#H5.B2__Terimakasih, Namjoon oppa

265 39 8
                                    

{*Hari Kelima*}

↪°'Bagian 2°↩

Karena seharian ini aku sibuk membersihkan rumah, aku jadi lupa kalau besok ada jadwal remidial. Dan hebatnya, aku masih belum belajar apapun tentang kimia dan matematika.

"Argh!! Menyebalkan!!" Teriakku frustasi.

Sedetik kemudian ekspresi putus asa ku berubah drastis. Ah, aku lupa jika sekarang aku sedang berbelanja bersama Jin oppa. Malu sekali rasanya, karena semua mata mengarah padaku. Dan Jin oppa, dia juga membuatku lebih malu dengan meninggalkanku sendirian.

Hei, aku masih adiknya kan!

"Oppa, tunggu!" Teriakku. Dan yang aku dapatkan adalah tatapan tajamnya.

"Maafkan aku karena berteriak. Sungguh, aku tidak sengaja. Aku terlalu memikirkan remidial besok, jadi hal itu terjadi." Jelasku. Jin oppa menarik nafasnya pelan, sembari memasukkan beberapa bahan makanan kedalam troli.

Belum genap seminggu, tapi bahan makanan di rumah sudah hampir habis. Padahal eomma sudah menyiapkan cukup banyak, setidaknya harus cukup untuk sepuluh hari (kata eomma). Tapi, pada kenyataannya baru lima hari saja sudah hampir habis.

Dan demi apapun itu bukan salahku. Aku bahkan hampir tidak pernah makan malam kan? Makan siang? Jangan tanya. Padahal biasanya eomma selalu memberiku bekal ke sekolah, tapi beberapa hari terakhir, perutku selalu penuh dengan makanan kantin. Baru tadi siang, aku bisa kembali merasakan nikmatnya makan siang buatan rumah (TT)

"Sudah cukup melamunnya?"

Ucapan Jin oppa menyadarkanku.

"... Bayar semua ini. Aku akan menunggumu diluar." Lanjutnya sambil memberikan kartu berwarna hitam miliknya kepadaku.

Aku tentu berusaha menolak, meski kini kartu berwarna hitam itu sudah berada di tanganku, tapi aku jelas tidak mau pergi untuk membayar semua barang yang ada di troli.

Maksudku, apa seorang yeoja bisa membawa semua belanjaan ini sendirian?

"Oppa, tapi aku--"

"Cepatlah. Bukankah kau bilang besok ada remidial? Kita tidak boleh pulang malam." Ucapnya.

"... Satu lagi. Berhati-hatilah saat membawanya. Aku membeli beberapa bahan makanan yang mudah pecah." Lanjutnya.

Dia segera pergi tanpa mengucapkan kata lain. Aku pada akhirnya hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Baiklah." Ucapku. Meski tau Jin oppa tidak akan mendengar ucapan ku karena sudah pergi.

"Aku akan membayar dan membawa semua ini ke mobil. Aku juga akan mengambil bayaranku sendiri..."

Aku tertawa kecil setelahnya. Kemudian membawa beberapa barang dan makanan yang aku inginkan.

Bodoh kan, jika aku menuruti ucapan Jin oppa dengan membawa semua belanjaan yang entah seberat apa  tanpa bayaran apapun?

🍬🍬🍬

Ah, mau muntah rasanya. Aku terlalu banyak makan malam ini, itu sebabnya semua makanan yang barusaja masuk terasa akan keluar lagi.

Aku mendudukkan diriku di atas ranjang, setelah sebelumnya berjalan tertatih karena perutku yang terasa membesar dua kali lipat. Ini semua gara-gara Jin oppa, lagipula sejak kapan dia peduli pada porsi makanku? Biasanya dia selalu membuat makanan hanya berada di dalam jangkauannya. Tapi malam ini, aku merasa seperti semua makanan hanya ada di dalam jangkauanku. Ah, pada kenyataannya memang seperti itu.

7 Days With My Brothers [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang