10 | Lo gaboleh sakit

354 45 4
                                    

Rafael dan Aurel menatap sebuah benda tajam yang di letakkan dihadapan mereka. Bentuknya memang benar-benar mengerikan, pantas ia dapat menembus kulit Raka.

"Apa ini?" Tanya Dokter bernama Raihan kepada mereka berdua.

Rafael dan Aurel saling bertatapan.

"Kuku," ujar Rafael menatap Dokter tersebut.

"Saya tau ini kuku, tapi kuku siapa ini? Manusia macam apa yang punya kuku seburuk dan semengerikan ini? Bahkan tidak ada penyakit di dunia ini yang bisa mengakibatkan kuku kalian seperti ini," ucap Dokter itu. Rafael dan Aurel kembali saling menatap. Apa mereka perlu menceritakan seluruh kejadian tersebut pada orang di hadapan mereka?

"Itu kuku manusia Dok," ujar Aurel. Raihan mengerutkan dahinya.

"Tapi dia bukan manusia sepenuhnya," imbuh Aurel membuat Raihan kebingungan.

"Maksud kalian?"

Rafael meraih ponselnya lalu menunjukan sebuah foto kepada Raihan. Raihan tersentak melihatnya. Ada apa dengan orang di foto itu? Kenapa dia seperti itu? Apa ia sakit?

"Ada apa dengan pria ini?" Tanya Raihan.

"Dia orang yang nyerang sahabat saya Dok. Setelah itu, sahabat saya punya luka yang serius. Orang di foto itu yang memiliki kuku seperti ini," ujar Rafael pada Raihan. Raihan menatap Rafael dan Aurel bergantian.

"Lalu bagaimana kuku ini ada di kaki Raka?" Tanya nya yang masih tidak mengerti.

Aurel dan Rafael segera menceritakan seluruh kejadian yang menimpa mereka hari ini. Raihan tidak tahu harus mempercayai mereka atau tidak, tapi memang bukti menunjukan bahwa semua hal itu benar dan nyata.

"Hanya kalian yang selamat?"

"Iyah Dok, semua teman-teman kita ada di dalam bus itu," ucap Aurel. Raihan terdiam, sepertinya ini adalah masalah yang cukup serius.

"Yasudah, terimakasih El, Aurel. Kalian bisa kembali," ucap Raihan menampilkan senyuman manisnya.

"Makasih Dok," ucap mereka lalu keluar dari ruangan Dokter Raihan.

Raihan menatap kuku mengerikan dengan panjang hampir 3 cm di atas meja kerjanya itu. Dengan cepat ia meraih ponselnya lalu menekan-nekan angka yang tertera di layar.

"Halo?"

"Ini gue Raihan," ujarnya pada seseorang di seberang sana.

"Gue udah nemu apa yang lo cari," ucapnya seraya memegang kuku tersebut.

"Oh ya, gue juga udah nemu mereka," ucapnya sembari menatap kedua remaja di luar ruangannya.

-o0o-

"Lo kenapa?" Tanya Rafael pada Aurel yang terlihat murung sejak tadi. Aurel menggeleng dan tak menjawab pertanyaan Rafael.

"Beneran? Cerita aja kali, anggap aja gue sahabat deket lo," ujarnya membuat Aurel tersenyum.

"Kayaknya lo emang udah jadi sahabat deket gue deh." Rafael terdiam ketika mendengar ucapan Aurel, lalu ia tersenyum.

"Kalau gitu kenapa ga cerita?" Tanya nya.

"Bukan apa-apa kok El, ga penting."

Rafael menatap gadis disampingnya. Semua tentang lo penting buat gue Rel, batinnya. Ia ingin mengatakan hal itu, tapi bibirnya sangat kaku dan keberaniannya sangat kecil. Ia mengutuk dirinya sendiri karena hal itu.

"Whooaa!" Aurel menguap. Ia kurang tidur hari ini. Badannya juga terasa tidak baik. Sepertinya ia akan jatuh sakit.

"Lo ngantuk?" Tanya Rafael, Aurel mengangguk.

SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang