Bab 1 - Dunia Lain

9 2 0
                                    

Semua yang aku lihat adalah kegelapan karena penulisku bukanlah orang yang kreatif atau cerdas dalam membuat satir, parodi, atau bahkan cerita fiksi biasa.

Aku yakin bahkan sekarang, dia masih bermimpi untuk menjadi terkenal dan disukai banyak orang sembari menolak mengikuti keinginan pasar.

Tapi cukup tentang dia, cerita ini tentang aku: si tokoh utama yang tidak punya nama.

Tentu saja, aku punya nama. Namun mengatakannya sekarang saat namaku akan berubah setelah paragraf selanjutnya rasanya sangat salah dan tidak berguna.

Jadi, di sinilah kita. Aku membuka mata, berkeringat dingin karena mimpi buruk yang sangat aku tahu nyata.

Tidak nyata di dunia ini, mungkin. Tapi pengalaman dari kematianku itu tidak akan pernah aku lupa atau anggap sebagai fiksi belaka.

Mataku menatap sekitar, berusaha mencari pertanda bahwa aku memang sudah benar-benar berpindah sebagai sang tokoh utama dari cerita Isekai.

Dan sejauh mataku memandang, semua yang ada adalah konfirmasi bahwa aku memang tokoh utamanya.

Aku tidur di kasur sederhana yang terbuat dari gabah. Rumahku memiliki atap yang rentan dan murah, dan kedua orangtuaku masih ada bila telingaku tidak salah dengar.

Aku tahu yang terakhir itu tidak akan bertahan lama. Ini adalah awal cerita, lagipula. Mereka akan segera mati, menjadi tumbal untuk perkembangan karakterku.

Kalian selalu menyukai itu 'kan? Heh.

Aku tahu, aku tahu. Aku juga tahu apa yang kalian sukai lebih dari itu. Aku, sang tokoh utama, mendeskripsikan penampilannya sendiri tanpa alasan atau aba-aba.

Dari mataku yang merah padam, aku memiliki rambut cokelat tua panjang sepunggung. Aku pendek, tubuhku kecil, hanya ditutupi oleh pakaian yang lebih pantas disebut karung kentang yang menonjolkan dadaku yang berukuran ….

"… Oh, Tuhan."

Aku adalah seorang wanita.

Melihat aku adalah tokoh utama cerita Isekai, hal itu jelas sekali tidak boleh.

Kenapa, kalian bertanya?

"KARENA AKU ADALAH TOKOH UTAMA YANG HARUSNYA MENJADI PENYELAMAT HEROINE-HEROINE ANGGOTA HAREMKU YANG MERUPAKAN KORBAN PERCOBAAN PEMERKOSAAN ATAU BAHKAN PEMERKOSAAN."

"… Irene?" Mendengar frustrasiku yang tidak sengaja aku keluarkan, "Kau baik-baik saja, sayang?" Ibuku memanggil dari luar.

"… I … iya!" Aku menyahut, membalas perkataan ibuku dengan suara yang terlalu feminim untuk seleraku.

Setelah batuk palsu yang aku harap bisa kalian bayangkan, aku melanjutkan dari topik sebelumnya.

Seperti kataku, aku harusnya menjadi penyelamat korban atau calon korban pemerkosaan, dan tidak seharusnya menjadi target pemerkosaan.

Karena seperti yang kita tahu, hanya subspesies manusia yaitu wanita yang bisa diperkosa.

Lelaki terlalu perkasa untuk bisa diperkosa oleh siapapun juga, bahkan oleh makhluk apapun yang baru saja mengeluarkan suara mengerikan itu sebelumnya.

Tunggu, apa?

Aku mengenali suara yang aku dengar, meski sebelumnya hanya pernah aku dengar dari film-film layar lebar, kartun, dan acara TV luar.

Cepat, kaki kecilku melangkah dan mencari jalan keluar rumah untuk memastikan bahwa aku salah.

Setelah beberapa lama, aku berhasil keluar dari rumah, menatap sekitar untuk menemukan diriku sendiri menganga saat menatap langit.

Ini adalah salah satu momen langka dimana aku sangat tidak bahagia karena sudah benar dalam tebakanku.

Seharusnya sekarang aku merayakan dan berkata, "Apa kubilang!" dengan sombongnya kepada kalian, para pembaca.

Namun tidak, aku tak bisa melakukannya.

Tidak saat ada naga di langit sana.

Judul Panjang Ini Berhubungan Dengan Cerita Karena IsekaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang