Part 6

290 7 0
                                    

Aku dan Alfin kembali melanjutkan perjalanan kami di Champs Elysees. Tak lama Alfin mengajak ku menonton bioskop di sekitar sini. Kulihat bioskop ini merupakan bioskop terbesar yang pernah kukunjungi.

Setelah selesai menonton aku sadar jika di luar sudah mulai gelap. Tempat ini terlihat sangat indah jika malam hari dengan lampu-lampu cantik di sekeliling membuatku terus menatap seluruh tempat ini.

Tiba-tiba jalan kami terhenti "Ada apa Alfin?" aku melihat raut wajahnya berubah cuek dan acuh menatap seseorang didepan kami. Baru kali ini aku melihat ekspersi seperti ini darinya.

Kulihat perempuan cantik berada di depanku dan Alfin. Ia menatap kami berdua, dan melihatku dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan sinis.

"qui est cette femme? ce qu'il votre petite amie?" wanita itu berbicara bahasa perancis. petite amie? Bukankah itu artinya pacar perempuan?

"vrai, elle est ma petite amie" suara dingin Alfin terdengar, ia sepertinya sudah terbiasa berbahasa perancis. Tiba-tiba tangan Alfin menarikku semakin dekat dengannya.

Aku kaget melihat tingkah Alfin, sejak kapan prince apple yang selalu terlihat hangat berubah menjadi dingin seperti ini. Wanita itu semakin terlihat sinis. Dan berjalan memisahkan aku dengan Alfin.

Aku melihat Alfin menarik nafas panjang. "Sudah larut, lebih baik kita pulang sekarang Hanny. Bundamu pasti menghawatirkanmu" senyumnya tidak terlihat seperti biasanya.

Diperjalanan, setelah aku membiarkan Alfin menenangkan diri. Aku mulai bertanya dengan nada suara hati-hati "Maaf Alfin, sebenarnya apa yang kamu bicarakan dengan perempuan yang tadi kita temui?".

"Perempuan itu bertanya kamu siapa, dan bilang apakah kamu pacarku" jawabnya. "Lalu apa yang kamu jawab?" aku kembali bertanya padanya.

"Aku menjawab jika kamu adalah pacarku. Maaf jika aku lancang Hanny" ia menjelaskan padaku. "Tidak apa-apa Alfin. Kamu tidak perlu minta maaf" aku tersenyum ketika ia menatapku.

Mungkin belum saatnya aku menanyakan ada apa hubungan dengan dia dan perempuan itu. Mengingat aku belum lama kenal dengannya.

Tak lama kami sampai di apartemenku. Alfin memarkir mobilnya dan kembali membuka pintu mobil untukku. "Apa kau ingin mampir Alfin? Sekalian mengucapkan salam pada bunda" tanyaku ketika kita sampai diluar.

"Mungkin aku bisa mampir sebentar. Tapi apa benar tak apa?" mendengar jawabannya aku hanya tersenyum dan segera menarik tangannya menuju tempat tinggalku dan bunda.

Setelah sampai di depan pintu aku mulai menekan bel. Dan tak lama bunda sudah membukakan pintunya.
"Selamat malam tante. Maaf Alfin mengantar cinta terlalu larut dan membuat tante khawatir" laki-laki ini memang sangat gentle.

"Tak apa Alfin, tante percaya kamu akan menjaga Hanny dengan baik. Ah iya, sebaiknya kamu makan malam disini dulu bersama kami" jawab bunda.

"Tidak perlu repot-repot tante. Alfin hanya ingin mengantar Hanny sampai tujuan dan mengucap salam pada tante" ucapnya.

"Jangan sungkan Alfin, tante sama sekali tidak merasa direpotkan. Anggap saja kamu akan makan malam dengan keluargamu sendiri" sejak awal bunda bertemu dengan Alfin. Bunda memang sudah terlihat menghargai kehadiran Alfin.

"Tidak apa-apa Alfin. Ayo masuk" aku kembali menariknya ke dalam apartemenku.

Aku, Alfin dan bunda makan bersama malam ini. Kami saling menceritakan kehidupan kami masing-masing.

Alfin kembali pamit pada bunda, setelah selesai makan malam. Bunda menyuruhku mengantarnya ke parkiran.

"Terimakasih untuk hari ini Hanny. Aku sangat senang menghabiskan waktu denganmu dan bundamu" ucapnya saat sampai di parkiran.

I find you in ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang