4 | Kabur (Pt.1)

352 51 17
                                    

"Kurang ajar lo! Ajarin napa, kok kalian berdua bisa sedeket itu? Gue juga pengen," ucap Raka mengejar Angga dengan wajah yang sedih. Angga tak menghiraukan perkataan sahabat di belakangnya itu. Ia juga sebenarnya tidak mengetahui bagaimana semua itu terjadi. Mungkin memang sudah di atur oleh yang maha kuasa untuk terjadi, apa biasanya hal itu disebut? Oh, takdir.

"Ga, kira-kira apa yang mereka omongin ya?" Kini topik pembicaraan berubah menjadi gosip dengan begitu cepat oleh Raka, Angga benar-benar tak paham dengan jalan pikir sahabatnya yang satu ini.

"Hmm, gatau."

"Kayaknya sih yah, mereka udah mulai mau pedekate nih. Kayaknya mereka ngomongin kencan pertama mereka," celoteh Raka membuat Angga menggeleng-gelengkan kepala. Dia memang mirip dengan Ucup, Angga jadi merindukannya.

"AHHHHHH!!!"

Angga dan Raka tersentak terkejut ketika melihat Syakira sedang di serang mendadak oleh guru mereka—Pak Taufiq. Ketika Raka melihatnya tentu saja ia segera berlari secepat mungkin mencoba menyelamatkan Syakira.

BRUK!

Satu pukulan berhasil di lemparkan oleh Raka tepat di pipi pria itu. Ia segera berdiri di depan Syakira untuk menghalangi Pak Taufiq agar tidak menyerang Syakira lagi.

"WOY! LO GILA?" Bentak Raka yang pastinya dialah yang sudah gila karena telah membentak gurunya sendiri, tapi kali ini ia memang telah marah besar.

Angga berlari menyusul mereka lalu menatap pintu belakang bus yang telah dibuka oleh Syakira. Syakira di serang ketika ia membuka pintu tersebut.

"Lo gapapa?" Tanya Raka tanpa mengalihkan pandangannya dari Pak Taufiq.

"I-iya gue gapapa Rak."

"Lo udah gila yah?!?" Raka kembali membentak gurunya yang masih terdiam di atas tanah akibat pukulannya tadi.

"Rak..." Panggil Angga perlahan.

"Apa Ga??? Lo mau nasehatin gue gara-gara ga sopan sama guru sendiri???" Ucap Raka dengan raut wajah kesalnya. Ia benar-benar akan membunuh guru di hadapannya ini sekarang.

"Mundur..." Ujar Angga mencoba tenang sembari menatap sesuatu dibalik pintu.

"Kenapa gue harus mundur??? Udah lah biar gue habisin aja guru satu ini!" Ucap Raka keras kepala.

Angga segera menutup pintu itu dengan kencang ketika melihat salah satu murid mencoba keluar dengan berjalan pincang ke arahnya. Mendengar bunyi mengejutkan tersebut Raka dan Syakira ikut menoleh ke arah Angga, begitupun Pak Taufiq yang segera berdiri dan hampir menerkam Raka di hadapannya.

"RAKA!!!"

Raka berhasil lolos dari terkaman tersebut. Ia segera menendang kepala Pak Taufiq dengan kencang hingga ia terpelanting ke dekat ban bus.

Mereka bertiga pun berlari secepat mungkin menjauh dari pria gila tersebut.

Rafael, Aurel, dan Selena datang dari arah berlawanan dan segera mengecek sahabat mereka masing-masing.

"Lo gapapa?" Tanya Rafael pada Raka. Raka hanya mengangguk dengan napas yang terengah-engah. Selena dan Aurel pun segera memeluk Sahabat mereka. 

"Gue bilang juga jangan sendirian! Bandel amat sih," ujar Selena khawatir dengan Syakira. Syakira hanya tersenyum lalu kembali memeluk sahabat-sahabatnya.

"Di dalem bus..." Ucap Angga namun dengan napas yang tak teratur.

"Kenapa di sana??" Rafael terlihat paling khawatir saat ini, ia bisa gila membayangkan jika sahabat-sahabatnya kesakitan dengan mengerikan di hadapan nya seperti Ucup tadi.

SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang