Bab 2: Harimau Putih

899 93 1
                                    


'Krasak' ' Krasak'

Disaat-saat sedang fokus pada tubuh mungilku ini. Aku melihat bahwa semak-semak yang ada di depanku ini bergerak-gerak. Meskipun itu bergerak hanya sebentar lalu berhenti, aku mempunyai firasat buruk tentang ini. Aku melihat dengan jeli dan hati-hati, kemudian tiba-tiba ada sosok yang muncul. Itu adalah harimau!

'Tubuhnya sangat besar. Apakah itu adalah harimau raksasa? itulah yang muncul pertama kali apa yang kupikirkan. Ah, aku lupa bahwa saat ini aku masih dalam bentuk kucing.'

Dengan bulu berwarna putih seputih salju dan pola garis-garis hitam sangat cocok dengan mata kuning ganas yang hanya dimiliki oleh binatang yang ada di puncak rantai makanan dihutan.

Lalu mata yang menakutkan itu tiba-tiba menatapku. Aku langsung membeku kakiku gemetaran tak bisa bergerak untuk lari. Ini adalah pertama kalinya aku melihat seekor harimau tepat didepanku tanpa adanya jeruji besi seperti di kebun binatang! Dan dia kelihatan begitu besar meskipun aku tahu itu efek dari tubuhku berubah menjadi kucing itu menambahkannya sangat menakutkan.

Sekilas matanya yang tajam berubah kelembutan saat manatapku. Karena itu hanya sesaat aku berpikir kalau itu hanya imajinasiku saja. Dia berjalan mendekatiku langkah demi langkah. Aku merasakan bahwa jantungku semakin berdetak lebih kencang saat tiap langkahnya mendekatiku.

Tepat didepanku aku hanya bisa menunduk dan memejamkan mataku. Aku merasakan bahwa leher bagian belakangku digigit.

'Berakhir sudah, berakhir sudah. Apakah aku akan mati? Apakah aku akan mati saat mengetahui bahwa aku berada didunia One Piece? Bahkan aku belum mulai berpetualang dan melihat banyak wanita cantik!' batinku ketakutan dan penuh penyesalan.

'Eh?' gumamku dalam hati kebingungan.

Aku terkejut saat tubuhku terangkat aku mulai membuka mataku dan menoleh untuk memahaminya dan yap aku sedang digendong. Gendongan khas kucing saat membawa anaknya dengan mengigit tengkuknya seperti itulah keadaanku saat ini. Dan entah kenapa rasanya seperti aku tidak bisa bergerak saat digigit di tengkukku aku hanya bisa pasrah mau dibawa kemana.

'Apakah dia ini bukan harimau melainkan seekor kucing yang hanya begitu besar? Tidak, tidak dilihat dari manapun ini adalah harimau. Tapi bukankah seekor harimau sebenarnya adalah kucing besar juga?'

Dengan aku yang sedang berpikir terlalu jauh dengan sesuatu yang tidak penting, aku tidak sadar bahwa sebenarnya aku sudah berada di depan gua.

Saat aku sadar dan melihat didalam gua aku melihat bahwa ada dua anak harimau bulu putih yang sedang meringkuk bersama dengan mata terpejam.

Apakah harimau besar ini mengira aku adalah anaknya? Apakah dia tidak melihat bahwa aku memiliki dua ekor? Aku tak bisa bertanya-tanya kenapa aku dibawa kesini.

Lalu aku mulai diletakkan dekat dengan dua harimau kecil yang imut ini. Saat melihat mereka dari dekat aku tidak menahan akan memeluknya dan bermain-main dengannya! Saat aku mulai jatuh dari tanah aku mulai merasakan bahwa tubuhku bisa bergerak lagi.

Saat menggerak-gerakkan tubuhku aku memperhatikan bahwa kedua imut ini mulai membuka mata. Mata mereka yang satu adalah kuning dan satunya biru yang sangat indah menurutku. Disaat mereka menatapku aku bersumpah melihat bahwa yang bermata biru memiringkan kepalanya dengan tatapan bingung dan ingin tahu, sedangkan yang mata kuning menatapku dengan malas lalu menguap dengan lebar.

Setelah beberapa detik mereka menatapku, bermata biru mulai menerkamku. Karena aku masih takut dengan harimau besar disamping sambil mengawasiku, aku hanya bisa diam dan menerima terkamannya. Aku jatuh kebelakang dan mata biru mulai menjilati wajahku dengan ekor yang bergoyang-goyang kekiri dan kekanan.

Setelah beberapa saat menjilatiku dia mulai melepaskanku dan menoleh ke harimau kecil bermata kuning dengan tatapan tajam dan sedikit geraman. Si mata kuning tetap dengan mata malasnya, menatap harimau kecil mata biru lalu ganti mulai menatapku. Dia mulai bangun dan perlahan berjalan kearahku. Tepat didepanku dia menjilat wajahku. Tetapi yang satu ini hanya menjilatku sekali dan mulai berbalik berjalan menuju ketempatnya tadi untuk siap tidur lagi dan tidak lupa dengan menguapnya yang malas.

'Eh, apa itu tadi? Apakah jilatan tadi salam perkenalan?
Apakah mereka benar-benar binatang buas?' pikirku dengan bingung karena tindakan mereka seperti manusia yang satu super aktif dan satunya super malas.

Hidup di Dunia One Piece!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang