Pagi harinya, Brady bangun pagi-pagi buta. Elina masih tertidur dengan memeluk tubuhnya. Brady tersenyum dan mengecup kening Elina lalu bangkit mencuci mukanya. Brady tak lupa menggosok gigi dan meminum segelas air mineral. Dirinya mengambil kunci mobil Elina beserta dompet miliknya. Brady mengemudikan mobil itu menuju pasar tradisional terdekat. Setidaknya kulkas itu harus penuh dengan bahan-bahan segar termasuk buah-buahan. Brady membawa pulang 3 kantong besar berisi bahan pokok dan melirik jam digitalnya yang menunjukkan pukul setengah 7. Sebentar lagi Elina pasti terbangun, begitu pikirnya dan mulai menyusun barang belanjaannya di dalam kulkas tersebut. Brady pun menyiapkan bahan untuk sarapannya dan mengambil beberapa apel untuk di jadikan jus. 1 jam kemudian Elina memasuki dapurnya dan mendapati Brady sedang menyusun nasi goreng di atas dua piring. Brady tersenyum melihat wajah mengantuk tunangannya tersebut.
"Sarapan dulu." ajaknya.
"Hum." Elina mengambil posisi duduk, jus yang sudah terhidang di teguknya dengan cepat. Namun wajahnya berubah masam seketika.
"Why?" tanya Brady aneh.
"Aku habis menggosok gigi lalu meminum jus ini... rasa asamnya." Wajah Elina masih mengkerut.
Brady tertawa dan meletakkan teflon kembali diatas cucian piring. Dirinya mendekati Elina dan meraih kedua pipinya dengan kedua tangannya. Bibir Brady seketika mengulum bibir Elina dalam, Elina sulit menolak dan segera melingkarkan lengannya di leher Brady. Entah apa yang merasukinya, dia menjadi mudah untuk terangsang. 5 menit kemudian Elina masih menolak melepas bibir Brady seakan itu menjadi sarapan favoritenya.
"Sa...sayang..." Brady berusaha melepaskan bibirnya namun Elina kembali mengulumnya cepat. Brady bahkan harus memegang kedua sisi pinggang Elina untuk menjauhkannya. "Sarapannya akan dingin."
Napas Elina memburu dan bangkit berdiri. Lengannya masih memeluk leher Brady. "Setubuhi aku." Pinta Elina serak. Matanya berkabut penuh birahi menatap mata Brady yang sama berhasratnya.
"No." Brady menolaknya. "Kamu harus sarapan dulu. Aku bisa memberikan itu nanti, bahkan seharian ini kita bisa melakukannya tanpa henti." Goda Brady.
"Please...." Pinta Elina, dia tahu tidak akan bisa berhenti. Perut bawahnya sudah lembab. Kejantanan Brady sudah mulai mengeras di balik celananya, Elina yakin Brady tidak akan bisa menolak.
"Sayang..." Brady kembali mencoba menyakinkan tetapi bibir basah Elina kembali mengulum bibirnya tanpa memberinya ruang untuk protes. Seketika tangannya yang kekar sudah mengangkat tubuh Elina dan membawanya kembali ke kamar. Tanpa menunggu waktu baik dirinya dan Elina membuka pakaian masing-masing. Brady mulai menaiki tubuh Elina dan mengarahkan kejantanannya yang sekeras kayu ke liang kewanitaan Elina. Brady takjub betapa kewanitaan tunangannya tersebut sudah sangat basah.
"Hurry!" pekik Elina memerah membuat Brady tertawa.
"Alright." Elina begitu tak sabar. Sekali hentakan seluruhnya masuk dan melebur menjadi satu. Baik Elina dan Brady memilih mengabaikan sekeliling dan fokus melampiaskan hasrat mereka masing-masing. Tubuh Elina mengimbangi dorongan sensual Brady. Tak menunggu beberapa lama, Elina melepaskan klimaks pertamanya. Brady masih terus menghujam tubuhnya tanpa ampun mencari kepuasan. Dan selang beberapa menit setelahnya, Brady sudah mengosongkan benihnya di dalam tubuh Elina. Tubuhnya yang lelah jatuh di atas tubuh Elina. Napas mereka memburu satu sama lain. Brady bangkit dan melihat cairan yang mengalir keluar dari paha dalam Elina. Brady segera mengambil tisu dan membersihkannya. "Aku tidak ingin mengambil resiko, kamu harus mulai memikirkan memasang KB sayang." Kata Brady kemudian.
"Kamu takut aku akan hamil?" kening Elina mengkerut.
"Tentu saja. Bukannya aku tidak ingin memiliki anak bersamamu, hanya saja... aku ingin kita menikah sebelum memiliki anak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Pie (COMPLETED)
RomanceWARNING!!! 21+ (Sudah di peringatkan ya. Jangan ngeyel yang belum cukup usia.) *Belum diedit sedikitpun. Penuh gramatikal eror.* SPICY... SPICY.... SPICY.... Sebuah cerita perselingkuhan dari berbagai sudut pandang yang berbeda.