Bab 14

507 59 21
                                    

"KEMARILAHHH!!!"

Setelah mendengar ucapan Mia, Rotta dengan teriakan perjuangan meledak seperti seorang yakuza yang melawan 1000 yakuza di film jepang tertentu di kehidupan Endo sebelumnya.

Melawan orang yang lebih banyak darinya, Rotta langsung menggunakan kemampuan buah iblisnya di awal pertarungan. Dengan cat warna-warni yang ada di jarinya di cukup lihai untuk melemparkan cat di mata musuh.

Meskipun masih ada bajak laut yang tidak terkena dengan catnya menyerang dengan pedang yang tidak terawat, Rotta dengan gesit menghindari mereka semua meski kadang akan ada bajunya sobek bahkan kulitnya tersayat dan sesekali akan memberikan pukulan pada bajak laut yang matanya buta karena catnya.

"Apa kau tidak membantunya meong?" tanya Endo kepada Mia setelah melihat pertarungan Rotta yang sedikit menyedihkan untuk dilihat.

"Kapten, kamu tidak perlu lembut dengan orang yang baru dikenal," balas Mia sambil melirik kucing yang ada di pundaknya.

"Bukankah kau cukup kejam?"

"Dunia bajak laut itu kejam, Kapten."

"Ya.. Itu bagus bahwa kau tidak naif sebagai wanita, Mia."

"Fufu.. Bukankah kamu sedikit dewasa untuk seukuran anak yang belum memasuki tahap remaja, Kapten?"

"Berhenti memanggilku seolah-olah aku masih anak kecil. Sebenarnya diriku ini hampir memasuki tahap dunia masyarakat dewasa."

"Fufu.. Katakan lagi nanti saat kamu berada di 10 tahun masa depan, Kapten."

"Yoo.. Rotta apa kau perlu bantuan meong?" Endo mengabaikan perkataan Mia yang menjengkelkan baginya dan beralih untuk berbicara dengan Rotta yang saat ini sedang bertarung.

Rotta yang ditanya oleh kucing kecil imut di pundak wanita cantik tak bisa berkata-kata karena dia dalam keadaan sulit sekarang.

Di awal pertempuran Rotta memiliki sedikit keunggulan karena dia memanfaatkan buah iblisnya untuk membuat lawannya terkejut dan panik.

Tetapi setelah bertarung singkat dan para bajak laut telah mengetahui bahwa kemampuan spesialnya tidak cukup mengancam, ketika mereka dengan hati-hati menjaga mata mereka, mereka mulai berkoordinasi melalui perintah dari sang Kapten.

"Apa-apaan kucing yang bisa berbicara itu?!" salah satu bawahan melihat setelah mengetahui bahwa kucing abu-abulah yang tidak mereka perhatikan yang berbicara.

"Jangan pedulikan itu, cepat kalahkan dan bunuh dia! Setelah itu kita akan memperkosa wanita jalang itu sepuas kalian!" perintah sang Kapten setelah melihat bahwa wanita itu masih sempat tertawa dengan kucing peliharaan di pundaknya.

"OOHHH!!!!"

Semua bawahannya langsung bersemangat ketika mereka mendengar ucapan sang Kapten dengan mata memerah penuh nafsu dan menyerang Rotta lebih ganas lagi.

Setelah beberapa saat berhasil menghindar tebasan dari samping, Rotta melihat bahwa pedang menuju ke arahnya dari depan dan dia sepenuhnya menyadari tidak bisa menghindarinya.

Rotta dengan cepat membentuk tanda silang dengan tangannya agar menghindari kepalanya yang kena tebasan.

Tetapi setelah memejamkan matanya beberapa detik dan membukanya lagi, yang dia lihat adalah seekor harimau api biru setinggi satu setengah meter menggigit pedang di depannya sampai hancur dengan mudah.

Mata Rotta dengan cepat melirik ke arah Endo dan Mia. Dan memperhatikan bahwa Mia masih tersenyum biasa, sedangkan Endo masih tetap duduk di pundak Mia.

"Cepat kalahkan meong!"

Sadar dari perintah kucing, Rotta segera kembali fokus ke pertarungan dengan bajak laut.

Rotta segera mengamuk dan memukuli bajak laut sampai pingsan, sedangkan Ichizu akan membunuh dengan taringnya atau cakarnya yang tajam. Dengan adanya Ichizu membantu, para bajak laut benar-benar tidak bisa melawan.

"Tunggu-tunggu jangan bunuh aku!"

Sang Kapten dari bajak laut sudah duduk terkapar dengan ekspresi ketakutan.

"Aku takkan membunuhmu, aku akan membawamu ke Angkatan Laut un-"

Bahkan sebelum Rotta selesai berbicara sang Kapten merogoh di balik bajunya dan menodongkan pistol ke arah Rotta siap untuk menembak, tetapi sebelum sempat menembak, sang Kapten membeku karena dadanya telah tertusuk oleh ekor Endo berwarna ungu yang sangat panjang untuk mengambil api biru di dalam dadanya.

Setelah api biru keluar di dalamn dadanyaya, sang Kapten sudah mati tidak bergerak.

"Kau masih naif meong," ucap Endo di pundak Mia yang masih di pinggir geladak kapal.

Rotta melihat beberapa api biru yang melayang di sekitar ekor Endo mulai memudar ketika ekor Endo mulai menuyusut menjadi ekor normal. Rotta baru memperhatikan bahwa kucing yang didepannya sebenarnya memiliki dua ekor!

"Apakah mereka semua sudah mati?"

Rotta memprediksi bahwa beberapa api biru yang melayang tadi kemungkinan besar adalah milik para bajak laut yang sudah dibuatnya pingsan selama pertarungan.

"Ya, mereka sudah mati meong."

"Karena kau yang bertarung, semua yang ada di kapal ini milikmu meong." ucap Endo ketika Mia melompat kembali ke perahu kecil mereka dengan diikuti Ichizu.

Hidup di Dunia One Piece!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang