dalam waktu kurang dari 3 tahun. 

innocentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang