Sweet Jeno (2)

4.6K 388 17
                                    

Na tak bisa berkutik... hanya menunggu jantungnya normal kembali yang entah kapan akan terjadi

"Na... lo denger gue kan? Gue cuma mau lo..." Jeno kembali mengeluarkan kalimat yang seakan-akan mantra bagi Na

Na mengangguk pelan seraya mengerjapkan bulu mata lentiknya

Tiba-tiba...

Jari Jeno menyentuh wajahnya.. mengelusnya pelan... bahkan teramat pelan... lalu dengan pelan mengusap bibir Na yang entah sejak kapan sedikit terbuka karena keterkejutannya

Jeno memberanikan diri mendekatkan bibir miliknya dengan bibir Na dengan sangat perlahan namun singkat dan "cupppp" Jeno mengecup bibir pink Na

Na tekesiap, melonjak dalam hati, senang?? Bingung?? Marah?? Bahagia?? Wwwwwaaaaahhhh.. Na ga tau.. Na langsung merubah posisinya sambil mendorong Jeno sedikit menjauh "J-jjenoooo...."

Jeno hanya tersenyum dan membenarkan posisi ďuduknya

"Sorry not sorry Na" ucapnya singkat

"Gue mau lo ikut, titik... ga ada yang perlu daddy lo takutin, toh tempat field tripnya ga jauh juga kan" cerocosnya tanpa meduliin Na yang masih terbengong-bengong akibat ulah Jeno yang barusan nyium bibirnya

Na hanya menatap nanar Jeno yang bersila di depannya.. mencoba membaca apa yang ada dalam pikiran Jeno.... tapi sialan banget.. Jeno bener-bener santai.. kayak ga ada apa-apa terjadi

"Hey... koq bengong sih... jawab donk Na.." runtuk Jeno

"Jen...!!! what have you done!! for god sake!!" Pelan namun dalam suara Na keluar begitu saja sambil memandang Jeno dengan tajam

"What...???" Jeno  super cuek

"Lo baru ngapain gue Jen... lo mabok?? Lo ga sadar?? Lo amnesia??" Serang Na dengan bertubi-tubi

"Hmmm.... ngga... gue ga mabok, ga amnesia.. gue normal.... kenapa emang?" Jawab Jeno sembari merubah duduk bersilanya lalu merangkak mendekati Na yang duduk bersandar di bahu tempat tidurnya

Na kembali terkesiap..

"Gue... gue... hmmmm..." Na mencari-cari bantal di sekitar dia duduk untuk mengalihkan perhatiannya dari tatapan Jeno yang luar biasa dalam dan terasa menusuk jantungnya

"Na... " Jeno mendekat dan meraih tangan Na lalu menyingkirkan bantal yang sengaja dipeluk oleh Na

Tubuh Jeno sudah sangat dekat dengannya, matanya tak lepas memandang lekat ke manik mata Na

Jeno mengelus rambut Na... Na menunduk... perasaannya campur aduk ga karuan...

Jeno mengangkat wajah Na dengan telujuknya pelan.. lalu mendekatkan bibirnya ke bibir Na... tidak hanya mencupnya... tapi Jeno melumatnya pelan sekali.. Na menahan nafasnya yang tiba-tiba memburu... merasakan lembut dan hangat bibir Jeno yang menyapu bibir tipisnya... Na merasakan nikmat luar biasa dan dengan perlahan membuka bibirnya lalu membalas lumatan bibir Jeno dengan irama yang sama

"Ahhh J-jjenoo...." Na menarik bibirnya

Jeno menghentikan ciumannya... tersenyum dengan mata kecil samoyed nya... lalu mengelus bibir Na dengan jarinya... "lo manis banget... tetep jadi manisku terus ya..." ucapnya sambil mengelus rambut Na dengan lembut

"Udah malam.. gue pulang ya.. besok brangkat sekolahnya tungguin di tempat biasanya.." ucapnya sembari lompat turun dari tempat tidur Na

Na hanya menganggukkan kepalanyaa sambil mengantar Jeno ke jendela, memperhatikan Jeno turun dan melambaikan tangan

Na tersenyum dan membalas lambaian tangan Jeno sambil menutup kaca jendelanya kembali

Hati Na masih belum baik-baik saja.. dia masih berusaha menetralisir jantungnya yang tidak teratur detaknya

Na memejamkan matanya mencoba mengingat semua yang terjadi malam ini... Jeno menciumnya dan mengatakan "tetap jadi manisku terus ya"

Entah apa yang dikatakan jeno tadi sungguh-sungguh atau sekedarnya

Na ingat saat awal pertemuannya dengan Jeno saat Na dalam masalah di sekolah... Na adalah pemuda manis pendiam dan tidak banyak berteman... berambut pink muda dan selalu tampak rapih dengan tas dan buku ditangan... tepat buat sasaran godaan seme-seme kakak kelas saat itu

Na hanya tertunduk atau lari dengan air mata berkaca-kaca tiap ada seme yang mencolek-coleknya atau menghadangnya di belakang sekolah

Tapi sejak bertemu Jeno, Na merasa lebih tenang dan aman karena postur tubuh Jeno yang tegap dan dikenal semua orang di sekolah karena ketampanan dan keaktifannya di sekolah, bisa melindungi Na dari godaan-godaan yang sangat tidak nyaman buat Na

Suatu hari Na menangis sambil pulang jalan kaki karena kakak kelasnya menahan Na di belakang sekolah  akhirnya Na tertinggal bis sekolah... menyadari Na tidak ada di bis, Jeno memutuskan turun di tengah jalan dan menunggu sampai Na melewati jalan tersebut dan menemaninya pulang dengan berjalan kaki

Jeno termasuk orang yang cuek tapi bukan tidak peka... hanya saja dia tidak mengungkapkan lewat kata-kata.. cukup dengan perbuatannya saja

Tapi justru itulah yang membuat Na susah memahami maksud Jeno

Bagi Na perlakuan Jeno ini sangatlah "sweet..." bahkan lebih dari yang Jeno pinta kepadanya "tetaplah menjadi manisku terus ya..."

_________________💚__________________

This is my first FF
I just spending my QTime
Hope someone like it



It's YOU... Na 💙 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang