bagian 10| kamu, selalu menjadi yang paling tahu

188 24 0
                                    

tiga hari aku habiskan tanpa pergi kesekolah, rasanya sangat merindukan mereka semua. dan perjuanganku tidak sia-sia, aku mendapat juara pertama untuk olimpiade ini, oh aku lupa, ini mudah karena dikehidupan sebelumnya telah melewati rumusnya yang lebih kompleks. piala yang kudapatkan sangat tinggi, guru yang mengantarku tidak berhenti tersenyum, aku hanya takut bibir mereka terluka kerena terus tersenyum.

adalah hari senin ketika aku datang pagi-pagi kesekolah bersama roni, putri, dan widi, rumah kami memang satu daerah. membutuhkan 20 menit jalan kaki untuk sampai ke sekolah. ketika pintu kelas dibuka hanya ada reza yang tengah membaca buku dibangkunya. dia meletakan bukunya, matanya berbinar tak sabar. kami duduk melingkar. "ayo ceritakan." putri mendesak, dia sudah memohon sejak dijalan tadi.

"apa yang harus kuceritakan?"

"apa soalnya sulit?" aku menatap widi dengan yakin. "tidak begitu sulit aku bahkan bisa menyelesaikan semuanya dengan poin sempurna."

"apa kamu akan meneraktir kami makan?" harusnya aku sudah menduga putri akan bertanya dengan mata berbinar. "tentu saja." dia langsung bersorak.

"mom, are you miss us?" mata roni seperti anak anjing, begitu menggemaskan membuatku ingin memeluknya erat. aku mulai bertanya, kemana perginya roni yang dingin karena pemalu dan savage?

"uwuw aku rindu kalian." senyum roni mengembang. "so, mana oleh-oleh kita?" harusnya aku tahu, ketika dia bertingkah imut, itu hanya karena dia menginginkan sesuatu.

aku mengeluarkan satu pak pulpen cair. "bagi empat dengan adil." roni segera mengambil dan membaginya.

aku menatap reza, memintanya untuk bertanya. "apa kamu makan dan istirahat tepat waktu?" reza kamu selalu bisa menyentuh hatiku baik dulu maupun sekarang. aku tersenyum, menggusak rambutnya dengan mata berkaca-kaca. "aku melakukan semuanya dengan baik."

"kamu melakukannya dengan baik, olimpiade itu, tapi tidak makan banyak, jam istirahat kamu kacau, dan kurang minum."

***
[23 mei 2020]

fiksi ini membunuhku.

Biru

kelahiran kembali: ketika semesta mengizinkan mengulang kehidupan (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang