THE TRUTH

2.9K 294 28
                                    

Renjun dan Bangchan sudah sampai di markas mereka. Bangchan pun menyerahkan perangkat Nightshadenya kepada Lisa.

"Aku sudah menjalankan tugasku. Bisakah aku pergi sekarang?" tanya Renjun. Lisa pun menatap Renjun.

"No. Kau tak bisa pergi sekarang. Kau harus membantuku untuk pergi ke perbatasan laut China." ucap Lisa.

"Tapi perjanjian kita hanya sampai aku mendapatkan Nightshade itu." ucap Renjun. Lisa mendekatkan dirinya kepada Renjun.

"Tidak semudah itu. Aku ingin kau tetap disini membantuku. Perjalanan menuju perbatasan Laut China itu pasti akan banyak rintangan. Termasuk penghalang dari tim-mu itu. Mereka pasti tahu jika aku akan kesana. Mereka tahu jika aku sampai di perbatasan maka dunia ini akan menjadi milikku dan artinya, akan terjadi pemusnahan." ucap Lisa lalu menyeringai.

"Tapi janji tetaplah janji. Kau harus menepati janjimu untuk melepaskan kami berdua." kali ini Bangchan bersuara. Lisa menatap Bangchan.

"Kau tak perlu ikut campur. Ini keinginanku. Dan kau juga sangat tak berguna disini. Jadi lebih baik, kau pergi saja-" ucap Lisa lalu mengeluarkan pistol dari sakunya. Ia mengarahkan pistol itu tepat ke kepala Bangchan.

DOR

"Untuk selamanya." lanjutnya. Ya, Lisa membunuh Bangchan. Renjun yag berada disana syok. Lisa tersenyum lalu menatap Renjun.

"Lihat? Aku tak segan untuk membunuh siapapun yang menghalangi ku." ucap Lisa. Renjun terdiam dengan kekacauan pikirannya.

"Oh iya. Ada yang mau aku tunjukkan padamu." ucap Lisa. Lisa lalu berjalan menuju sebuah ruangan. Renjun mengikutinya dari belakang meski dia masih terlalu syok atas kematian Bangchan.

"Lihatlah kemari tuan Huang." ucap Lisa. Renjun menatap ke arah depannya. Sebuah kata dengan kegelapan didalamnya. Lisa pun menyalakan lampunya.



Deg





"Baba?" ucap Renjun. Orang yang berada didalam ruangan kaca itu pun menoleh dan terkejut.

"Renjun?" ucap orang itu. Ia lalu mendekat ke kaca dan hal itu dilakukan juga oleh Renjun.

"Baba? Kenapa baba bisa ada disini?" tanya Renjun.

"Baba tidak ingat nak. Yang pasti, Baba dapat panggilan untuk bertemu dengan manajer perusahaan. Tapi ternyata baba dibawa kesini." ucapnya. Renjun menitikan air matanya.

"Baba hiks... Maafkan aku karena pergi meninggalkanmu..." ucap Renjun.

"Sttt Renjun. Jangan menangis. " ucapnya.

"Baba tahu kau mengkhianati tim-mu untuk menyelamatkan Baba. Baba sangat bangga padamu nak. Tapi, kau harus kembali pada tim-mu dan musnahkan wanita licik itu(lisa)" lanjutnya.

"Ta-tapi, aku tak bisa kembali. Aku melukai seluruh tim-ku. Bahkan aku menembak Junkai gege." ucap Renjun lirih.

"Tenanglah nak. Mereka pasti mengerti. Mereka pasti menginginkan mu kembali." ucapnya lagi.

"Sudah melepas rindu nya?" tanya Lisa yang baru saja bergabung. Tadi Lisa meninggalkan Renjun dan Baba nya untuk mengobrol sedikit. Masih baik bukan dia hm?

Mereka berdua lalu menatap Lisa.

"Ayah dan anak yang sangat menyayangi satu sama lain haha... Baiklah Renjun. Bagaimana keputusanmu? Masih ingin bergabung denganku? Atau pergi?" tanya Lisa. Renjun menatap baba nya. Dan baba nya mengangguk.

"Aku akan pergi." jawab Renjun.

"Pilihan yang salah. " ucap Lisa. Ia lalu memasuki ruangan kaca itu dan menodongkan pistol kearah jantung Baba Renjun.


DOR

Untuk kedua kalinya, Renjun syok.

"Baba Tao." ucap Renjun lirih lalu kembali menitikan air mata. Ya, Baba Renjun adalah Huang Zitao. Pengusaha sukses keluarga Huang.

"Aku tak suka penolakan tuan Huang."ucap Lisa.

"Kau akan tetap bersamaku sampai kapanpun." lanjutnya. Lisa lalu menyuntikkan bius ke tangan Renjun. Renjun yang tak bisa menghindar pun merintih kesakitan dan tak lama kesadarannya pun hilang.

🌿

(Markas AKD/NCT)

Enam orang remaja kini tengah duduk santai sambil mengobati luka mereka.

"Bagaimana keadaan Junkai hyung?" tanya Jeno.

"Dia baik. Hanya butuh istirahat." ucap Mark.

"Kalian tahu, sepertinya Renjun melakukan hal ini karena terpaksa." ucap Jaemin tiba-tiba. Antensi mereka pun tertuju pada Jaemin.

"Kenapa kau beranggapan seperti itu Na?" tanya Haechan. Jaemin menghembuskan nafasnya.

"Kalian ingat saat aku mengejar Junkai hyung dan Renjun?" tanya Jaemin. Yang lain mengangguk.

"Saat Junkai hyung tertembak. Aku mengambil perangkat itu. Aku kira Renjun akan menembak ku, ternyata tidak. Dia hanya menembak ke udara. Dan saat aku terjebak oleh seseorang yang aku tahu bernama Bangchan itu, Renjun datang dan menodongkan pistolnya ke kepala Bangchan." jelas Jaemin.

"Kurasa apa yang kau katakan benar. Aku bisa melihat tatapannya saat itu. Tatapan merasa bersalahnya." ucap Jeno sambil menatap langit-langit atap.

"Kalau memang benar. Alasan apa yang membuatnya pergi dari sini?" kali ini Jisung bersuara. Mereka terdiam. Mencoba mengerti apa yang terjadi.

"Rupanya kalian disini." ucap Chanyeol yang baru saja masuk.

"Apa kalian terluka parah?" tanya Chanyeol.

"Tidak hyung. Kami hanya terluka sedikit saja. " balas Chenle. Chanyeol mengangguk.

"Aku tak tahu harus bilang apa lagi. Tapi, maafkan aku karena membuat kalian terlibat dalam misi ini. Kami AKD dan kepolisian akan menjalankan sendiri misi ini tanpa kalian lagi." ucap Chanyeol.

"Tidak! Kau harus tetap melibatkan kami!" ucap Jeno.

"Aku tak ingin kalian terluka lebih parah dari ini Jeno." balas Chanyeol.

"Aku tak peduli dengan luka. Yang pasti, aku ingin tetap ikut misi ini! Aku harus membawa Renjun kembali!" ucap Jeno.

"Jeno benar hyung. Bagaimanapun juga, kami harus terlibat dalam misi ini. " ucap Mark.

"Anggap saja kami NCT menjalankan misi penyelamatan Renjun sedangkan kepolisian menjalankan misi penangkapan teroris itu." usul Jaemin. Member NCT lain mengangguk. Chanyeol tampak menimbang-nimbang keputusannya ini. Tak lama, akhirnya ia mengangguk.

"Baiklah. Aku serahkan tugas ini kepada kalian. Kita buat rencana. Besok mereka akan pergi ke perbatasan laut China. Mereka akan melewati danau yang membeku menggunakan kapal selam. Kita harus bisa menghentikan itu." jelas Chanyeol.

"Danau yag beku? Woah, kita membutuhkan ban mobil khusus untuk itu." ucap Jisung.

"Kalian akan aku fasilitasi mobil dengan ban khusus itu. Kalian tinggal buat rencana saja. Jika butuh sesuatu panggil saja aku." ucap Chanyeol lalu pergi.

"Kajja!!!! Kita harus bawa Renjun kembali!!!!" seru Haechan semangat.

Mereka pun menyusun rencana dengan matang. Mereka berharap misi kali ini tak akan gagal seperti sebelumnya.

'Aku akan membawamu kembali Huang Renjun.' batin Jeno.

'Hidup atau mati. Aku akan membawamu kembali kepelulanku.' batin Jaemin.

—(TBC)—

Ga kerasa udah akhir ramadhan

Minal aidzin walfaidzin🤝🏻

.

Bentar lagi cerita ini End, mungkin sekitar 1-2 part lagi hehehe...
Terima kasih

BETRAYAL MISSION || Norenmin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang