Kau hanya perlu berdamai dengan masa lalu. Mencoba bangkit untuk diri yang lebih baik. Tak ada salahnya membuka lembaran baru, jika itu membuatmu bahagia, lakukanlah!
🌈
Hari pertamanya masuk sekolah di semester kedua. Setelah dua minggu berada dirumah tanpa adanya liburan. Dan Jiwa menghabiskan waktunya hanya untuk membaca buku dan menulis. Masih dengan Jiwa yang dingin, cuek dan bisa dibilang ansos. Beruntungnya ada Juang yang mau menemaninya, meski tidak setiap saat karena kelas mereka yang berbeda. Setelah bertemu dengan Antariksa beberapa hari yang lalu, Jiwa jadi kepo siapa sebenarnya sosok Antariksa ini.
Jiwa berjalan gontai menuju kelasnya. Pagi ini ia tidak berangkat dengan Juang. Ya, sudah genap seminggu Juang benar-benar menjauh darinya.
Kadang ada beberapa paket susu kotak kesukaan Jiwa dengan tulisan 'Jangan badmood'. Jiwa rasa itu dari Juang, tapi pesan singkat yang Jiwa berikan tidak ada yang dibalas oleh Juang.
Suara klakson motor membuat Jiwa terkejut hingga tak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri, alhasil ia terjatuh dan-tunggu, ia tidak mendarat ke tanah.
"Kak Anta?!"
Dengan cepat Jiwa menegakkan kembali tubuhnya. Matanya mengedar ke parkiran, tidak ada motor Juang disana. Biasanya udah sampe. Apa dia nggak sekolah?
"Lain kali hati-hati. Jangan sering bengong." Ucapnya lalu meninggalkan Jiwa yang masih menatapnya dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan.
Banyak pasang mata yang mulai memperhatikan Jiwa dan itu membuatnya risih. Rasanya ia ingin segera sampai di kelas agar bisa menyembunyikan wajahnya.
Jiwa menuju bangku di deretan belakang. Bukankah Jiwa pernah bilang ia tidak suka keramaian dan sangat sulit untuk berteman dengan orang baru? Mungkin itu alasan Jiwa memilih bangku paling belakang. Dan ia juga memilih duduk sendiri. Karena jumlah perempuan di kelasnya yang kebetulan juga ganjil.
Jiwa sudah terbiasa seperti ini, merasa asing pada teman-temannya sendiri. Tak jarang Jiwa lupa dengan nama teman sekelasnya sendiri.
Bel masuk berbunyi, Jiwa melepas earphone dan menutup novel yang sengaja ia bawa sekedar untuk menghilangkan rasa bosan.
Juang masuk nggak ya?
Pertanyaan yang sedari tadi memenuhi pikiran Jiwa. Pasalnya, ia tak menemukan Juang sejak tadi pagi. Tidak biasanya Juang berangkat siang seperti ini.
"Selamat Pagi anak-anak." Sapaan seorang guru yang sangat disenangi oleh murid-murid karena tidak galak dan murah hati dalam memberi nilai itu membuyarkan lamunan Jiwa.
"Pagi kembali Bu Rik"
"Pagi juga Bu Rika cantik!"
Kelas menjadi ramai karena sahutan dari anak-anak utamanya para cowok yang memang gemar menggoda Bu Rika. Tak jarang sebagian dari mereka memanggilnya Bu Riq, dan membuat Bu Rika marah karena mengira bahwa para muridnya mengejek Bu Rika jelek.
"Sudah-sudah! Kalian ini, sudah berapa kali Ibu bilang panggil saya Ms. Rika. Oh iya kalian punya teman baru."
Baru saja Doni, sang ketua kelas hendak menjawab, Ms. Rika sudah membuka suaranya. "Ayo perkenalkan diri kamu, jangan genit-genit ya banyak buaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Jiwa
Ficção AdolescenteSebaik apapun pembelaan Jiwa tentang perasannya pada Juang, tetap saja diantara persahabatan laki-laki dan perempuan tak mungkin tidak memiliki rasa, bukan? Namun, apakah perasaan Jiwa tetap sama ketika Juang mulai berbeda dari Juang yang ia kenal...