Tersamar

46 5 0
                                        

" Gue benci, benci pada keadaan gue saat ini. Disaat banyak orang bisa tertawa karena bahagia, sedangkan gue harus tertawa untuk nyembunyiim keadaan yg nggak baik baik aja. Apalagi saat gue harus pura-pura bodoh dan bego' biar luka sialan ini tersamar "
                   Alana zara

Angin berhembus dengan begitu tenangnya. Menggoyangkan setiap hal yg dilewatinya, termasuk hati dan perasaan sigadis manis yg duduk menyendiri di hamparan pasir putih sambil menunggu sang dewi senja datang. Melamun melempar kenyamanan pada saat yg diharap adalah awal pelangi dikehidupanya ternyata malah memberi goresan luka yg tak pernah hilang walau si gadis itu berulang kali berusaha menyembuhkanya.

"Al "

"Eh!!" sontak Alana menoleh kaget ke belakang, dia pikir hanya dirinya seseorang yg duduk disini.

" Nglamun aja nih bocah, lagi mikirin gue ya?? " ucap seorang gadis dengan menaik turunkan alisnya. yg membuat Alana kesal karena telah menggangu kegiatan melamunnya.

Sandra pradini, gadis cantik, ceria yg slalu mendukung Alana untuk menghadapi kejamnya dunia , yg slalu menemani Alana saat banyak orang yg mengucilkanya. yg slalu membantu Alana dalam menghadapi ketidak adilan semesta beserta para manusia di dalamnya.

"Dih pede amat nih markonah" ucap Alana sambil kembali menatap keraarah sang surya yg akan mendatangkan dewi senjanya.

"Gue serius deh Al, lo lagi mikirin apa?" tanya Sandra serius sambil menoleh menatap wajah alana dari samping.

"Nggak, gue nggak lagi mikirin apa-apa san" jawab Alana

"Jujur aja Al, siapa tau gue ada solusinya"

Cukup lama Alana terdiam dengan kebisuanya, dia bingung harus gimana cerita kepada sahabatnya.

Terkadang tidak semua masalah bisa kita ungkapin, bisa kita ceritain kepada banyak orang atau bahkan hanya satu orang pun. Karena banyak orang yg hanya ingin tau masalah kita tetapi tidak ingin membantu kita dlm menyelesaikanya. lebih baik simpan sendiri cari solusi meski sampai saat ini tidak menemukanya tapi setidaknya mereka tidak tau bahwa ada beban di punggung untuk kita anggkat atau bahkan menguranginya.
Itulah di fikirkan Alana, dia takut suatu saat nanti sandra menjauhinya seperti yg lainya.

Setelah cukup lama terdiam akhirnya Alana memutuskan untuk menceritakan pada Sandra.

"Gue lagi keinget aja sama Gemma, waktu dia ngiket gue saat ditaman. Waktu itu gue ngrasa bahwa gue adalah wanita paling bahagia, paling beruntung dan gue ngira dia akan ngeberi gue kebahagiaan walau itu kecil tapi ternyata, lo tau sendiri kan san" ucap Alana, Alana tidak tidak menangis karena dia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa semenyakitkan apapun keadaanya dia tidak akan pernah menangis.

"Gue ngerti Al,tapi lo nggak boleh terus terusan kayak gini, lo harus kuat lo tunjukin sama si bajingan Gemma bahwa lo tu bisa bahagia tanpa dia"  seketika Alana menoleh membalas tatapan sandra
" lo harus kuat demi orang orang yg sayang sama lo, ibu marni, adikn lo yummi dan demi gue. lo hebat Al, lo wanita paling kuat yg pernah gue temui mungkin setelah gue ngomong ini lu pasti mikir kalo gue lebay hehehe tapi itu semua fakta Alana zara" lanjut sandra dengan mengambil kedua tangan Alana untuk digenggam menyalurkan kekuatan supaya Alana tetap bertahan sampai waktu membawa Alana pada kebahagiaan.

"Gue rasanya ingin nyerah san, gue capek kenapa? kenapa seolah semesta tidak membiarkan gue bahagia?" ucap Alana sambil terkekeh ada sorot kesediha di matanya, ada pancaran luka di padangan kosong Alana.

" Lo nggak boleh ngomong kek gitu, kalo lo terus kaya gitu artinya lo nggak bersukur apa yg tuhan berikan buat lo Alana. percaya bahwa semua ini pasti ada hikmahnya" takas sandra

30 Menit Setelah HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang