Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi hari yang cerah dimana cahaya matahari menembus tirai putih pada kamarku, suara burung yang berkicau menambah suasana pagi ini semakin indah, membangunkanku yang tidur terlelap di bawah selimut abu-abu yang malam ini menyelimutiku. Membuka mata perlahan menolehkan wajahku menatap jam beker yang berada di atas nakas-pukul 06:10. Tak butuh waktu lama untuk meregangkan otot lalu turun dari Kasur dan berjalan ke kamar mandi.
"morning yah, mah, kak"sapaku saat tiba di meja makan, dan duduk di samping kak Taeyong yang sedang menatapku sambil tersenyum.
"morning"jawab mereka serempak
"nih dimakan"
"makasih mah, padahal Jaera bisa sendiri"ucapku saat mama meletakkan roti tawar yang sudah terolesi selai ke piring.
"ini kan udah kewajiban mama"jawabnya sambil tersenyum dan mengelus pucuk kepalaku, hangat itu yang aku rasakan.
"udah buruan dimakan, ntar telat berangkat sekolahnya"perintah ayah dan langsung kuangguki sebagai jawaban.
Kejadian ini, suasana ini mengingatkanku pada keadaan yang pernah aku alami belasan tahun yang lalu, dimana aku, ayah, dan bunda yang bercanda gurau, berbincang hangat seraya memakan sarapan, dan yang selalu kuingat bunda tak pernah lupa menuangkan susu pada gelas yang mungkin lebih besar dari telapak tanganku. Bahkan ayah dan bunda dengan senang hati mendengarkan celotehanku yang mungkin tak begitu kuingat-menceritakan mimpi yang kualami malam itu, dimana mimpi indah yang sering datang ditidur nyamanku.
Namun setelah suatu kejadian menimpaku dan keluargaku terutama bunda, mimpi buruklah yang sering hadir ditidurku, mengacaukan kenyamanan tidurku, hingga mengusik suasana sunyinya malam-takut itu yang akau rasakan.
"ra, ayo berangkat"ucap kak Taeyong yang sukses membuat aku tersadar dari lamunan, segera bangkit berdiri dan berpamitan.
Selama di mobil aku dan kak Taeyong sama-sama terdiam, tanpa ada sepatah katapun yang terucap hanya musik yang menemani perjalanan pagi ini. Kak Taeyong fokus menyetir sedangkan aku sibuk memandangi jalanan yang cukup ramai seperti hari-hari biasanya -dan terus begitu hingga tiba di sekolah.
"nanti pulangnya sama kakak ya"ucap Taeyong sebelum keluar dari mobil.
"iya"jawabku sambil tersenyum menatapnya.
"dah sana, belajar yang bener jangan tidur dikelas"ucapnya dan mengusap pelan pucuk kepalaku
"emang kak Taeyong"ucapku
Taeyong termasuk badboy sekolah yang terbilang dingin pada semua orang, tapi aku sedikit heran saja dia tak pernah menampilkan sisi dinginnya padaku bahkan dari pertama kami berkenalan.
Koidor sekolah sudah cukup ramai, tak heran karena tak butuh waktu lama mungkin bell sekolah akann segera berbunyi.