Part 10. Haris si Perusuh

11 3 0
                                    

❝Masih banyak sekat yang belum aku singkirkan. Demi mendekatimu. -Adhyasta Haris❞

MALAM minggu ini Haris sedang menjadi perusuh di rumah Fely. Lelaki itu duduk di samping kiri Fely, sementara cowok bernama Adnan-Adnan itu duduk di samping kanan. Ketiganya duduk di atas karpet bulu di ruang tamu. Fely dan Adnan sedang membahas tentang El Café's yang katanya akan direnovasi lagi. Sedangkan Haris menyimak ogah-ogahan.

"Jadi gak perlu didekor ulang ya, Mas." Netra Fely melihat laptop yang menampilkan dekorasi El Café's, yang akan direnovasi. Haris diam-diam mengintip.

"Iya gak perlu. Jadi, cukup cat ulang untuk beberapa bagian aja. Dan juga penambahan beberapa furniture yang baru, supaya menambah minat pengunjung, juga kenyamanan tersendiri," jelas Adnan-Adnan itu.

Adnan-Adnan itu sepertinya tiga tahun di atas Fely. Sikapnya yang kalem, murah senyum dan ganteng-ayolah, seorang Haris harus mengakui itu. Sampai-sampai Fely menatapnya tanpa kedip. Cewek itu naksir Adnan-Adnan itu?

"Untuk lantai dua menurut Mas, gimana?" tanya Fely.

Haris geli sendiri mendengar kata 'Mas' terlontar dari mulut Fely sebagai kata sapaannya.

Adnan-Adnan itu kembali menatap laptop, yang menampilkan desain gambar untuk lantai dua yang ia desain sendiri. "Sama seperti lantai satu. Tapi, mungkin lebih santai. Seperti seolah-olah mereka ingin terus berkunjung."

Di sungguh malam ini, tatapan Fely masih sangat terpukau menatap Adnan-Adnan itu. Apakah karena cowok itu memakai gaya bicara terkesan serius dan bikin adem hati? Ah, Haris muak harus mengakui itu juga.

Sedari tadi Haris sedang asyik menye-menye, mengikuti perkataan Adnan-Adnan itu tanpa bersuara. Nyinyir. "Haaah, gue laperrr lhooo," kata Haris, matanya sengaja melirik dua sejoli yang sejak tadi mengacuhkan dirinya.

Fely sepertinya mendengar ucapan Haris. Namun, gadis itu bersikap tak peduli. Bahkan menoleh pun tidak.

"Yang harus ditambahin dan dikurangin untuk furniture apa aja, Mas?" tanya Fely.

"Penambahan ada di kursi sama meja, hiasan dinding, ganti lampu tumblr yang udah mati. Kalau untuk pengurangan... kayaknya gak ada. Mungkin untuk kursi sama meja yang udah gak layak dipakai bisa didaur ulang lagi."

"Fely gue laper," ujar Haris sambil mengoyang-goyangkan lengan Fely.

Merasa terusik gadis itu pun menyentak tangan Haris. "Ih apa-apaan sih lo!"

"Laper, Fel." Haris sengaja mengeluarkan puppy eyes-nya berharap Fely luluh.

"Ya makan sana!"

"Maunya ditemenin sama lo, ya? Ya? Ya?"

Fely merotasikan bola netra jengah. "Gak usah kek anak kecil deh!"

"Maunya sama, Fely," rayu Haris sekali lagi.

Lagi-lagi, Fely merotasikan bola netranya. Tatapan sebalnya terpatri karena tingkah laku Haris yang seperti perusuh saja. Cowok itu sengaja bertingkah seperti itu. Namun sepertinya Fely tak peduli dengan rayuan Haris, memilih kembali fokus pada Adnan-Adnan itu.

Argh, oke, panggil Adnan saja agar tidak merepotkan.

"Belanja buat barang-barangnya kapan, Mas?"

Adnan seolah sedang berpikir sejenak untuk menentukan waktu yang tepat. "Besok aja deh. Kalau jam-nya bisa diatur, nanti aku WhatsApp kamu," ucapnya pada Fely.

AdiosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang