5.AKU AKAN DIJODOHKAN 2

28 10 0
                                    

Saat itu aku berdiri sambil menghentak meja.

"Aku tidak mau dijodohkan!!!" Ucap ku dengan nada tinggi.

"PLAKK!" Suara tamparan mama.

Mama menampar pipi kananku.

"Dasar anak gak tau diri!" Ujar mama menunjuk-nunjuk jari telunjuk nya ke mukaku.

Kala itu banyak pasang mata menyoroti ku dan mama sedang bertengkar.

"Sudah-sudah jangan bertengkar, malu dilihat org!" Ujar Bu Tiya, teman mama sambil menahan mama untuk tidak memarahi ku kembali.
Jaka hanya terdiam dan tak mengucapkan sepatah kata pun.
Ia hanya duduk terdiam melihat aku dan mama sedang bertengkar.

Saat itu aku tak mampu membendung air mata lagi, air mata yang ku tahan sedaritadi akhirnya tumpah juga.
Aku menangis dan pergi meninggalkan mama dengan rasa sakit yang sangat perih di pipi ini, bekas tamparan mama. Aku tak menyangka mama bisa melakukan hal itu kepada ku. Aku kecewa dengan mama.

Saat itu aku berlari tunggang-langgang, menenteng sepasang sepatu high heels warna putih. Malam itu awan gelap, suara petir menyambar seolah menceritakan hati yang sedang hancur, kesal, kecewa, dan marah.

Aku pulang ke rumah meninggalkan mama yang masih membicarakan perjodohan itu.

Hujan mengguyur malam yang dingin yang disertai dentuman petir yang sangat dahsyat. Ketika itu aku mencari taxi. Tak lama tibalah taxi yang ku tunggu, Aku memberhentikan taxi itu lalu membuka pintu nya dan masuk ke dalam nya. Di dalam taxi aku tak henti-hentinya kembali meneteskan air mata yang membasahi pipi ini.
Karena masih mengingat kejadian di Cafe tadi.

Selang beberapa menit, tak lama tibalah aku di rumah. Setibanya di rumah aku langsung membuka pintu rumah dan bergegas menuju kamar tidur ku. Di dalam kamar lagi-lagi aku meneteskan air mata.

Tak lama,
Dari kejauhan terdengar suara klakson mobil. Dari bilik jendela kamar, aku melihat bahwa itu adalah mobil Lamborghini warna merah tua milik mama.

"Ternyata mama sudah pulang" Ucapku dalam hati.

Mama membuka pintu, lalu ia menuju kamar ku dan mengetok pintu kamarku.

"Tok,tok,tok"

"Aurel keluar, mama ingin bicara sama kamu" ujar mama sambil mengetok pintu kamar ku terus menerus.

Saat itu aku tidak menghiraukan ucapan mama, karena aku masih kecewa dengan nya. Aku hanya diam dan tidak ingin berbicara dengan mama. Karena aku tau, sudah pasti mama akan memarahi ku lagi.

Mama terus mengetok pintu kamar ku, dan tak lama aku tak mendengar suara ketokan itu lagi.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUJAN MALAM MINGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang