chapter 9

607 78 0
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Semua terjadi begitu cepat, seokjin semakin rapuh setelah kehilangan Hoseok, bahkan wajah nya yang selalu terlihat menyenangkan itu hilang.
Tidak ada yang tersisa, hanya kenangan yang masih menggema di dua kamar yang kosong.
Seokjin menatap kosong kearah dokter yang sedang memeriksa Namjoon, sudah lebih seminggu dokter bernama Park Jimin itu datang kerumah nya hanya untuk memeriksa keadaan Namjoon.

"Namjoon-ssi semakin baik.mungkin besok saya sudah tidak perlu lagi datang kesini" seokjin mengangguk sekilas, tidak ada senyum seperti biasa bahkan saat dokter Jimin itu tersenyum padanya.
Namjoon yang sejak tadi diam terkejut melihat sebuah luka cukup besar di lengan jimin saat tidak sengaja Jimin menggulung lengan panjang nya sampai batas siku.

"Oh? kenapa dengan lengan mu dokter?" Jimin tersenyum kecil menatap Namjoon dan seokjin secara bergantian.

"Hanya luka gores biasa karena ulah tikus kecil" seokjin mencoba mencerna ucapan Jimin, tidak mungkin Jimin terluka karena seekor tikus, apa mungkin yang dimaksud tikus kecil itu seseorang?

"Seokjin-ssi bisa bicara sebentar?" Seokjin tersentak kaget mendengar pertanyaan Jimin, bahkan dokter itu tidak butuh jawaban dari nya,ia langsung pergi mendahului seokjin keluar dari kamar Namjoon.

Seokjin menatap Jimin dengan penuh tanda tanya, apa yang ingin Jimin katakan, kenapa harus keluar dari kamar Namjoon?
Apa ini menyangkut tentang Namjoon?

"Aku hanya ingin berbincang sebentar dengan mu, tenang saja ini bukan tentang Namjoon-ssi.ah, dimana Jungkookie?" Seokjin menundukkan kepalanya mendengar pertanyaan Jimin.
Sejak kejadian yang menimpa Hoseok, Jungkook tidak pernah pulang.ini bahkan sudah dua hari sejak Hoseok tiada.
Jika saja Suga bisa bicara mungkin seokjin akan menanyakan detail kejadiannya.

"Sudah dua hari dia tidak pulang"
Jawab seokjin lirih,Jimin tersenyum kecil menanggapi seokjin.

"Itu berarti setelah kejadian tewasnya Hoseok-ssi?"

"Nee"

Jimin masih tersenyum kecil namun tidak seokjin tanggapi,toh dokter itu memang selalu tersenyum.

"Kenapa tidak kau cari?"
Ah, lagi-lagi pertanyaan.
Sejujurnya seokjin paling tidak suka diberondong pertanyaan seperti sekarang, apalagi dengan kondisinya saat ini.

"Dia tidak ingin aku mencari nya.dokter akan lebih baik anda tidak ikut campur dalam urusan rumah tangga kami.dengan menanyakan setiap pertanyaan seperti itu membuat ku tidak nyaman" seokjin mengerutkan keningnya bingung saat melihat dokter dihadapannya tertawa nyaring.

"Maaf sudah membuat mu tidak nyaman,aku hanya membantu mu untuk lebih terbuka. Tapi seokjin-ssi, kenapa Jungkook harus pergi dari rumah setelah kejadian tewasnya Hoseok-ssi.ini sedikit mencurigakan"
Seokjin menatap dokter Jimin dengan perlahan, ucapan dokter itu tidak salah bahkan seokjin juga berfikir seperti itu.

"Aku melihat nya berada di kamar Hoseok saat Hoseok jatuh" ucap seokjin dengan suara bergetar,ia menatap mata Jimin lurus.
Tampak Jimin terkejut dengan ucapan seokjin, padahal ucapan nya yang mencurigai Jungkook hanya sebatas omong kosong.

"Maksudmu kau melihat Jungkookie yang mendorong hoseok-ssi?" Tanya Jimin hati-hati.
Seokjin menggeleng pelan, namun pikiran nya selalu menentang bahwa Jungkook tidak melakukan kesalahan.

"Jika memang kau percaya Jungkookie yang melakukan nya, kenapa kau tidak melakukan hal yang sama pada nya?" Cukup lama seokjin mencerna ucapan Jimin, apa Jimin menyuruhnya menghabisi Jungkook?

"Ah, pikiran ku mengatakan kalau Jungkookie juga yang sudah menghabiskan taehyungie" mata seokjin membulat saat ia mengingat sesuatu, pisau lipat.

"Sebaiknya kau bawa Jungkookie pada psikiater. atau jika kau tidak terima dengan perbuatannya kau juga bisa membalasnya" seokjin menatap Jimin dengan perlahan,apa benar Jungkook sakit dan ia harus membawanya pada psikiater?
Tapi seokjin tidak tega.
Lalu tentang ucapan Jimin bahwa ia harus membalas Jungkook,apa dokter ini mencoba menyuruhnya menghabisi Jungkook?

"Apa maksudmu dengan membalas nya?"

"Jangan salah sangka, bukan nya aku ingin mencuci otak mu dengan menyuruh mu menghabisi Jungkook. Aku hanya menyuruh mu membalasnya yang berarti kau harus melaporkan nya pada polisi, jika kau punya bukti.bukan kah Jungkook sudah berusia 18 tahun?itu berarti dia sudah dewasa dan cukup mengerti mana yang benar dan salah.jika kau membiarkan nya,itu sama saja kau berusaha menutupi kesalahan yang jelas-jelas ada di depan mata mu.bisa jadi target kebuasan Jungkookie selanjutnya Namjoon"

Seokjin membulatkan bola matanya mendengar ucapan terakhir Jimin.
Apa yang harus Seokjin lakukan setelah ini.
Ia masih belum punya bukti kuat untuk melaporkan Jungkook kepolisi.
Kalau hanya pisau lipat, polisi pasti tidak akan percaya.

"Mungkin kau bisa mencari bukti dikamar sibungsu.kalau begitu aku permisi ini sudah sore aku harus pulang.jaga kesehatan mu dan jaga Namjoon-ssi juga.semoga berhasil."

Seokjin menatap kepergian Jimin dalam diam, dengan langkah gontai seokjin masuk ke dalam kamar jungkook.satu pemikiran terus berputar dibenaknya.
'bukti' seokjin butuh bukti,ia harus tahu kebenaran nya sekarang juga.

'cklek'

Pintu lemari berwarna coklat tua terbuka lebar,bau amis tercium dengan jelas pada Indra penciuman seokjin.
Ada sebuah Pakaian yang begitu mencolok dimata Seokjin, dengan tangan bergetar seokjin mengambil sebuah Pakaian didalam lemari Jungkook.
Seokjin terkejut melihat pakaian ditangan nya penuh dengan darah.
Tanpa sengaja seokjin menjatuhkan pakaian Jungkook ditangan nya.

"Hyung?"
Suara yang begitu familiar ditelinga seokjin,itu suara Jungkook.

"Kenapa Hyung membongkar lemari ku?" Seokjin mengambil kembali pakaian Jungkook yang tergeletak dilantai, dengan perlahan seokjin menatap Jungkook.
Dapat seokjin lihat Jungkook sangat gelisah, apalagi saat Seokjin dengan sengaja memperlihatkan baju penuh darah ditangan nya.

"Hyung itu.."

"Kenapa kau melakukannya kook?" Lirih seokjin tidak percaya, air mata nya kembali menetes saat Seokjin merasakan sakit dihatinya, rasanya benar-benar sesak.

"Apa Hyung menuduh ku menghabisi Hyung Taehyung dan Hyung Hoseok?" Tanya Jungkook dengan suara bergetar.

"Setiap kejadian selalu ada kau kook.bahkan kau selalu melarikan diri setelah kejadian itu.hyung berusaha melawan diri Hyung untuk tidak mempercayai kalau kau yang menghabisi mereka! Hiks Hyung kecewa dengan mu kook.apa yang membuat mu melakukan nya! Hiks Hyung bahkan menemukan semua bukti ini!"teriak seokjin frustasi sembari menjambak rambutnya.

"Hyung hiks aku tidak.. melakukan nya" seokjin menggeleng kuat,ia sangat kecewa dengan Jungkook.

"Sebenarnya apa yang membuat mu melakukan nya kook?!" Teriak seokjin frustasi.
Jungkook menggigit bibir bawahnya kuat,air matanya keluar semakin deras.

"Hyung...hiks.." Jungkook mendekati seokjin yang tampak terlihat sangat rapuh,namun seokjin memundurkan langkahnya saat Jungkook semakin dekat dengan nya.
Tubuh seokjin bergetar, Jungkook tidak bodoh untuk mengetahui kalau saat ini seokjin takut dengan nya.

"Hyung..hiks.. ini tidak seperti yang Hyung.. lihat hiks"
Jungkook mengepalkan tangannya kuat saat tubuh seokjin jatuh terduduk di lantai.
Tangisan seokjin semakin kuat, Jungkook mengelap air mata nya kasar.

"Hyung jika ingin tahu yang sebenarnya, Hyung harus mencari kebenaran yang Hyung tidak tahu."

Seokjin semakin terisak melihat Jungkook kembali pergi.seokjin kembali mencerna ucapan Jungkook sebelum Jungkook benar-benar pergi.

Manusia Kucing [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang