🍁 Khawatir
Di dalam kamar mewah terlihat Xavier baru membaringkan tubuh Kiran di tempat tidur king size miliknya, sejenak ia melihat wajah Kiran yang masih terlihat pingsan.
Tangannya yang kekar terulur secara alami, saat ia melihat beberapa helai rambut menutupi wajah Kiran.
Ia lalu menyelipkan anak rambut itu ke belakang telinga Kiran, dan sesaat ia memandang wajah cantik itu meski terlihat pucat tapi tidak menutupi kecantikan alaminya.
'Ahh, aku harus bagaimana sekarang?' tanyanya pada dirinya sendiri, mengingat di apartemen tidak ada pelayan seperti halnya di mansionnya yang dengan cepat ia suruh-suruh.
Sejenak Xavier berpikir seraya mengedarkan pandangannya kesekeliling, lalu pandangannya mengarah pada lemari besar yang terdapat pakaian miliknya.
Rata-rata warna pakaiannya hanya di dominasi warna putih dan hitam, ia pun dengan cepat melangkah dan membuka lemari kemudian mengambil kemeja hitam milikinya untuk dipakaikan ke tubuh Kiran.
Tidak lupa juga Xavier mengambil pakaian ganti untuk dirinya, mengingat saat ini pakaian yang ia pakai sudah basah semua. Secepat mungkin ia berganti pakaian. Lalu menaruh pakaian basah, yang baru saja ia pakai ke tempat pakaian kotor di samping lemari.
Kemudian ia melangkah mendekati ranjang miliknya, sambil membawa kemeja hitam di tangan kananya.
'Sekarang bagaimana cara aku memakaikan baju ini padanya? Haruskah aku sendiri yang memakaikannya, tapi kalau dia tidak cepat berganti pakaian, dia akan sakit,' guman Xavier sendiri, sambil memandang tubuh Kiran yang terbaring bak putri tidur.
'Bukankah aku sudah terbiasa melihat tubuh telanjang wanita, pasti mudah bagiku melakukannya bukan?' lanjut monolognya.
Setelah berguman pada dirinya sendiri, Xavier naik ke atas tempat tidur dan berniat membuka dress basah milik Kiran yang saat ini masih menempel di tubuh munginya.
Saat ia sudah membuka resleting dress itu, dan ketika hendak menarik dress ke atas tiba-tiba pandangannya jatuh pada paha mulus tanpa cacat itu. Seketika perasaan aneh terselip dalam hatinya.
Degg!
Tangan kekar Xavier tiba-tiba bergetar dengan cepat ia menurunkan kembali dress Kiran, setelah ia melihat kulit mulus bak porselen itu.
"Aggrrh ...,' desahnya frustrasi, sambil mengusap wajah tampannya dengan kasar menghilangkan pikiran mesum yang mulai mengusainya.
Xavier adalah laki-laki normal yang bisa khilaf kapan saja apalagi di situasi seperti sekarang ini, selain di luar hujan deras di depannya terlihat gadis yang begitu memikat dan tentu saja bisa menghangatkan malamnya. Seperti yang biasa ia lakukan dengan, pasangan kencannya.
'Kendalikan iblis yang ada dalam dirimu,Vier. Kamu pasti bisa melakukanya, jangan biarkan dia sakit,' guman Xavier, sambil membelakangi Kiran.
Xavier terus menyemangati dirinya sendiri. Kalau ia pasti bisa mengganti pakaian Kiran, meski tidak harus menyakiti gadis yang terlihat menyedihkan itu.
Saat Xavier sedang menyemangati dirinya sendiri sambil membelakangi Kiran, tiba-tiba ia dikejutkan suara rintihan gadis yang saat ini masih menutup matanya.
''Dingin ...,'' Kiran mengigau.
"Rasanya sakit, Rian. Kenapa kamu tega mengkhianatiku bersama Ibuku, kenapa? Hiks, hiks ...," Kiran terus mengigau, bahkan air matanya juga ikut menetes.
Seketika itu juga Xavier berbalik menghadap Kiran, dan memastikan apakah gadis itu telah sadar dari pingsannya. Tapi ia salah gadis yang ia kira sudah sadar, masih setia menutup matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGHIANATAN CINTA
FantasyZana Kirania adalah gadis polos dan juga baik hati, dia juga gadis yang ceria. Meskipun sedari kecil dia tidak pernah merasakan kasih sayang dari Ibu kandungnya, dikarenakan Ibunya telah meninggal setelah melahirkannya. Namun dia bersyukur, karena d...