Bab/8

71 20 0
                                    

Malam begitu gelap tidak ada bintang, tidak ada bulan, tampak begitu menggambarkan hati seorang perempuan yang menatap kosong kearah kalung yang berbentuk lumba-lumba.

Flashback

" Nadaa, sayang cepet turun nak " teriakan girang itu terdengar sampai lantai dua

" kenapa mah " Nada berlari menuruni anak tangga dengan perasaan khawatir

" sayang " tiba tiba Nida memeluk anaknya dengan erat.

" mah kenapa " Nada bertanya dengan bingung sembil membalas pelukan mamanya tak kalah erat

" teman kecil kamu akan pulang sayang " ucap Nada dengan girang.

" m-a-ksud mama Al " Nada bertanya dengan mulut bergetar sembil melepaskan pelukannya.

" iya sayang " Nida mengusap pelan pucuk kepala Nada sambil tersenyum

" mah " gumam Nada dengan berkaca kaca.

" aku pengen ketemu Al" nada terisak pelan, kemudian Nida membawa kembali Nada dalam pelukannya.

" iya sayang sabar ya, mereka masih dalam perjalanan" ucap Nida, Nada hanya mengangguk pelan.

" jadi, sebelum mereka datang kita buat kue dulu yu, kamu bantuin mama ya " kata Nida

" iiya ma " Nada berucap dengan wajah yang sudah dipenuhi air mata.

" Udah dong sayang jangan nangis, Nanti kalo Al udah pulang dia bakal ikutan sedih liat kamu nangis " Nida mengapus air mata Nada dengan kedua ibu jarinya

Nada hanya tersenyum sembari mengangguk, dia sungguh bahagia, selama ini orang yang sangat dirindukannya hampir 10 thn itu, akan kembali ke kota kelahirannya.

Dulu sewaktu Nada kecil dia sangat kesepian, karna papanya yang sibuk kerja dia tidak punya superhero untuk di ajak bermain tapi dia punya pangeran kecil yang selalu membuatnya aman ketika di dekatnya, tapi pangeran itu pergi untuk sesaat membuat hari-hari Nada terasa hampa. Hanya ada mama dan Nada.

" yu" ajak Nida, kemudian mereka berdua melangkahkan kakinya menuju arah dapur.

***

Kue yang mereka berdua buat sudah jadi, ya mereka hanya berdua, tidak ada siapa siapa lagi karna papanya selalu berada di luar kota untuk mengurusi pekerjaannya, sebenarnya Nada sedih tapi mamanya selalu meyakinkan Nada bahwa papanya bekerja keras untuk mereka juga.

Brum Brum

Nida dan Nada saling melirik satu sama lain, kemudian mereka berdua berjalan cepat ke arah pintu depan.

Mereka melihat seorang pria paruh baya turun diikuti wanita paruh baya yang sedang menggendong anak kecil.

" keyla " nida berlari menyebrangi jalan dan langsung menghamburkan pelukan kepada wanita paruh baya yang ia sebut dengan Keyla

" Niida " keyla membalas pelukan nida dengan erat. Setelah memindahkan anak kecil yang tadi ada di gendongannya.

" hai tante, om " sapa Nada setelah iya sampai dihadapan mereka.

" oh, hai eumm Nada ya " tanya Keyla setelah ia melepaskan pelukannya dari Nida, Nda hanya mengangguk sambil menyalami kedua orang tua al.

" cantik sekali kamu nak " ucap pria paruh baya saat nada bersalim kepadanya, Nada tersenyum lembut ke arah mereka.

" wah key ini anak siapa?" tanya Nida dengan girang.

NADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang