Tharadie 7: Kabar

37 8 0
                                    

Tharadie|1130word

Lima hari berlalu dengan cepat. Thollie telah menyelesaikan tugas dengan giat. Kini, mereka akan pergi ke kota.

Beberapa hari disana, ia mengenal lebih banyak orang. Mereka ramah, walau terkadang usil.

Thollie hanya membawa beberapa barang. Tak lupa , satu buah belati terselip di sepatunya. Ia segera berangkat bersama teman-temannya.

Tiga hari terakhir, ia mempelajari tehnik bersenjata. Walau tidak mudah, namun ia berhasil menguasai sebuah revolver. Itu peningkatan yang cukup signifikan.

Tak hanya senjata, ia juga lebih rajin melatih tubuhnya. Beberapa tehnik beladiri yang ia kuasai ketika di bumi sangat menguntungkan. Banyak pujian yang mengiringinya ketika berlatih. Ia cukup bangga dengan itu.

Mereka sampai di lorong. Dandi memberi intruksi. Karena Thollie masih baru, ia akan pergi bersama Sion. Karena terpampang bekas luka di wajahnya, pria ini memiliki julukan 'Lelaki kekar dengan wajah sangar'. Dulu Thollie sempat ketakutan bila berhadapan dengan pria ini. Namun sekarang, ia sudah mulai terbiasa.

Kami menyamar lebih dulu kemudian keluar. Thollie berjalan santai mengikuti Sion supaya tidak menimbulkan kecurigaan. Mereka pergi ke pusat kota. Tujuannya saat ini untuk mencari beberapa informasi tentang Abbas.

Tempat ini sangat menakjubkan. Gedung-gedung pencakar langit turut menghiasi tiap inci tempat ini.

Jalanan ramai memudahkan kami bersembunyi. Tengah kota benar-benar berbeda dari daerah perbatasan.

Thollie masih mengamati sekitar. Matanya bersinar cerah, menunjukkan kekaguman yang tiada ujung. Kendaraan disini sangat cepat. Bentuknya unik. Untuk kendaraan umum, bentuknya setengah bola dengan penumpang maksimal dua orang. Tidak ada sopir. Ini menandakan semua otomatis.

Beberapa orang memakai skateboard. Tapi skateboard disini telah dimodifikasi sehingga menarik. Beberapa mesin tambahan berada di bagian bawah memungkinkan laju yang sangat cepat. Selain itu, skateboard ini bisa dilipat. Ini lebih simpel dari penggunaan motor di Indonesia.

Thollie mensejajarkan diri dengan Sion. Sion melihat Thollie yang begitu tertarik dengan teknologi disini menunjuk ke seseorang. Thollie mengalihkan pandang. Disana terdapat seorang gadis sedang mengambil sesuatu dari tas. Kemudian dua buah tabung yang berdekatan muncul. Ia memencet tombol dan tabung tadi berubah menjadi pelampung dengan tabung di kedua sisinya.

Gadis itu memakainya dan memencet tombol lain. Kemudian ada cahaya--atau mungkin api--yang muncul di bawah tabung tadi. Semakin terang cahaya tadi, semakin tinggi gadis itu terangkat. Terbang. Gadis itu terbang.

Thollie segera melihat ke atas. Benar, banyak orang yang terbang disini. Ia melewatkan pemandangan ini tadi.

Sion yang melihat Thollie yang terkagum-kagum hanya mengedikkan bahu. Ia menarik Thollie dan mempercepat langkah. Akhirnya mereka sampai di depan gedung dengan lambang SMSR terpampang begitu megah.

“Apa ini?” Thollie bertanya-tanya

“Kau bilang ingin mencari tau tentang temanmu”

“Apa kita akan masuk? Keamanan disini pasti sangat tinggi”

“Ikuti saja dan jangan berisik.”

Thollie mengangguk. Sion menganalisis sekitar. Kemudian sudut bibirnya terangkat. Ia membenarkan posisi topinya. Memastikan wajahnya tertutup. Kemudian berjalan mengikuti beberapa orang yang masuk.

Thollie memakai kacamata hitam serta Hoodie warna dongker. Pakaian disini sama seperti di bumi. Mungkin hanya bahan yang terlihat sedikit berbeda. Mengingat tak ada hewan dan tumbuhan disini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tharadie: The Unknown LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang