Mentari pagi kembali menyinari bumi dengan segala kehangatan dan kecerahannya."Non, non, non Salsa bangun ini udah pagi, non kan harus ke sekolah entar terlambat non. " Bi Ina membangunkan Salsa dengan menepuk-nepuk tubuhnya yang tersembunyi di balik selimut pink miliknya.
"Hoammm" Salsa menguap dan meregangkan tubuh mungilnya. Dia berbalik arah membelakangi bibi.
"Non ini udah jam enam loh, ayo bangun non. " Bi Ina kembali menepuk-nepuk tubuh Salsa berusaha membangunkannya.
"Iya bi gue nanti bangun, bibi siapin aja sarapannya. "
Salsa bergeming dan kembali ke tidurnya.Tak sengaja Bi Ina menyentuh dahi Salsa dan merasakan suhu yang panas di dahi Salsa.
"Aduh non, dahi non panas tubuh non juga panas. Non deman yah?." Tanya Bi Ina tampak khawatir.
Salsa berdeham.
"Non jangan ke sekolah dulu. Lebih baik non istirahat dulu di rumah."
"Nggak bi ,gue mau ke sekolah aja. Bibi mau gue dipanggil orang tua lagi entar mama pulang bukan cuma gue yang dimarahin, tapi bibi juga." Tukas Salsa membuka selimut yang menutupi wajahnya.
"Tapi non sebelum ke sekolah minum obat dulu yah."
********
"Yakin non mau ke sekolah?"
Salsa mengangguk.
" Coba sini bibi cek panasnya. " Bi Ina meletakkan tangannya ke dahi Salsa.
"Ohh udah nggak panas nih,tapi kalo Non Salsa tetap mau ke sekolah non harus minum obat penurun panas dulu. Non mau sarapan dulu atau bawa bekal?" Tanya Bi Ina menyiapkan alat makan dan menupahkan segelas susu.
"Hmmm, gue sarapan dan bawa bekal yah bi, double, kasihan bibi udah masakin teros nggak gue makan." Kata Salsa membenarkan kancing bajunya yang hampir terbuka.
"Oke bibi siapin bekalnya. Non kalo udah selesai makan minum yah susu Dan obatnya, walaupun panasnya udah agak turun namun harus minum obat takut naik lagi panasnya. " Kata bibi pergi ke dapur mengambil tapperware untuk bekal atasannya.
********
"Non ini pake jaketnya takut non masuk angin." Bi Ina menyodorkan jaket kulit berwarna cokelat ke tangan Salsa."Makasih bi. Salsa ke sekolah dulu yah bi" Kata Salsa dan menyalim ke Bi Ina.
"Iya, hati-hati non bawa motornya. "
"Oke bi." Salsa mengambil helmnya di atas meja bulat depan rumah.
"Tapi non kalo Ibu telepon, bibi bilang apa? " Tanya bibi takut menjelaskan semua yang terjadi tadi malam kalo Non Salsa pulang subuh karena balapan dan akibatnya Salsa demam dan ngotot ke sekolah.
"Bibi bilang aja kalo kemaren itu Non Nadia datang ke rumah kemudian malamnya gue nganterin Nadia ke rumahnya. Bibi nggak usah bilang yang sebenarnya." Salsa duduk di atas motornya siap ke sekolah.
"Tapi non...."
"Sttt bibi suka gue dimarahin? Ujung-ujungnya bibi juga nanti dimarahin lho! "
Bi Ina mengangguk dan kembali masuk ke rumah.
********"Salsabila Agnantha terlambat lagi ini udah Jam berapa? Siswa -siswa lain sudah dari tadi belajarnya terus kamu baru ngampe? " kata Pak Dodi guru piket hari ini, memarahi Salsa yang baru sampai di sekolah.
"Maaf pak, yang pentingkan gue dateng ke sekolah dari pada tidak." Kata Salsa santai seperti tidak ada kesalahan sedikitpun.
"Kamu ini melawan bapak?" Tukas Pak Dodi menunjuk-nunjuk ke arah Salsa.
"Gue bukan ngelawan pak, gue ngomong apa adanya,coba bapak pikir lebih baik mana terlambat dateng ke sekolah atau nggak ke sekolah sama sekali? " Tukas Salsa membuka jaketnya.
"Sudahlah sekarang kamu bapak berikan hukuman karena kamu terlambat." kata Pak Dodi yang sudah muak berdebat dengan siswa yang terkenal dengan kenakalannya di sekolah.
Salsa mengangkat kedua alisnya, tampak sombong.
"Emmmmm, apa yah yang dapat kamu kerjakan sedangkan semua kegiatan kebersihan sudah dibersihkan oleh siswa-siswa lain yang terlambat sebelum kamu." Pak Dodi berdeham, berpikir keras.
"Udalah pak gue masuk aja daripada gue ketinggalan pelajaran gimana? "
"Ohhh iya ada satu kerjaan yang belum tuntas. Tadi bapak jalan ke depan ruang UKS ada tahi di sana. Kamu angkat itu. Ambil pasir di dekat kantin terus taroh di atas tahi itu dan diangkat teros buang di ruang kompos belakang sekolah." kata Pak Dodi menunjuk depan UKS.
********
"Udah pak, udah gue bersihin tahinya. "Kata Salsa mengibas-ngibaskan rok pendeknya yang agak kotor.
"Oke, sekarang kamu pergi ke ruang guru, Pak Toni panggil kamu."
"Hah? Pak apa bapak mau gue ketinggalan pelajaran ini udah mau Jam istiragat lho pak masa di panggil lagi."
"Cepat pergi sana, Pak Toni itu guru piket juga hari ini."
Salsa sebenarnya sudah lelah mau menghadap Pak Toni lagi, dia berniat untuk kabur ke kelasnya,namun sejak dirinya beranjak dari hadapan Pak Dodi, dia terus di pantau Pak Dodi.
Salsa terkejut saat tiba di depan ruang guru.
Di depan meja Pak Toni berdiri lima orang berpakaian putih abu-abu. Setelah makin dekat meraka adalah Nadia, Aldi, Reno, Rayhan, dan Rama."Permisi pak.." Salsa mengetuk pintu ruang guru dan beranjak masuk.
Kelima siswa yang dikenalnya itu langsung melihat siapa yang datang.
"Ini dia yang ditunggu dari tadi. Cepat masuk. " Kata Pak Toni.
"Ada apa pak?." Tanya Salsa kebingungan, padahal dia mungkin sudah mengetahui kenapa dirinya dipanggil Pak Toni dengan kelima siswa di sampingnya ini.
"Kamu mau nanya ada apa?"
Pak Toni berdecak kesal."Kalian berlima udah ngelakuin hal yang tidak baik saat pelajaran saya di kelas Ipa 2. Kepala sekolah itu marahin saya karena ada siswa saya yang ikut terlibat dalam video yang dilihat Bapak kemarin. Seluruh guru juga tahu kejadian ini kemarin. Karena Bu Veronica yang mengajar di kelas Ipa 1 kemaren nggak hadir hari ini Karena sakit jadi bapak yang akan mengurus kalian."
Kata Pak Toni kesal dan marah memperlihatkan vidio yang viral di SMA Garuda kemarin.Rama, Reno, dan Nadia tertunduk. Sedangakan Salsa, Rayhan, dan Aldi hanya santai mendengar perkataan Pak Toni.
"Oke sekarang sebagai hukuman dari kelakuan kalian yang sudah memalukan pribadi bapak, sekarang kalian bersihkan semua toilet di sekolah ini. "
"Apa Pak?" Jawab mereka kompak.
"Cepat kalian ambil alat-alat yang akan digunakan. Di toilet siswa bagian Timur Reno dan Rayhan. Di toilet siswa bagian Barat Aldi dan Nadia,dan yang sisanya Salsa dan Rama di tolilet guru."
*********
Gimana part tiganya? Berikan vote dan commentmu apabila kalian suka dengan part ini.
Tetap jaga kesehatan dan dirumah aja.Salam Author,
Sindhy Meisita Mantiri
Manado, 27 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
SINCE
Teen FictionMasa putih abu-abu diawali dengan seseorang yang hebat dan berani. Sedangkan aku hanya menatapnya dan merasa bahwa aku ini hanyalah seorang pengecut dan pecundang. Namun ada hal reaksi aneh dalam diriku, hatiku mengatakan bahwa dia kagum kepada ses...