Perlahan mataku membuka, melihat sepercik sinar matahari yang terik, arlojiku menunjukan waktu pukul 1 siang. Bis berhenti di terminal, aku dan Ulfa tak langsung meluncur pulang kerumah, kami pergi kemushola terdekat untuk melaksanakan sholat dhuhur.
Pupil mataku melihat ada sebuah mushola kecil di pinggir jalan itu. "Fa kayaknya di sana ada mushola, kesana aja yuk."
"Yaudah ayok, biar nanti sampai rumahmu lebih cepat, jadi kita bisa istirahat."
Kami berjalan menuju mushola tersebut. Saat sampai di mushola tersebut, ada seorang lelaki gundul seperti sedang berdzikir. Namun aku menghiraukannya.
Kami ambil wudhu lalu sholat.
"Ini kita makan dulu atau langsung pulang aja?" Tanyaku pada Ulfa.
"Langsung pulang aja, badanku sakit semua tau, pengen tiduran nih badan." Ucap Ulfa.
"Ok."
"Btw, kita naik apa ke rumah kamu?" Tanya Ulfa.
"Naik delman aja, asik tau." Ucapku.
"Yaudah ayok. Aku juga udah lama nggak naik delman." Ucap Ulfa dengan tertawa.
"Ya udah, yuk cari delmannya."
Kami berjalan mencari delman.
"Pak ke alamat ini bisa?" Tanyaku sembari menunjukan kertas.
"Kebetulan bapak juga desa situ, bapak juga udah mau pulang ini,ayok neng, naik aja." Ucap si bapak.
"Iya pak." Ucapku.
Aku dan Ulfa naik delma tersebut , sungguh indah alam desa, hamparan sawah yang luas, gunung gunung berjejeran, pohon pohon hijau, sungguh indah sekali.
"Ternyata masih alami banget ya Fai?." Ujar Ulfa.
"Iya." Ucapku sembari tersenyum.
"Wah bisa bisa betah nih di sini." Ucap Ulfa yang membuatku tertawa.
~~~~~~~~
Kami sampai di depan gang Rumahku.
"Makasih ya pak." Ucapku sembari menyodorkan uang kepada si bapak.
"Nggak usah neng, gratis buat neng berdua." Ucap si bapak.
"Beneran pak?" Ulangku.
"Iya neng."
"Makasih banyak ya pak. Semoga rejekinya nambah lancar. Amiin." Ucap Ulfa.
"Amiiin."
Bapak itu pergi meninggalkan kami di depan gang Rumahku.
Ulfa seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Kenapa Fa?"
"Mana Rumah kamu?"
"Rumah nenek aku." Ucapku.
"Iya itulah pokoknya." Ucap Ulfa.
Aku hanya diam berjalan menuju rumah nenek. Tiba tiba Ulfa mengehentikan langkahku.
"Failah tunggu."
"Ada apa Fa?" Tanyaku heran.
"Inikan pesantren?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Khitbah
RomanceKetika Rasa benci berubah menjadi benih" cinta yang merubah definisi yang pernak aku keluarkan.