SINCE 2 || TAMAN

22 3 6
                                    

"Kenapa sih cowok itu sering nge-bully loh? Emangnya ada apa loh sama dia? Ada masalah? " tanya Salsa penasaran.

Mereka berdua sedang duduk di kursi taman dekat sekolah.

"Gue juga nggak tahu kenapa dia sering nge-bully guess. Sejak awal gue masuk di sekolah dia udah kasar sama gue. Tapi nggak papalah."  Jawab Rama dengan nada keikhlasannya menaikkan kaca matanya yang melorot.

"Hahh loh bilang nggak papa? Dia itu udah pukulin loh."

"Iya bagi gue kejahatan sebaiknya nggak usah dibalas dengan kejahatan juga,kalo gue bales kejahatan dengan kejahatan apa bedanya gue sama dia?."
Kata Rama dengan menjelaskan dengan kelembutan.

Salsa mendengus pelan.

"Tapi sekali lagi gue ucapin makasih banget karena loh udah nolongin gue tadi."

"Nggak lah, seburuk-buruknya gue gue juga ada sifat empatinya. Gue nggak suka ngeliat orang lain di sekitar gue itu sedih dan merasa tersakiti. "

"Gue kagum sama loh" kata Rama menepuk-nepuk pundak Salsa.

"Iya gue orangnya gitu. Mungkin kejadian gue nolongin loh cuma kebetulan. Tadi waktu Jam pelajaran kelima itu jamnya Pak Toni matematika, jadi gue keluar aja nggak mau belajar pelajarannya. Terus gue liat loh di pukulin jadi gue tolongin deh.
Teros saat tadi mau pulang  gue siswa telat puling karena dimarahinlah sama pak Toni nggak masuk kelasnya,dan gue liat loh dilakukan semena-mena sama mereka." Jelas Salsa.

"Jadi loh dimarahin Pak Toni gara-gara nolongin gue?" Tanya Rama merasa bersalah.

"Nggaklah ini bukan salah loh. Gue aja yang nggak mau belajar pelajaran dari Pak Toni. Kalo bisa dihitung nih, gue baru dua kali masuk kelasnya itu juga kepaksa."

"Loh mestinya nggak boleh gitu, kan kita ke sekolah buat belajar bukan untuk senang-senang. Nanti besok gue minta maaf sama Pak Toni karena gue loh dimarahin. "

                      *******

Setelah sekian lama mereka berdua berbagi cerita sampai lupa waktu......

Rama melihat arloji di tangan kirinya, jarum panjang sudah hampir mau ke arah angka lima.

"Hahh? Udah mau jam lima?" teriak Rama tak percaya waktu begitu cepat berlalu padahal mereka baru saja duduk di kursi taman.

"Maaf yah Sal, gue harus pulang sekarang, soalnya ibu sering marahin gue kalo pulang malam ibu takut gue kenapa-kenapa di Jakarta ini yang banyak kriminal padahalkan gue udah gede hehehe."

Salsa membalas dengan anggukan kecil.

"Ayokk biar gue antar loh pulang. " Kata Rama berdiri dan menggendong ransel hijau miliknya.

"Nggak usah lah Ram, gue kan bawa motor ke sekolah loh yang harus cepet pulang kasihan ibu loh khawatir nungguin" Balas Salsa ikut bangkit dari duduk dan mulai berjalan menuju parkiran motor mereka.

"Tapi... "

"loh nggak usah mikirin gue,gue udah biasa pulang sendiri kan gue pake motor jadi nggak usah khwatirin gue." Salsa merapikan rambutnya yang berantakan tertiup angin.

"Beneran nggak papa? Gue merasa bersalah nih kalo nggak nganterin loh "

"Awwhh" Teriak Salsa hampir jatuh kesandung batu. Untungnya tangan Rama dengan sergap membopong tubuh Salsa dan Salsa jatuh dalam dekapan Rama.

                    *******

Kringgg kringggg......

Salsa mengambil hp miliknya di atas nakas dekat ranjang tempat tidurnya.

SINCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang