tiga belas

183 107 9
                                    

HAPPY READING GUYS 💕

Jangan lupa vote and coment sebanyak banyaknya yaaa

Kalo nggak mau juga nggak papa kok hehehe

*Hakikat cinta adalah rintihan panjang yang dikeluhkan oleh lautan perasaan kasih sayang. Ia adalah cucuran air mata kesedihan langit pikiran. Ia adalah senyuman ceria kebun-kebun bunga cinta.*

Teet

Bel pulang sekolah berbunyi

Semua siswa berhamburan keluar kelas untuk pulang, menyegarkan pikiran setelah seharian mencari ilmu

Ara membereskan semua bukunya yang ada di atas meja

"Ar, kita pulang luan ya" ujar Keyra

"Iya, hati hati lo pada"

"Aman bos, Lo hati hati Ar" Dira melambaikan tangan kepada Ara

"Yoi"

Keyra dan Dira langsung pulang meninggalkan Ara dan Rey yang masih di kelas

"Ra" panggil Rey

"Hmm"

"Bawa mobil?" tanya Rey

"Bawa. Kenapa? Lo mau nebeng ya sama gue, ngaku lo" ujar Ara

"Mana ada, aku juga bawa motor kok, "

"Jadi?"

"Aku kira kamu nggak bawa mobil, biar bisa pulang bareng" tawar Rey

Ara menganggukkan kepalanya " lain waktu aja deh, hari ini gue bawa mobil. Gapapa kan?"

"Aku kamu Ara!" Sarkas Rey

"Gapapa kamu pulang gih, hati hati" lanjut Rey

"Iya, Lo juga harus hati hati, "

Rey mengangguk kepalanya dan tersenyum manis Rey mengambil tasnya dan disampirkan di bahunya

Rey sedikit tunduk untuk mensejajarkan tingginya dengan Ara dan mengecup kening Ara

Cup

" Babay pacar aku" kekeh Rey

Ara merasakan pipinya yang memanas saat diperlakukan seperti itu, namun segera dia bersikap biasa saja

" Dah juga pacar gue yang bawel" ledek Ara dan langsung berlari meninggalkan kelasnya

⭐⭐⭐⭐⭐

Saat ini Ara sedang berada di tempat pedagang kaki lima yang berada di pinggir jalan dekat sekolahnya, saat pulang tadi tiba tiba saja perutnya minta di isi. Ara langsung memesan satu mangkuk mie ayam dan memakannya dengan lahap

Ara menikmati mie yang dimakannya dengan nikmat, sesekali dia memainkan hpnya

Setelah makan dia mengambil selembar uang kertas dan membayarkannya kepada pedagang itu

"Mang, berapa mang?" tanya Ara

"14 ribu neng"

"Nih pak uangnya" Ara memberikan uangnya kepada pedangan

" Bentar neng kembaliannya"

"Gausah mang, buat Manang aja"

"Yaampun, makasih banyak neng"

"Sama sama mang, saya pamit ya, kapan kapan singgah lagi" Ara tersenyum kemudian pergi

Ara menghidupkan radio agar tidak terlalu sunyi di mobilnya, sesekali dia ikut bernyanyi mengikuti suara dari radio

Don't Give Up Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang