Meski pasar rokok kretek masih merajai, popularitas vape di Indonesia juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak merk rokok elektrik yang telah beredar di pasaran dengan berbagai model dan harga. Apa saja? Simak ulasan lengkapnya di artikel ini.
Vape diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 2010. Popularitas ini awalnya cukup rendah karena masyarakat masih memilih sigaret konvensional.
Beredarnya informasi kalau rokok elektrik memiliki dampak negatif kesehatan yang lebih rendah daripada sigaret tembakau membuat popularitas vape meningkat. Merk-merk vape impor akhirnya mulai banyak ditemukan di toko-toko penjual hasil olahan tembakau.
Untuk pemula, merk yang sering direkomendasikan adalah e-cigarette EVOD yang diproduksi oleh KangerTech. Ciri khas bentuk mod vape ini adalah ukurannya yang ramping dan penggunaannya yang mudah.
Lalu, apa saja merk vape yang beredar di Indonesia? Untuk menjawab rasa penasaran Anda, simak penjelasan merk beserta perusahaan yang memproduksi vape-vape impor di bawah ini.
1. Merk-Merk Vape dari KangerTech
KangerTech adalah salah satu produsen merk vape terkemuka yang sering direkomendasikan oleh penjual-penjual rokok elektrik. Perusahaan yang didirikan oleh Danny Zhu dan Li Di Lin pada tahun 2007 ini berpusat di Shenzhen, Tiongkok.
Beberapa merk vape yang dirilis oleh KangerTech di antaranya adalah EVOD, UBOAT, Topbox, dan SUBOX. EVOD populer digunakan oleh para pemula yang tertarik dengan e-cigarette. Bentuknya yang ramping seperti bolpoin memudahkan pemakaian oleh pengguna dan tidak memakan tempat jika dibawa bepergian.
Sementara itu, UBOAT adalah merk pod vape yang memakai sistem closed e-cigarette. Anda tinggal menghisap uap (vapor) dengan membuka penutupnya. Merk ini memiliki kapasitas tangki 2 ml dengan baterai lithium berkapasitas 550 mAh.
Berbeda dengan EVOD dan UBOAT, Topbox terdiri dari tangki sub ohm dan atomizer. Alat ini juga disertai dengan teknologi temperature control yang berfungsi untuk membatasi suhu coil yang terlalu tinggi untuk menghindari dry hit. Dry hit adalah sensasi rasa gosong yang diakibatkan oleh sumbu yang terbakar.
Sementara itu, Kanger SUBOX Mini terdiri dari KBOX mini dengan penutup magnet dan subtank mini. Baterai yang digunakan adalah tipe lithium 18650 dengan daya output 15–50 watt.
2. Brand E-Cigarette dari Geekvape
Didirikan pada tahun 2015, perusahaan Geekvape berlokasi di Shenzhen, Tiongkok. Perusahaan ini awalnya merilis sistem tangki Rebuildable Tank Atomizer (RTA) pada tahun 2016 dengan merk the Griffin.
Merk vape box mod pertama yang dirilis oleh Geekvape adalah Aegis. Seri ini diluncurkan pada awal tahun 2018 dengan teknologi tahan banting dan air. Mod Aegis masih dapat berfungsi dengan baik setelah tenggelam di dalam air dengan kedalaman maksimal satu meter selama 30 menit.
Varian merk vape Aegis yang banyak ditemukan di Indonesia adalah Aegis Solo, Aegis Mini, dan Aegis Legend. Aegis Solo terdiri dari 6 warna, yaitu merah, hitam, abu-abu, oranye, biru, serta hijau dan memiliki satu baterai lithium 18650 untuk menghasilkan daya output sampai 100 watt. Sementara itu, Aegis Mini tersedia dalam 5 warna yang sama dengan Aegis Solo kecuali oranye dan menggunakan baterai 2200 mAh dengan daya output sampai 80 watt.
Aegis Legend termasuk dalam jenis mod elektrik yang memakai dual baterai lithium 18650. Daya output yang dikeluarkan seperti namanya, yakni 200 watt, tapi jika dalam mode temperature control hanya bisa dipakai sampai 40 watt.
3. Merk-Merk Rokok Elektrik dari Teslacigs
Teslacigs diproduksi oleh perusahaan Shenzhen Kingzone Technology Co., Ltd. Perusahaan ini berpusat di kawasan industri Shenzhen, Tiongkok dan resmi berdiri pada tahun 2013.
Nama Teslacigs diambil dari salah satu inventor ternama dunia, Nikola Tesla. Seperti namanya, produsen merk vape ini terus mengembangkan berbagai produk dengan teknologi mutakhir.
Merk vape keluaran Teslacigs yang bagus dan beredar di Indonesia adalah Tesla Invader, Tesla Terminator, dan Tesla Nano. Tesla Invader merupakan salah satu seri yang berhasil menarik minat perhatian komunitas vape. Pasalnya, mod dari e-cigarette ini menggunakan teknologi auto cut saat pengisian daya baterai sudah penuh dan proteksi pada indikator baterai saat low atau suhunya terlalu panas, tapi harganya tetap ramah di kantong.
Tesla Terminator memiliki port USB pada mod-nya untuk memudahkan pengisian daya baterai dan Rebuildable Drip Atomizer (RDA) yang mudah dirakit. Selain itu, mod vape ini juga sudah dipasangi chip pelindung yang akan mencegah firing ketika baterai mulai panas.
Untuk Tesla Nano, e-cigarette jenis mod mekanik ini memiliki ciri khas desain gambar gerigi mesin. Daya output alat ini bisa mencapai 120 watt dengan menggunakan dua baterai lithium 18650. Vape ini memiliki tombol on dan off sendiri sehingga tidak perlu menekan tombol firing sebanyak lima kali seperti rokok elektrik pada umumnya.
4. Brand E-Cigarette dari Sigelei
Sigelei Electronic Tech Co merupakan salah satu pionir perusahaan vape yang memproduksi beberapa merk, seperti Sigelei, Fuchai, Kaos, Compak, dan lain sebagainya. Perusahaan ini didirikan pada bulan September 2011 dan berlokasi di Shenzhen, Tiongkok.
Sigelei terus memproduksi rokok elektrik yang spesifikasinya selalu di-upgrade dengan menggunakan teknologi terbaru. Beberapa produk yang telah diluncurkan oleh perusahaan ini adalah e-cigarette yang mampu mengontrol temperatur, kemampuan daya watt tinggi, dan vape mekanis.
Merk rokok elektrik Sigelei tidak hanya dipasarkan di Tiongkok saja, tetapi juga ke pasar mancanegara. Sebut saja negara-negara di kawasan Asia, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Serikat.
Beberapa produk vape keluaran dari Sigelei yang mudah ditemukan di Indonesia adalah Odo Mini Pod Kit, Sigelei Chronus Kit, dan Fuchai. Pod dari Odo Mini berbentuk seperti senter kecil dengan kapasitas baterai sebesar 450 mAh.
Sementara itu, Baca selengkapnya pada "External link"