9 tahun setelahnya.
Elina baru saja keluar dari mobilnya dan memasuki sebuah restaurant. "Hai darling." Sapa ibunya. Baru beberapa hari ini dia di ijinkan membawa mobil setelah usianya menginjak 24 tahun.
"Hai Mi." Elina mengecup pipi ibunya mesra.
"Bagaimana pelatihannya?"
"Tidak buruk." Elina membuka kacamatanya, "Berikan aku jus jeruk satu." Katanya kepada salah satu pelayan.
"Mami akan kesepian kalau kamu akan berkuliah lagi nanti." Rajuk ibunya dan duduk di hadapannya dengan mata sendu.
"Oh Mam... Elina akan pulang setiap liburan semester bukan? Tak akan jadi masalah." Tambahnya.
"Apa kabar dengan Brady?"
Mendengar nama Brady, Elina hanya terdiam. "Entahlah... dia tak ada menghubungiku beberapa waktu ini." Memang benar setelah malam itu, Brady dan Elina memutuskan untuk pulang karena ayah Brady sedang membutuhkannya di rumah. Rencana mereka untuk menghabiskan waktu di luar bersama berantakan begitu saja. 1 bulan setelahnya Brady berhasil meyakinkan orangtuanya dan memasuki pelatihan di Prancis seperti yang di idamkannya. Elina awalnya sangat terguncang tetapi dia memilih memaklumi, toh ini demi mimpi mereka. Ibu Elina sudah meninggalkan Elina yang tenggelam dalam lamunannya. Jus jeruk juga telah terhidang di hadapannya. Di akuinya, Elina memang sangat merindukan Brady. Selama 9 tahun ini dia sangat setia akan janji pertunangan mereka. Elina mulai menyeruput pelan jus jeruknya. Sudah 2 tahun dia tinggal sendiri di apartemen yang di sewanya. Apartemen itu dekat dengan kantor kejaksaan tempatnya magang setelah lulus dari salah satu universitas hukum terkenal negeri.
"Mi, aku harus pergi." Elina meraih tasnya dan kembali ke halaman parkir. Saat memasuki ruangannya, Elina terkaget. Brady sudah berdiri di sana dengan gagahnya. Senyum lebar menghiasi wajahnya.
"Hai baby." Sapanya dengan suara baritone. Bahkan suaranya pun sudah berubah, jauh lebih dewasa. Elina menjatuhkan tasnya seketika. Tubuhnya mematung. Air matanya mengalir, betapa dia merindukan pria ini. Mereka hanya berkomunikasi lewat suara. Brady tidak pernah ingin menggunakan media video call. Bagaimana Brady bisa memasuki apartemennya? "Ah.. aku meminta kunci serep kepada satpam di bawah dan dia memberikannya. Aku mengatakan bahwa aku adalah tunanganmu." Brady mendekatiku perlahan. "I missed you." Brady meraih tubuhku dalam pelukannya.
Aku memukulnya keras seketika sambil menangis. "Kamu jahat! Meninggalkanku begitu saja."
"Ssssshhhhh. Aku minta maaf untuk itu." Brady memegang kedua pipiku. "Aku akan melakukan apapun untuk menebusnya."
Elina berusaha melepaskan pelukan Brady, "Lepaskan aku. Aku masih kesal terhadapmu." Kata Elina.
"Oh really?" goda Brady dan mengecup bibir Elina dalam. Elina tidak bisa pura-pura kali ini, dirinya sangat merindukan sentuhan Brady. Tangannya seketika melingkari leher Brady erat, membiarkan lidah hangat Brady menyusuri seluruh rongga mulutnya. Lengan kokoh Brady mengangkat tubuhnya dan membawanya menuju kamar. Dengan terburu-buru Brady mulai membuka seluruh baju yang di kenakannya beserta celana dalam. Elina pasrah dalam hipnotis mantra cinta Brady. Melihat tubuh Brady yang semakin maskulin, wajahnya yang sangat tampan dengan rahang kokoh. Otot keras yang menghiasi setiap sisi tubuhnya yang tinggi dan besar. Elina jelas tidak akan menolaknya. Brady mulai membuka kaosnya dan celana panjang yang di kenakannya. Mata lapar Elina mengikuti jemari Brady yang bergerak cepat. Napas Brady mulai berat dan memburu.
"So beautiful." Brady memandangi tubuh telanjang Elina berkabut. "Kamu tidak bisa membayangkan betapa aku begitu merindukanmu 9 tahun ini." Ungkap Brady serak. Elina berusaha menutup dada dan kewanitaannya dengan kedua tangan. Brady adalah pria pertama yang pernah melihatnya seperti ini secara langsung. Tangan Brady membuka kedua tangannya. Elina bisa melihat jelas jakun Brady yang naik turun karena menelan ludah keras. Napasnya semakin keras terdengar, seakan dia menahan sesuatu yang berat. Lidahnya mulai bergerak lincah di antara sela leher dan pundak Elina. Erangan lembut terdengar dari bibir basahnya. Tidak bisa di pungkiri dia sudah sering kali menonton film biru, tetapi mengalami langsung seperti ini sangatlah berbeda. Tanpa sadar jemarinya sudah meraih kejantanan Brady yang menegang keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Pie (COMPLETED)
RomanceWARNING!!! 21+ (Sudah di peringatkan ya. Jangan ngeyel yang belum cukup usia.) *Belum diedit sedikitpun. Penuh gramatikal eror.* SPICY... SPICY.... SPICY.... Sebuah cerita perselingkuhan dari berbagai sudut pandang yang berbeda.