🍁 Semakin Membencimu
"Tolong ... tolong Ayah saya, hiks, tolong ...," teriak Kiran, tapi tidak ada orang yang lewat. Hanya terlihat mobil yang berlalu lalang, melaju dengan cepat.
"Ayah, buka mata Ayah. Jangan buat Kiran takut, Yah. Ayo bangun, hiks, Kiran janji tidak akan bandel dan tidak akan buat Ayah khawatir lagi. Tolong buka mata Ayah, hiks, hiks ...," guman Kiran, sambil menepuk lembut pipi Ayahnya pelan.
Saat Kiran tengah panik, melihat keadaan Pak Bagas yang masih menutup matanya, dari kejauhan terlihat Xavier, Jack dan Rian berlari ke arah Kiran yang sedang memangku kepala Ayahnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Xavier cepat, dan langsung berjongkok di depan Kiran.
"Tu--tuan tolong Ayah saya, Tuan. Kejadiannya begitu cepat, dan saya tidak tahu dengan apa yang terjadi tadi. Tahu-tahu A--ayah sudah seperti ini, hiks, hiks ...," jawab Kiran dengan deraian air matanya.
Xavier melihat keadaan Pak Bagas dalam kondisi memprihatinkan, lalu pandangannya mengarah pada Kiran yang tidak berhenti menangis dengan raut wajah ketakutan dan khawatir.
"Kita bawa ke rumah sakit sekarang," ujar Xavier langsung membopong Pak Bagas, menuju mobil yang dibawa sang supir pribadinya.
Xavier sedikit berlari menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari tempat kecelakaan.
Jack yang sigap langsung membukakan pintu, ia masuk duluan dan menerima tubuh Pak Bagas dan meletakkan di pangkuannya. Sedangkan Xavier menunggu Kiran, dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Bawa cepat ke rumah sakit terdekat, aku akan menyusulmu sebentar lagi," titah Xavier cepat pada Jack. "Baik, Tuan," jawab Jack patuh.
"Cepat jalankan mobilnya!" perintah Xavier pada supirnya.
Supir pun mulai melajukan mobil, dengan sedikit kecepatan menuju rumah sakit terdekat. Setelah mobil melaju Xavier menyetop taxi, lalu menunggu Kiran dengan hati tidak sabaran.
Kiran yang mendengar itu langsung mengganggukkan kepalanya cepat. Setelah Xavier membopong Ayahnya pergi, ia ingin berlari mengikuti langkah Xavier.
Namun, netranya tiba-tiba mengarah ke arah Rian sambil melangkah mengikuti langkah Xavier, ia menghampiri Rian yang tersenyum kearahnya.
Plakk!
Plakk!
"Sayang ...," perkataan Rian terpotong, karena ia schok karena mendapatkan tamparan dari gadis yang dicintainya.
"Berhenti memanggilku Sayang, aku tidak butuh dan tidak suka panggilan itu! Ini semua gara-gara kamu, Rian!"
"Aku membencimu, semakin membencimu. Jika terjadi sesuatu yang buruk sama Ayah aku tidak akan pernah memaafkan kamu. Bahkan sampai aku mati sekalipun, aku tidak akan pernah memaafkan kamu," ujar Kiran marah.
Degg!
Setelah mengatakan itu Kiran berlari cepat menuju taxi yang sudah terparkir, Xavier yang sadar akan kedatangan Kiran langsung membukakan pintu.
Setelah memastikan Kiran masuk, pandangannya yang tajam mengarah tepat di mata Rian.
Sedangkan Rian yang mendapatkan tatapan tak biasa dari Bosnya, merasa ada perasaan yang tidak dimengertinya.
'Kenapa Pak Xavier menatapku seperti itu? Apakah Pak Xavier menyukai Kiran, tatapan itu adalah tatapan cemburu. Jika itu benar aku tidak akan membiarkanya, karena Kiran hanya milikku dan sekarang dia butuh aku bukan Pak Xavier,' hatinya Rian sambil memandang taxi yang mulai melaju.
Saat Rian ingin menyetop taxi dan menyusul Kiran, tiba-tiba ponselnya berbunyi tanpa melihat siapa yang menelefon ia langsung menjawab.
"Hallo ...," jawab Rian cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
PENGHIANATAN CINTA
FantasíaZana Kirania adalah gadis polos dan juga baik hati, dia juga gadis yang ceria. Meskipun sedari kecil dia tidak pernah merasakan kasih sayang dari Ibu kandungnya, dikarenakan Ibunya telah meninggal setelah melahirkannya. Namun dia bersyukur, karena d...