15 | Gue suka sama lo

349 41 3
                                    

Keenam remaja itu pun berlari menuruni tangga darurat. Walaupun beberapa senter ponsel telah menerangi daerah tersebut namun tetap saja pencahayaannya masih belum cukup untuk mereka.

"Tunggu-tunggu!!" Tiba-tiba Angga menghentikan seluruh langkah teman-temannya.

"Kenapa Ga?" Tanya Raka dengan napas tak teratur.

"Kayaknya ada orang dari bawah," ujar Angga sembari menatap ke bawah, jujur mereka benar-benar ketakutan. Mereka tidak tahu apakah yang akan datang seorang manusia atau makhluk menyeramkan itu.

"Kalau kita ke atas, nanti ada Zombi yang tadi. Kalau kita ke bawah..." Ujar Selena merasakan dilema.

Ketika mendengar langkah kaki orang tersebut semakin dekat, Rafael dan Angga segera berdiri di depan para wanita sedangkan Raka dan Gibran berjaga di belakang mereka.

"Gue takut," ujar Syakira tiba-tiba memeluk Raka. Raka yang terkejut mendapat dekapan tersebut hampir saja jantungan. Bahkan sepertinya Syakira dapat mendengar detak jantung Raka yang berdegup semakin cepat.

Selena pun merasakan hal yang sama. Ia sangat ketakutan, bahkan ini lebih menyeramkan dari film 'Train To Busan' dan 'World War Z' atau mungkin film Zombi lainnya.

Selena menggenggam erat pundak Angga di depannya, ia tak bisa menghadapi ini semua, ia hanya ingin kembali ke masa lampau dan bergurau bersama Ayahnya lagi. Ia sangat merindukannya.

Angga merasakan telapak tangan seseorang mencengkeram erat bahunya, kemudian ia menoleh ke belakang dan menatap sang pemilik tangan tersebut. Ia terkejut ketika mendapatkan Selena yang sedang ketakutan. Angga merasakan bagaimana takut dan khawatirnya Selena sekarang, mungkin ia perlu menghibur dan meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja.

"Tenang Sel, gue bakal jaga lo," ujar Angga sembari membalas genggaman Selena dengan lembut.

Selena menatap pria bergigi kelinci dihadapannya lalu ia tersenyum, mendengar ucapan Angga rasanya hati Selena terasa lebih baik, "Makasih Ga..."

Beberapa saat kemudian makhluk tersebut muncul, mereka semua sangat terkejut ketika melihat wajah seseorang di hadapan mereka.

"Dokter Raihan??"

Dokter Raihan pun sama terkejutnya ketika melihat pasiennya berkeliaran pada malam hari ketika rumah sakit sedang mati lampu.

"Kalian ngapain disini? Kembali ke kamar kalian! Bahaya kalau kalian berkeliaran, saya baru dapet berita salah satu perawat bertingkah aneh dan ciri-cirinya hampir sama seperti yang di sebutkan Aurel tadi sore...." Dokter Raihan memberikan jeda pada perkataannya sehingga membuat keenam remaja tersebut bingung.

"Mana Aurel?" Lanjutnya.

"Kita mau cari Aurel Dok, Aurel ga balik-balik ke kamar dari semenjak ke ruang Dokter," ujar Rafael yang sangat khawatir.

"Loh? Perasaan saya... Yaudah kalian cari duluan nanti saya bantu, saya mau lihat pasien di lantai 3-"

"JANGAN!!" Keenam remaja itu serentak mengatakannya pada Dokter Raihan. Sedangkan lawan bicara hanya tersentak terkejut melihat kekompakan pasien-pasiennya.

"Kenapa?" Tanya Dokter Raihan kebingungan.

"Di lantai 3 ada Zombi Dok, kalau Dokter mau bunuh diri, mending gantung diri aja-"

Sebelum menyelesaikan perkataannya, Raka telah mendapatkan pukulan dari Syakira di lengannya.

"Maksud saya, lebih baik mati gantung diri daripada dimakan Zombi Dok," ujar Raka sembari menampilkan gigi rapihnya.

SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang