7.

148 11 0
                                    

Happy reading






~~~~~~~~~~~~

Lelaki itu masih setia menatap gadis cantik yang  berdiri di depan pintu kamarnya.Menatap benda misterius yang menarik perhatiannya.

Lelaki itu berharap gadis itu setidaknya membuka bungkusan kecil itu.Melihat bagaimana reaksi gadis kesayangannya itu.

Tapi harapannya pupus,Resha sudah masuk ke kamarnya,memegang pun enggan.Ia kecewa.

Lelaki itu menghela nafas pasrah dan kesal.Lalu,ia mengambil barang itu menentengnya dengan satu tangan.

Dengan hati-hati lelaki itu berjalan melewati setiap koridor di mansion mewah itu,sesekali ia menyapa asisten yang lain untuk berbaur tanpa meninggalkan kecurigaan.

Ia berjalan santai dengan topeng ramahnya menuju tangga.Jika ia menggunakan lift,kemungkinan ia akan mencolok dengan barang hitam yang dibawanya.

Selagi menuruni tangga 3 lantai,ia melepaskan jubah dan seragam asisten yang bekerja di mansion Alnaendra.Sekarang ia telah memakai baju serba hitam dan tak lupa masker.

Lelaki itu sudah bersiap untuk pergi ke suatu tempat.Menemui kenalannya.

Saat menuju parkiran basement untuk meninggalkan mansion yang megah itu,seseorang memanggilnya.

"Woy,berhenti disitu!"

Sial,itu adalah Reyhan.

Ia harus segera pergi sebelum Reyhan menangkapnya.Tak peduli berapa kali Reyhan memanggilnya,lelaki itu berlari menyalakan mesin motornya.

Ia menengok,sudah tidak ada Reyhan.
Dirinya sudah aman sekarang,tanpa berpikir panjang,ia segera keluar dari mansion itu.

Sedangkan di tempat lain,Reyhan yang hendak mengejar lelaki serba hitam itu,terhenti melihat Reza.

Keadaan Reza terlihat berantakan.Bau alkohol juga menempel pada baju yang ia pakai.Wajah tampannya dipenuhi oleh bekas lebam,tapi tak mengurangi ketampanan lelaki gagah itu.

"Sampai kapan Lo bakal mabuk-mabukan?" tanya Reyhan butuh penjelasan.

Reza terdiam.Ia bahkan tidak menoleh untuk menjawab pertanyaan kakaknya itu.

"Bukan urusan Lo."

"Gue mau lu berhentiin kerjaan gak guna Lo sekarang,malu-maluin Nama Alnaendra." pinta Reyhan tegas melihat punggung adiknya.

"Lo gak mikirin perasaan papa ngeliat anaknya kayak gini? Lo gak malu udah kecewain mama? Egois." balas Reyhan tegas sambil ber-smirk diakhir.

"Ini hidup gue,terserah gue,gausah ikut campur." akhirnya Reza membuka suara membalas Reyhan,walau badannya masih membelakangi Reyhan.

"Gue ngasi ta-"

"YA GUE GAK MAU TAU!" Suara Reza menggema di seluruh penjuru basement parkir.

"Lo masi punya Adik,lo Masi punya Reldy sama Resha buat lo beri contoh, jangan berlagak seolah cuma lu yang kehilangan,kita semua juga."

Lagi-lagi Reza terdiam.Mambiarkan pikirannya mencerna kata-kata kakaknya.

Tapi yang namanya Reza,pangeran Es Alnaendra,kecuekannya bukan main.
Lelaki itu hanya berjalan meninggalkan kak Reyhan yang masih terdiam di tempat.

Reza mencoba membuang semua pikiran baiknya,kata-kata kakaknya.Sebagaimana angin berhembus,pikiran positifnya hilang sudah.

Reza bukanlah remaja yang gampang melupakan sesuatu,tetapi ia memiliki keyakinan dan gengsi yang besar.Sekalinya ia memutuskan,tidak ada yang bisa membantahnya,bahkan dirinya sekalipun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me and My 3 BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang