#H6.B2__Terimakasih, Oppa

146 19 4
                                    

{*Hari keenam*}

↪°'Bagian 2°↩

Aku dan Jin oppa sampai di rumah sekitar jam setengah sepuluh malam, dan kami langsung disambut oleh Tae oppa dan Namjoon oppa di depan pintu. Namjoon oppa menatap marah padaku, sedangkan Tae oppa menatap ke arah lain seolah tidak peduli.

"Jin hyung, darimana anak ini? kau menemukannya dimana sekarang?" Tanya Namjoon oppa. Aku mengerucutkan bibirku kesal saat mendengar ucapannya. Menemukan? Hei! Aku ini manusia bukan barang!

"Di pinggir jalan." Ucap Jin oppa enteng. Mungkin terdengar seperti lelucon di telinga Namoon oppa, apalagi kalau mengingat Jin oppa yang mengajakku saat aku di halte, dan bilang pada Namjoon oppa kalau dia menemukanku di pinggir jalan.

Tapi tanpa aku sangka, Namjoon oppa kini malah terlihat lebih marah dan bersiap mengoceh.

"Pinggir jalan?! Sedang apa kau selarut ini di pinggir jalan sendirian?! Bagaimana kalau-"

"Sudah Namjoon, jangan memarahinya, dia sudah cukup aku marahi tadi. Sekarang lebih baik kita makan." Potong Jin oppa. Aku tersenyum senang saat Namjoon oppa akhirnya menarik nafas kesal.

"Baiklah." Ucap Namjoon oppa singkat. Kini aku mengerti kenapa responnya berbeda dengan hari itu. Sekarang sudah hampir jam sepuluh, berbeda dengan hari itu karena aku pulang sekitar jam delapan malam.

"Aku akan mandi dulu." Ucap Jin oppa sambil berjalan masuk. Melihat itu, Namjoon oppa kembali menatap tajam ke arahku.

"Permen karet! Jangan ulangi lagi." Ucapnya pelan tapi penuh penekanan.

"Iya oppa, maaf." Ucapku. Namjoon oppa kemudian pergi ke dalam, menyisakan aku dan Tae oppa yang masih di luar. Sebelum Tae oppa masuk, aku memanggilnya.

"Tae oppa." Panggilku, Tae oppa hanya menoleh tanpa gairah.

"Terimakasih." Ucapku sambil tersenyum.

"Terimakasih?" Tanyanya. Senyumanku luntur, digantikan dengan tatapan kesalku. Apa aku harus menjelaskan semuanya huh?

"Ya... karena kau, aku jadi percaya kalau Jin oppa juga menyayangiku. Sekarang aku tau, kalau kalian bertiga memang menyayangiku." Ucapku malu.

Sudut bibirku terangkat, sungguh aku sangat malu juga bahagia saat mengatakannya. Tapi senyumku langsung memudar saat melihat dia yang menatapku... Jijik? Kenapa dia menatapku seperti itu?

"Percaya diri sekali. Hanya Jin hyung dan Namjoon hyung yang menyayangimu, aku tidak." Ucapnya datar.

Aku mengerucutkan bibirku karena ucapannya. Dan sedetik kemudian tangan besarnya mendorong bibirku kebelakang, dan tentu saja kepalaku sampai ikut melihat keatas dan kakiku mundur satu langkah.

"Yakk!! dasar alien menyebalkan!" Teriakku.

Alien menyebalkan itu malah tertawa dengan keras.

🍬🍬🍬


Aku menuruni tangga rumahku menuju meja makan. Setelah mandi dan berganti baju, aku sudah cukup segar untuk makan malam. Aku melihat ke arah Tae oppa yang sedang menahan tawa. Akan aku balas perbuatannya, akan aku dorong moncongnya itu sampai lehernya sakit seharian.

Sampai di meja makan, tanpa disangka aku langsung dihujani ludah Namjoon oppa yang menyembur deras kearah wajahku bagai air hujan. Baiklah, memang tidak sampai seperti itu, hanya satu cipratan saja.

7 Days With My Brothers [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang