#H3.B2__Aku membencimu Namjoon oppa!

337 47 24
                                    

{*Hari Ketiga*}

↪°'Bagian 2'°↩

Aku turun dari motor Tae oppa saat kami sudah masuk melewati gerbang rumah kami. Tae oppa terlihat tidak peduli padaku dan berjalan begitu saja kedalam rumah tanpa bicara sepatah katapun. Tapi terserah, karena aku lebih tidak peduli lagi padanya. Yang ada di pikiranku hanya satu, yaitu nasibku nanti!

Apa aku menginap saja di rumah Yora malam ini? Agar tidak bertemu dengan ketiga--ah ralat, kedua oppa ku yang lain itu?

Ah tidak, kalaupun aku pergi malam ini, aku tetap tidak akan selamat besok.

"Sedang apa berdiri dilu--"

"Yakk!!"

"Bocah gila!" Teriak Seokjin oppa saat aku memukulnya dengan tas sekolah.

"Maaf, aku kaget. Jadi refleks memukul oppa sebagai bentuk perlindungan diri." Belaku.

Matanya sudah membulat, berniat mengoceh. Namun kakiku yang terlebih dulu membawaku berlari membuat teriakan Seokjin oppa lah yang menggema.

"YAKKK!! PERMEN KARET!"

🍬🍬🍬

Jam makan malam sebentar lagi berakhir, dan aku masih setia duduk di atas ranjang dengan selimut yang hampir menutupi seluruh tubuhku. Apa aku terlalu berlebihan? Tentu saja tidak! Tidak ada seorangpun yang mengenal tiga iblis berkedok namja tampan itu seperti diriku!

Jika aku keluar sekarang, aku pasti akan mendapatkan hal yang sangat buruk.

Ponselku tiba-tiba berbunyi, membuatku terpaksa menghentikan kekhawatiran ku untuk sesaat. Sebuah nama yang tidak sedikitpun aku sangka akan ada di layar ponselku sekarang.

'Eomma? Apa aku harus mengangkatnya?'

Ya, itu eomma. Aku tidak tau kenapa eomma tiba-tiba menelpon. Biasanya dia seakan tidak peduli sama sekali dengan hariku saat dia tinggal, tapi sekarang tiba-tiba menghubungi? Apa Tae oppa sudah mengatakan semuanya pada Seokjin oppa dan Namjoon oppa?! Lalu Namjoon oppa atau Seokjin oppa memberitahu eomma dan appa?!

Habis sudah, aku akan mendapatkan masalah besar sekarang!

Lagi, ponsel itu berbunyi untuk kedua kalinya. Terlalu lama mengira membuatku melewatkan satu panggilan dari eomma. Ah, eomma pasti akan marah padaku.

Meski masih sangat ragu, aku akhirnya memutuskan mengangkat telepon itu.

"Yeoboseo, eomma?"

"Yeoboseo. Jjeuwi, apa benar yang dikatakan Seokjin?"

Kan! Sudah aku kira mereka atau salah satunya mengatakan semuanya pada eomma! Dasar, para oppa yang tidak sayang yeodongsaeng-nya!

"Seokjin oppa memberitahu eomma?"

"Iya, dia--"

"Huaaaa eomma maafkan Jjeuwi... Jjeuwi tidak bermaksud membuat keluarga kita malu..." Potongku sebelum eomma bicara lebih banyak. Aku tidak mau dia marah sebelum aku menjelaskan. Eomma akan lebih sulit dibujuk jika aku tidak minta maaf dan menjelaskan semuanya terlebih dahulu.

"Malu? Apa maksudmu dengan membuat keluarga kita malu?!"

Eomma mulai meninggikan suaranya, membuatku semakin merasa bersalah juga takut karena membuatnya kecewa.

7 Days With My Brothers [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang