|Vlieger| Indomilk cokelat

59 19 10
                                    

"Hobi banget bikin anak orang terbang."




Tertanda
Denaya Alverta Langarora

21:20
2018, Jakarta

Happy Reading❤
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Denaya berjalan seorang diri menuju kantin. Sedangkan kedua temannya sedang berada dikantor guru untuk hafalan Kimia. Denaya berjalan dengan santai, tak peduli dengan tatapan para siswa yang berada disekitarnya. Langkah Denaya mendadak berhenti ketika seseorang memanggilnya dari arah belakang. Sontak Denaya langsung memutar badan mungilnya itu.

Jantung Denaya berpacu lebih cepat dari sebelumnya. Mendadak hati nya menjadi tidak karuan. Entah ia harus bahagia, sedih, berteriak, atau menangis. Otak nya tidak sinkron dengan hatinya.

"Dek, maaf buat kemarin." ujar Bara yang berdiri dihadapan Denaya.

Denaya hanya tersenyum kecil. Senyum miris lebih tepatnya. Lalu ia mengangguk dan berbalik badan untuk pergi ke kantin.

Dengan cepat Bara menahan langkah Denaya. Tangannya meraih tangan milik Denaya. Denaya memejamkan matanya. Ia tak mengerti mengapa hati nya merasa se sesak itu. Padahal Bara hanya membatalkan rencana untuk menghantarkan ia membeli perlengkapan Persami. Denaya memutar kembali tubuhnya untuk menghadap ke Bara.

Denaya mengulas senyum, "Iya gak apa-apa. Aku udah nitip ke Febi kok." ujar Denaya sambil melepas tangan Bara yang menggenggam tangan miliknya.

"Terus kenapa kamu gak bales chat kakak? " tanya Bara yang penuh rasa bersalah.

"Aku lupa bawa handphone."

"Terus kenapa di read doang?" tanya Bara lagi.

"Aku sibuk."

Jawaban Denaya membuat Bara semakin bersalah. Bara mengerti bahwa ia salah. Seharusnya ia datang ke parkiran sebelum pergi. Bukan tanpa alasan Bara membatalkan janji nya untuk menemani Denaya. Ia terpaksa, sangat terpaksa.

"Aku juga tau ko kak Bara emang sibuk. Jadi gak apa-apa ko." ujar Denaya yang masih sempat-sempat nya tersenyum walau hati nya sangat meminta ia untuk menangis sekarang. Entahlah, mengapa Denaya menjadi cengeng hanya karena Bara.

"Kakak terpaksa batalin janji kakak." ucap Bara penuh penyesalan.

"Iya gak apa-apa kak. Aku ke kantin dulu ya." seru Denaya lantas meninggalkan Bara seorang diri.

Untung saja lorong kantin sepi. Jadi, tidak ada orang yang tau pembahasan Bara dengan Denaya.

Denaya hanya mengambil minuman dingin dikulkas milik Mang Kodir lantas membayar nya. Ia tau bahwa Bara mengikutinya. Sebab itu Denaya mengurungkan niat nya untuk makan dikantin. Lagian ia tak biasa makan sendiri apalagi dikantin sekolah.

"Kenapa neng? Ko mukanya sedih gitu? Abis dikecewain pacar ya?" tanya Mang Kodir yang niatnya hanya untuk menggoda Denaya.

"Gak ko mang." sahut Denaya mengulas senyum terpaksa.

Setelah membayar, Denaya langsung pergi dari kantin dan kembali menuju ke kelas nya. Bara yang melihat Denaya hanya melewati nya tanpa melihatnya hanya bisa diam.

Vlieger [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang