CHAPTER 1 : THE PROBLEM

158 3 0
                                    


"Now you want to be free, so i'm lettin' you fly"

-Always be my baby : Mariah Carey

**********

Suara heels menggema di ruangan ramai namun terasa lengang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara heels menggema di ruangan ramai namun terasa lengang itu. Kedatangan seorang wanita yang melangkahkan kaki dengan mantap dan penuh percaya diri, membuat pria-pria ber-jas itu meneguk ludah mereka dengan susah payah.

"Selamat pagi semuanya." Sapa wanita tersebut dengan suara lantang.

"Pagi, Bu Harley."

Wanita anggun yang kerap disapa Harley oleh para bawahannya tersebut memberi aba-aba kepada semua orang disana untuk kembali mendudukkan dirinya ke sedia kala. Mereka semua pun akhirnya duduk dan mulai termenung, gelisah menunggu ucapan pertama yang akan keluar dari mulut berbibir penuh itu.

Mereka semua tau bahwa mustahil mendapat kesan pertama baik dipagi hari ini jika mereka sudah di tempatkan pada posisi saat ini. Mereka semua tau ada yang tak beres, di antara mereka.

Ada yang resah membenahi dasinya padahal sudah simetris sedari tadi, ada yang berpura-pura melihat jam padahal kenyataannya mewanti-wanti, akan selama apa waktu berjalan hingga tiga puluh menit kedepan.

"Saham kita turun drastis tiga persen hari ini. Dan penurunan ini terjadi hanya dalam dua hari belakangan. Jelas saya mengundang kalian kedalam rapat ini bukan sekedar berbasa-basi dan larut dalam ambang gulung tikar. Hari ini saya benar-benar ingin melihat sejauh apa saya bisa memanfaatkan gelar kebanggan kalian untuk masalah kecil ini. Apakah salah satu dari kalian ada yang menemukam celah penurunan saham kita?"

Seorang pria berjas abu-abu dengan dasi biru berdehem sejenak dan mengambil banyak nafas guna menetralisir rasa gugupnya untuk menyuarakan penemuannya hari ini. Salah kata bisa salah melangkah.

"Saya sudah mengamati selama lima hari belakangan, bahwa grafik permintaan konsumen kita mulai menurun. Setelah dilihat-lihat, ternyata ada perusahaan furnitur baru yang menyita perhatian aset berharga kita, yaitu para konsumen."

Seorang pria paruhbaya yang mengenakan jas dengan dasi violet mengacungkan tangan tinggi.

"Saya menelusuri bahwa mereka melihat perusahaan furnitur baru itu lebih memiliki kualitas yang memadai. Dari segi peralatan rumah tangga dasar yang paling dibutuhkan, kita memang sepertinya salah memilih produsen peralatan rumah tangga, bu."

"Jadi maksud anda saya memiliki selera pemilihan yang buruk, Tuan David?" Mata Harley menyipit seiring dengan gerakan alisnya yang meninggi salah satunya.

BLINDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang