#H2.B1__Pembalasan

323 52 5
                                    

{*Hari Kedua*}

↪°'Bagian 1´°↩


"Bagus Jjeuwi, keputusanmu untuk tidur demi mengubur rasa laparmu malah membuatmu bangun dini hari dan merasakan kelaparan yang sangat parah!" Aku terus menggerutu disetiap langkahku. Perutku benar-benar sudah tidak kuat. Ingin rasanya aku memakan semua oppaku agar aku kenyang untuk selamanya. Sampai didapur, aku langsung menyalakan lampu disana.

Tuk

Aku melihat kebawah saat merasa kakiku menendang sesuatu. Tidak jauh dari tempatku berdiri, sebuah kotak kecil berwarna merah dengan sesuatu yang bersinar diatasnya membuatku penasaran, seketika rasa laparku menghilang sejenak. Tanpa pikir panjang, aku langsung membawa kotak kecil itu.

"Woah! Bagus sekali. Apa ya didalamnya?" Ucapku pelan. Karena rasa penasaranku yang sangat tinggi, akhirnya aku membuka kotak itu, dan saat kotak itu terbuka, sebuah cincin dengan permata diatasnya membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Sumpah, benar-benar cinta. Tanpa pikir panjang, aku segera memakai cincin itu di jari tengah tangan kananku. Setelah itu aku memasukkan kotak cincinnya pada saku baju tidurku dan kembali ke niatku tadi, mengisi perutku yang sudah meraung-raung kelaparan.

"Hallo ramyeon kesayangan Tae alien." Ucapku kemudian memasaknya.

--

"You can't stop me lovin m-"

Nyanyianku terhenti saat melihat sesuatu tergeletak dimeja. Sepertinya aku pernah melihat benda itu. Seperti, makalah Namjoon oppa! Aku tersenyum senang saat mengingatnya, tidak salah lagi, itu makalah yang barusaja Namjoon oppa pelajari.

"Sepertinya peri keberuntungan sedang berpihak padaku sekarang." Ucapku kemudian mengambil makalah itu.

🍬🍬🍬

Kringg!!

Aku menoleh pada jam weker ku yang berbunyi cukup nyaring, segera aku matikan jam menyebalkan itu dan kembali menyisir rambutku. Ya, menyisir rambut, jangan salah paham, sekarang masih pagi--bahkan sangat.

Jam setengah enam, aku sudah mandi, sudah memakai baju sekolah, sudah siap dengan tasku. Tadi pagi setelah selesai makan, aku tidak tidur lagi, aku malah memainkan ponsel dan mengerjakan beberapa tugas yang harus selesai hari ini. Sebenarnya ada untungnya juga bangun jam tiga.

"Cha! Selesai." ucapku sambil menyimpan sisir ke atas meja. Rambutku kubiarkan tergerai, aku memang jarang bahkan hampir tidak pernah mengikat rambutku jika pergi ke sekolah. Tanganku kugerakkan untuk memegang pipiku, mulutku sedikit ku kerucutkan.

"Ahh, Jjeuwi, lihatlah dirimu. Kau sangat cantik, apalagi mata indahmu itu. Kalau aku menjadi namja, aku akan jatuh cinta padamu!" ucapku sambil terus tersenyum.

Maafkan salah satu kebiasaanku, aku memang sering memuji diriku sendiri. Tapi jangan berfikir aku sama dengan Jin oppa, aku dengannya sangat berbeda jauh! Ya, mungkin lebih tepatnya beda sedikit --hehe.

Setelah puas memuji diriku sendiri, aku berjalan turun menuju dapur. Aku tidak berniat sarapan tadinya, tapi satu gelas susu di pagi hari sepertinya enak. Saat aku sampai didapur, pemandangan pertama yang aku lihat adalah Seokjin oppa dengan kemeja berantakan, dasi yang belum dipasang, dan... celana pendek? Apa dia baru bangun eoh?

"Yak! Oppa, apa yang terjadi padamu? Kau kacau sekali." Ucapku ketus.

Dia menoleh padaku masih dengan tatapan bingungnya, tapi aku mengabaikannya dan berjalan menuju kulkas. Kubawa sekotak susu disana, menuangkan setengah isinya kedalam gelas kemudian aku minum sampai habis. Barusaja aku akan meninggalkan area dapur, Jin oppa menghentikan langkahku.

7 Days With My Brothers [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang