01. Familiar

100 24 118
                                    

"Have we met before?, it feels familiar"

.
.
.
.

Aku Min Jaera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku Min Jaera. Hari ini aku terduduk di bangku kayu dengan hiasan bunga putih di setiap tepinya, menatap 2 insan yang berdiri berdampingan di depan altar, saling mengikat janji. Ya dia ayahku dan wanita yang kini telah menjadi pendamping barunya. Tak apa selagi Ayahku bahagia menapa aku tidak?, meskipun wanita itu tak akan pernah menggantikan sosok yang telah mengandungku dan melahirkanku belasan tahun yang lalu.

Riuh tepuk tangan seakan mengiringi acara ini,bahkan suara musik tenggelam nyaris tak terdengar , aku hanya bisa tersenyum seraya memandang wajah Ayah yang bahagia. Mungkin ini keputusan yang terbaik setelah beberapa tahun Bunda dipanggil Tuhan.

"kenapa?"ucap seseorang dari samping tempatku duduk,membuatku mengalihkan pandangan dari altar.

"ah,aku senang melihat ayah terseyum lagi"jawabku sambil menatap kembali wajah bahagia ayah

"tapi,ada yang membuatku se---"ucapan pria itu terpotong saat,para tamu riuh berebut bunga yang baru mereka lempar.

"apa?,aku tak mendengar apa yang kak Tae ucapkan"

"ah,lupakan,tak terlalu penting. Mungkin..." balas pria di sampingku yang kini telah menjadi kakak tiriku, Lee Taeyong namanya. Aku sudah cukup lama mengenalnya, dia kakak kelasku, bahkan kami terbilang berteman dekat.

Setelah acara selesai kami memutuskan untuk pulang.

Ibu dan kak Taeyong memilih untuk tinggal di rumah yang biasa aku dan ayah tempati dan Aku menyukainya karena rumah yang terbilang sepi setelah beberapa tahun terakhir, kini lumayan ramai.

Beberapa tahun terakhir hanya aku, ayah, dan bibi yang menempati rumah yang cukup besar ini. Bahkan ayah sering pulang pergi ke luar kota maupun luar negri untuk mengurus bisnis. Aku bisa dibilang kesepian.


***

"kenapa senyum-senyum?"Tanyaku saat melihat Somi, teman sebangkuku tersenyum seperti orang gila

"udah ngerjain tugas kemarin?"tanyanya sambil tersenyum memperlihatkan giginya

"dasar,nih"ucapku sambil memberinya buku tulis biru mudaku

"tumben udah ngerjain?" ck udah nyontek ngatain lagi,menyebalkan

"ish..,cepat tulis sebelum masuk"

Padahal Somi termasuk murid yang cukup pintar, tetapi jangan heran dia jarang sekali mengerjakan pr,entah untuk apa otaknya yang pintar itu, sia-sia.

"Good morning"ucap guru Bahasa inggris dengan kaca mata bertengger di kepalanya.

"Morning" jawab kita serempak,entahlah tetapi aku bosan dengan pelajaran bahasa asing ini.

Petrichor | Mark leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang