🍁 Curiga
Xavier melangkah dengan langkah pelan memasuki kantor, sambil menelisik setiap sudut kantor cabangnya. Ia terus berjalan masuk, dengan diikuti Jeck dibelakangnya. Begitu pun Rian, ia juga mengikuti setiap langkah Bosnya itu dengan senyuman mengembang.
Ketika Xavier mengedarkan pandangannya, ia melihat ada beberapa karyawan wanita. Memakai pakaian kantor yang begitu ketat di tubuhnya, hingga terlihat kentara lekuk tubuhnya bahkan dada terlihatnya pun mencuat.
"Apakah kalian, berniat bekerja atau ingin mencari pelanggan di sini!? Meskipun aku suka bermain wanita, tapi tidak murahan seperti kalian!"
" Jika tidak ingin dipecat dari pekerjaan kalian, ubah cara berpenampilan kalian saat bekerja di kantorku! Aku sama sekali tidak peduli, kalian telanjang di luaran sana. Tapi, saat di kantorku pakai pakaian yang sopan!" sarkas Xavier dingin.
"Ba--Baik, Pak. Kami akan merubah cara berpakaian kami, tapi kami mohon jangan pecat kami, Pak," mohon beberapa karyawan pada Xavier dengan mengatupkan kedua tangan di sertai perasaan takut.
Xavier hanya acuh tanpa peduli, dan ia melanjutkan langkahnya menuju ruang kantornya yang berada di lantai paling atas gedung. Sampai di kantor, ia langsung duduk di kursi putar dengan gaya angkuh seperti biasa.
"Bawa semua laporan keuangan, dan perkembangan kantor ini, sekarang!" Perintah Xavier pada Rian.
"Ba--Baik, Pak," jawab Rian terbata, setelah itu ia keluar dari kantor Xavier menuju ruangan kantornya.
'Mati, aku! Bagaimana ini, kalau Bos tahu kalau aku sudah banyak mengambil uang perusahaan.'
'Meskipun aku sudah memanipulasi sedemikian rupa, pasti akan ketahuan juga. Semoga saja Bos, tidak banyak membaca laporan keuangan kantor nanti,' batinnya Rian, seraya melangkah menuju kantornya.
Setelah mengambil berkas laporan keuangan, Rian berniat kembali ke kantor Bosnya. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara ponselnya berbunyi.
Drrrttt!
📲Kiran"Hallo, Rian! Sebentar lagi, aku sampai d kantor kamu, dan membawa pesananmu, jadi tunggu aku Sayang," ujar Kiran lewat sambungan telepon, dengan nada cerianya karena ia akan bertemu Rian kekasihnya.
"Ohh ... Iya, Sayang. Nanti kalau kamu sudah sampai, langsung bawa pesananku ke ruang kantorku lantai paling atas, ya."
"Sekarang aku tutup dulu teleponnya, soalnya masih sibuk ini," jawab Rian terburu-buru, karena ia tidak mau kena marah dari Bosnya.
Tut.
Setelah mematikan telepon Rian pun masuk kembali ke dalam kantor Xavier, lalu ia menyerahkan laporkan keuangan itu dengan hati yang resah.
Ketika Xavier ingin memeriksa laporan keuangan kantor, tiba-tiba ia mendapatkan telepon dari kliennya. Ia pun tidak jadi memeriksa berkas laporan keuangan pemberian Rian.
Saat Xavier tengah menerima panggilan telepon, di bawah Kiran baru saja sampai dengan membawa box berukuran besar, yang berisikan kue-kue hasil kreasinya bersama beberapa pegawainya.
Kiran tidak perlu bertanya kepada resepsionis lagi, karena kekasihnya tadi telah memberitahu dimana kekasihnya saat ini berada.
Kiran berjalan dengan riangnya, senyuman tidak pernah lepas dari bibir merah alaminya.
Meski penampilannya saat ini terbilang berantakan, dengan rambut yang mulai kusut dan di wajahnya masih terlihat dibelepoti tepung. Entah ia lupa membersihkan atau tidak, yang jelas di pipi mulusnya masih terdapat tepung yang menempel jelas di wajah putihnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PENGHIANATAN CINTA
FantasyZana Kirania adalah gadis polos dan juga baik hati, dia juga gadis yang ceria. Meskipun sedari kecil dia tidak pernah merasakan kasih sayang dari Ibu kandungnya, dikarenakan Ibunya telah meninggal setelah melahirkannya. Namun dia bersyukur, karena d...