Part 3

336 7 0
                                    

Akhirnya setelah melewati perjalanan panjang. Aku telah sampai di bandara Paris Charles de Gaulle.

Bandara yang sangat luas dengan karpet merah yang elegan. Kulihat di bandara ini banyak orang yang menunggu seseorang dengan membawa spanduk-spanduk bertuliskan bahasa Perancis.

Dan seketika mataku tertuju pada salah satu spanduk yang bertuliskan "Selamat datang tuan muda Alfian Arganta. Keluarga Arganta memberi tau jika kau akan datang."

Alfian Arganta? Apa itu adalah Alfin? Belum sempat memastikan pertanyaanku. Bunda menyuruhku untuk segera mencari kendaraan menuju tempat tinggal kami.

***

ALVIAN POV

Sampailah aku di bandara Paris Charles de Gaulle. Kulihat sekeliling bandara ini. Dan tiba-tiba aku tersadar. Apa yang kucari? Apa aku mencari perempuan itu?

Dan mataku tertuju pada dua orang pasangan paruh baya yang membawa spanduk berisi ucapan selamat datang atas kehadiranku. Mereka adalah Bu Supi dan Pak Salim, sepertinya mereka sudah menungguku lama.

Seketika aku memeluk mereka berdua. Mereka sudah ku anggap seperti orangtua keduaku disini. Mengingat orangtuaku sekarang berada di Indonesia. Mereka yang merawat dan membantu keperluanku seperti anaknya sendiri sudah sejak lama selama aku disini.

"Sudah tuan. Rasanya kurang pantas kami mendapat pelukan dari seorang majikan kami sendiri" suara lemah itu terdengar dari wanita paruh baya tersebut.
"Apa yang kalian pikirkan? Jangan menganggap aku ini adalah majikan kalian. Ingat kita adalah keluarga. Ohiya apa kalian sudah lama menungguku?"ucapku. Mereka tersenyum kepadaku, entah kenapa kehangatan dan kebahagiaan kurasakan saat melihat senyum di wajah mereka.

"Tidak tuan. Kami belum lama menunggu. Dan mobil tuan sudah berada di parkiran. Nyonya Arganta menyuruh saya untuk membawakannya kepada tuan muda" jawab Pak Salim kepadaku.

"Kalau begitu ayo kita berangkat bersama" ajakku kepada mereka.

"Tidak usah tuan muda. Ada yang harus kami beli di toko untuk keperluan tuan disini" ucap Bu Supi. "Kalau begitu, biar Alfin yang mengantar kalian" aku masih mencoba membujuk mereka.

"Tidak perlu tuan, Nyonya berpesan pada saya untuk memastikan tuan segera pulang ke rumah setelah sampai di Paris. Lagi pula tuan muda pasti lelah dengan perjalanan yang sangat jauh." ucapan Pak Salim membuatku tak dapat menahan mereka lagi, setelah ia memberikan kunci mobil dan rumah. Segeralah aku menuju ke parkiran.

Setelah aku menemukan mobilku, aku mulai mengemudikan mobil ini. Ku ambil buah apel dari bungkusan yang kubeli di bandara Singapura. Entah apa alasannya apel adalah buah yang menjadi makanan favoriteku.

Belum jauh aku mengemudikan mobil, sontak aku tersedak dengan apel yang ku makan sendiri. Kulihat dihadapanku perempuan cantik yang kutemui di bandara Singapura lalu. Ia bersama dengan wanita yang sepertinya adalah ibunya. Wanita yang masih terlihat cantik di usianya.

"Hanny" entah kenapa nama itu terus berada di dalam pikiranku. Sejak pertama bertemu dengannya, perasaan aneh muncul dalam diriku. Perasaan yang belum pernah kurasakan pada orang lain.

Mengingat kecerobohannya selalu membuatku tersenyum sendiri, melihatnya yang tertunduk malu saat belanjaan kami tertukar.
Aku tak dapat menahan senyumku saat melihat wajah lugunya. Aku tak pernah seperti ini sebelumnya. Mengingat wajahnya memerah saatku puji namanya. Melihatnya menatapku dengan polos. Semua hal tersebut membuatku terus mengingat perempuan itu.

Perempuan lain pun mungkin akan iri dengan kecantikannya. Dia seperti boneka barbie yang hidup. Wajah imut yang menggemaskan membuat siapapun yang melihat Hanny akan sulit mengalihkan pandangannya.

I find you in ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang