04. Rains

41 9 45
                                    

"Tatapannya, kenapa seolah mungunciku, seakan tak membiarkanku memandang hal lain"
.
.
.
.
.
.

"Tatapannya, kenapa seolah mungunciku, seakan tak membiarkanku memandang hal lain"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"ayo pulang"ucap kak Taeyong sambil menarik pergelangan tanganku.

"eh kak tapi aku ada tugas kelopok"jelasku sedangkan kak Taeyong menatap Somi seolah bertanya.

"kapan terakhir ngumpulnya?"

"emm, masih minggu depan sih kak"jelas Somi sambil tersenyum kikuk.

"berarti gak harus sekarangkan kerjainnya?, udah ayo pulang"ucap kak Taeyong sambil menaikkan salah satu alisnya dan menarikku menjauhi Somi yang masih berdiri di depan pintu kelas.

"duluan ya som, lain hari aja" ucapku sambil melambaikan tangan pada Somi.

"iya santai"jawabnya

"loh Jaera mana?"Tanya Mark saat keluar dari kelas-mengambil buku yang tertinggal di loker.

"pulang"jawab Somi apa adanya.

"pulang?, katanya mau ngerjain tugas"ucap Mark sambil memincingkan matanya saat melihat Jaera berjalan berdampingan dengan seorang pria.

"lain hari aja ya, bye gue mau pulang"ucap Somi sambil melambaikan tangannya ke Mark dan berjalan menjauh.

"okay deh"jawab Mark menganggukkan kepalanya.

*

"kamu deket sama cowok itu?"Tanya kak Taeyong tiba-tiba sontak membuatku yang semula menatap televisi kini mengalihkan pandangan-menatapnya.

"hmm?"balasku, siapa laki-laki yang ia maksud.

"yang tadi jatuh"jawabnya saat seolah mengerti jika aku kebingungan dan kembali fokus memainkan ponsel yang berada di tangannya.

"ah Mark?"balasku sedangkan Kak Taeyong mengangkat bahunya seolah tak tau.

"maybe"

"biasa saja, tapi temenan sama dia cukup asik"

"jangan terlalu dekat sama dia"

"memang kenapa?"tanyaku sambil menatapnya heran.

"dia bawa pengaruh buruk"

"enggak, dia baik banget sama aku"

"mungkin cuma belum"ucapnya sambil menatapku kali ini-seolah meyakinkan.

Entah tapi aku tak begitu yakin dengan ucapan Kak Taeyong barusan, Mark bahkan sangat baik padaku.

"kak Taeyong tadi ngapain berantem sama Jeno?"tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan.

Petrichor | Mark leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang