bagian 9| mereka sudah gila, mungkin isi kepalanya adalah mie mengembang

210 23 0
                                    

"yang mau lomba diem-diem bae." putri duduk di meja depan dengan tangan memegang sebungkus cilok. widi yang berdiri di sampingnya menimpali. "tau fokus banget, tapi bagus sih biar menang." dia terkikik sedikit.

"berisik banget sih kalian!" roni datang dengan satu kresek berisi jajanan, meletakannya dimeja. "titipan kamu." lalu menarik salah satu kursi.

"bi, udah berhenti dulu belajarnya, dan kalian dua bocah berisik ayo kita nyemil." tanpa perlu bekata dua kali kami langsung memilih isi kresek. dewi dengan wajah ditekuk mengambil susu kotak rasa coklat, menyedotnya dengan cepat.

"eh, put itu molen punya aku." roni menghela napas berat saat putri mengambil molen dari tangannya, itu molen terakhir. aku mengambil gorengan dan burasa yang telah dibuka, memberika kepada dewi, yang diterima dengan kesal.

"kamu nanti berapa hari gak masuk?" widi bertanya disela mengunyah gorengannya. "tiga hari, kalian pasti bakal kangen."

"gak mau tahu, pulang harus bawa oleh-oleh." roni menimpali di sela berebut ciki dengan putri, ah dua orang itu selalu berebut makanan.

"aku buka ibu kamu, ya, ron."

"off couse, you are. you and reza is our parent."

"aduh ron, kamu jadi pinter bahasa inggris sih?" putri menambahkan, "bisa kali ngasih contekan pas ulangan."

aku hanya bisa menggelengkan kepala maklum, mereka semua memang sudah gila. aku bahkan pernah berpikir jika isi kepala mereka adalah mie yang sudah mengembang.


***
[23 mei 2020]

ketika kecil, apa kamu pernah berpikir akan seperti apa?

dulu, aku memiliki gambran akan itu. semua terencana dan tertata.

Biru

kelahiran kembali: ketika semesta mengizinkan mengulang kehidupan (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang