2.Flashback

244 22 1
                                    

Happy reading

~~~~~~~~~~~~


"Reshaaa!" teriak gadis berambut coklat dan pendek sebahu.

Naura Putri Laksamana
Sahabat Resha dari SMP yang bersifat cerewet. Anak sulung dari Keluarga Laksamana. Keluarga ini cukup terkenal karena ayahnya adalah pengusaha terkenal dan ibunya adalah model.

"Gausah teriak-teriak napa." balas Resha.

"Mana Kak Reldy, kesayanganku?" tanya Naura tiba-tiba mencari keberadaan kakak kelasnya itu.

"Gausah mimpi dah lu." jawab Resha sambil berjalan meninggalkan Naura yang masih sibuk mencari Reldy.

"Hai Chel!" sapa Resha kepada Michel yang tengah menenggelamkan wajahnya di meja sekolah itu.

Michelle Zanzelova
Anak bungsu dari Keluarga Zanzelova yang merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Ayahnya adalah seorang Pengacara sedangkan ibunya adalah Dokter profesional.

"Hmm" dingin seperti biasanya.

Resha tak heran dengan sifat cuek Michel. Sudah menjadi kebiasaan bahwa gadis itu malas dipagi hari. Begadang adalah faktor utamanya.

Tak lama bel masuk pun berbunyi. Membuat para siswa dan siswi SMA Golden harus masuk ke kelas masing masing.

Sepanjang pelajaran ia tidak bisa fokus.Ia terus mengingat kata-kata menyakitkan kakaknya.

"Gue gak mau berangkat sama pembunuh."

"Iya,gue juga udah gatahan seatap sama lu."

"Betul kan? Dimana letak kesalahan gue"

Resha menghembuskan nafas kasar dan menenggelamkan wajahnya di meja. Masa bodoh dengan pelajaran ini, ia bisa bertanya pada kakaknya nanti.

Tak terasa bel istirahat berbunyi. Nampaknya ia terlelap dari tadi.

"Eh KEBO,tidur mulu lo!" teriak Naura yang mengagetkan Resha.

"Dasar ya lu ganggu aja, gue lagi enak-enak ngehalu nih!" balas Resha tidak terima.Gadis itu mengucek matanya.

"Tidur mulu lo, ayo cepet gua laper." ujar Michel sembari menggebrak meja Resha.

"Duluan aja deh gua mau ke toilet dulu." Izin Resha menepuk-nepuk pundak Michel lalu berdiri dari tempat duduknya.

"Yaudah ati-ati jangan ampe ilang, ribet nyarinya." peringat Naura sambil berjalan pergi dari kelas diikuti Michel di sampingnya.

Resha pun segera keluar kelas dan menaiki tangga.Napasnya sudah habis karena 3 lantai yang ia lewati. Seketika ia lupa bahwa sekolahnya memiliki lift. "Lah, kenapa gue gapake lift aja!?" protes Resha pada dirinya sendiri.

Ia pun sampai pada tempat tujuannya. Rooftop sekolah.

Ia pun duduk di kursi dekat pagar untuk melihat pemandangan.

Angin sepoi-sepoi menerjang wajahnya yang putih bersi bak susu, diidamkan semua gadis.

"Kenapa gak gue aja yang mati waktu itu" gumam Resha.Ia menutup matanya sambil memasang satu airpodnya.

*Flashback on*

"Enggakk, Resha maunya Biola baru baru!!" rengek seorang gadis berusia 6 tahun di sebuah mobil besar.

"Sebentar ya sayang,masih macet nih, hujan lagi." ujar perempuan di depan gadis kecil itu lembut.

"CEPET MAA!!" teriak gadis itu lagi.

Mama Resha pun terpaksa melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh di jalan raya yang dibasahi oleh hujan deras.

Hari ini adalah Ulang tahun Resha ke 6 tahun, mamanya telah berjanji untuk mengantarnya ke Toko alat musik tanpa ditemani oleh bodyguard. Jelas ayahnya menolak tapi selalu saja luluh dengan suara lembut dari istrinya.

Ciiitt...

Braakkkk..


"Dok bagaimana keadaan istri saya?" Tanya seorang pria paruh baya yang terengah-engah panik memasuki rumah sakit.

"Maaf istri anda tidak bisa diselamatkan, tetapi putrinya berhasil diselamatkan."

Satu kalimat yang berhasil membuat pria itu jatuh berlutut dan mengeluarkan cairan bening dari ujung matanya.

"Raissa...Ja-jangan tinggalkan aku.."

"MAMAAA!!"

"Papaaa dimana Mama!!"

Pria itupun menggeleng pelan menandakan bahwa ibu mereka telah tiada.Wanita lemah lembut kesayangan semua orang itu telah meninggalkan mereka.

Malam itu, menjadi malam penuh dengan tangisan dan teriakan tidak rela atas kepergian seseorang. Seseorang yang penting dalam kehidupan mereka. Raissa Alnaendra

Keadaan Resha baik baik saja meski ia kehilangan banyak darah malam itu. Dan mendapatkan banyak jahitan di tangan, kaki maupun perutnya. Sungguh keajaiban ia masih bisa selamat.

Ia harus menjalani operasi dan koma selama 3 Minggu. Saat ia bangun, ia melihat ayahnya yang berulang kali mengucapakan rasa syukurnya.
Begitupun saudara-saudaranya.

Berbeda dengan Reza yang menjauhinya tanpa alasan yang jelas.

Ia tidak bisa mengingat kejadian waktu itu dengan jelas.Beberapa ingatannya hilang dan ia sering mengalami mual dan sakit kepala secara terus menerus.

Tidak lupa kalimat yang dilontarkan Kak Reza yang membuat kepalanya semakin sakit.

*Flashback off*

Air mata Resha kembali jatuh mengingat kejadian pilu di malam ulang tahunnya.

"Kenapa gak gue aja yang mati." gumamnya.

"Kenapa dulu kamu egois Resha!" teriak Resha lagi merutuki dirinya sendiri.

Ia merasa bersalah telah bersikap manja dan seenaknya dulu.

Ia selalu bersikap seolah ratu dan semua permintaannya harus dituruti.
Jika tidak, ia akan ngambek dan mengancam yang tidak-tidak.

Sungguh ia menyesal.Ternyata sikap menyebalkannya itu dapat berpengaruh besar dan buruk bagi orang lain maupun dia sendiri.

"Lo ngapain disini?" tanya seorang lelaki dengan suara beratnya.

Resha menoleh dan mendapati lelaki itu jalan kearahnya. Segera ia menghapus bekas tangisannya.

"Kalo mau bunuh diri, jangan disini."
ujar lelaki itu sambil  menghampiri Resha dan berdiri di samping gadis itu.

"Lo siapa?" tanya Resha bingung.

"Kudet amat lo" remeh lelaki itu. Kembali mengahadap pemandangan dari atas rooftoop sekolahnya.

"Gue..." Ujar lelaki itu menggantungkan kalimatnya.

~~~~~~~~~~

Kesel gk digantungin?

Hehe maaf

Me and My 3 BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang