8 | Selena (Pt.2)

350 40 8
                                    

Selena menatap ponselnya, ia sedang melihat sebuah foto seorang pria dan gadis kecil yang digendong olehnya. Beberapa menit kemudian Selena menangis. Ia merindukannya. Ia ingin pulang. Seharusnya ia tidak mendengarkan ucapan Ayahnya waktu itu. Seandainya ia menolak permintaan Ayahnya untuk mengikuti study tour ini, mungkin ia tidak akan berada dalam situasi yang mengerikan seperti saat ini.

"Papah bandel sih. Udah aku bilang aku gamau ikut, aku mau jaga Papah dirumah aja. Tapi Papah tetep aja maksa aku ikut. Sekarang aku gatau aku bisa balik ke rumah lagi atau engga," ucap Selena menangis di depan sebuah kaca besar di kamar mandi.

"Aku kangen Papah, aku mau pulang. Aku takut disini Pah, aku takut."

Selena mengusap pipinya berkali-kali karena basah oleh air matanya. Sejak semalam ia menahan dirinya untuk tidak menelepon Ayahnya, ia takut membuatnya khawatir dan membuat penyakit Ayahnya bertambah parah. Tetapi tidak dapat ia pungkiri bahwa dirinya sangat merindukan Ayahnya. Ia ingin sekali meneleponnya. Ia ingin bertemu dengannya. Ia ingin memeluknya. Ia ingin pulang...

Setelah beberapa menit ia menangis, Selena mencuci wajahnya agar teman-temannya tidak menyadarinya kalau ia habis menangis. Ia meletakkan ponselnya di dekat wastafel dan membasuh wajahnya dengan air dari keran. Setelah ia selesai, ia menatap dirinya di cermin.

Selena terkejut. Matanya membelalak. Bukan karena wajahnya, tapi karena sosok makhluk yang ia lihat berada di sampingnya melalui cermin.

Selena segera menoleh. Itu Bapak supir mereka. Ternyata Syakira dan Aurel benar. Pria ini telah berubah menjadi Zombi.

Selena memandang pria itu dengan ketakutan. Pria itu benar-benar tampak mengerikan. Bibirnya hitam, wajahnya pucat, matanya seratus persen berwarna putih, dan mulutnya dipenuhi oleh darah.

Selena bergemetar, apa yang harus ia lakukan? Pria itu terus memandangnya tanpa memberi pergerakan. Ia takut pria ini dengan tiba-tiba menerkamnya. Lalu kemana ia harus pergi? Ia tidak bisa keluar kamar mandi, karena pria ini menghalangi pintu keluarnya.

Selena memandang sekelilingnya. Lalu matanya berhenti di suatu tempat. Ketika ia menemukan tempat yang tepat untuk bersembunyi ia langsung berlari ke tempat tersebut. Melihat Selena bergerak, Zombi itu langsung mengejar Selena.

Selena masuk ke salah satu kamar mandi dan menguncinya. Sedangkan Zombi itu terus memukul-mukul pintu kamar mandi. Selena meraba saku celananya dan ia baru sadar. Ponselnya ia tinggalkan di dekat wastafel tadi.

"Ya ampun, terus bagaimana aku minta tolong?"

-o0o-

"Selena ada di kamar mandi," ucap Angga membuat semua orang terkejut.

"APA??"

"Tapi bukannya tadi dia—"

"Dia buang sampah disitu, gue yakin dia ke kamar mandi."

"Ga, lo serius??" Tanya Rafael.

"Gue yakin seratus persen El, biar gue kesana."

"Eh-eh-eh!" Raka menahan lengan Angga dan menggeleng.

"Bahaya Ga," ucapnya dengan wajah yang khawatir.

"Gimana kalau Syakira yang ada di dalem sana?" Ucap Angga berhasil membungkam Raka. Angga menepis pegangan Raka lalu segera berlari ke arah kamar mandi.

Melihat sahabatnya pergi, Raka dan Rafael tidak dapat membiarkan ia sendiri. Mereka harus menemani dan membantu Angga.

"El, lo tetep disini!" Ucap Raka, tapi Rafael tak mengerti. Ia tidak mau meninggalkan Angga disana sendirian.

SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang