SINCE 4 || BULLYING

27 3 2
                                    

Bel panjang telah dibunyikan, artinya seluruh kegiatan siswa dan guru di sekolah telah berakhir.

"Gue benci banget tahu tadi bersiin toiletnya sama Aldi. Apalagi dia malah nyuru-nyuru gue sedangkan dia cuma sibuk dengan handphonenya. Terus gue marahin dia karena, dia malah balik marah." kata Nadia kesal.

Mereka kini berada di koridor kelas mereka berjalan ke depan sekolah mau pulang.

"Ehh, Sal? Loh dengerin nggak? Sal? "

Salsa hanya senyam-senyum sendiri.

"Gue dengerin kok. Tadi yah Nad, gue itu kayak nggak capek bersihin toilet guru. Karena tadi si Rama rajin banget, semua kerjaan dikerjakan sedangkan gue dia bilang gue nggak harus lakuin hal ini karena katanya dia yang salah. Gue sih bilang ini juga salah gue tapi dia bilang dia aja yang ngerjain, gue tadi cuma nyapu lantai depan toilet." jelas Nadia senang.

"Ewhh loh itu yah enak tapi gue kebalik, perempuan yang ngerjain sedangkan si Aldi hanya enak-enakan tuh." kata Nadia kapok satu kelompok dengan Aldi.

"Sal liat tuh, ada apa di depan perpus kok rame-rame gitu?" tukas Nadia menunjuk ke arah perpus sekolah dekat ruangan kepala sekolah.

Salsa dan Nadia berlarian pergi melihat apa yang terjadi.

"Brian ada apa?" tanya Salsa pada Brian teman sekelasnya yang sedari tadi melihat apa yang terjadi.

Karena saking banyaknya siswa yang berkumpul Salsa dan Nadia tidak dapat melihat apa yang terjadi.

"Itu si Aldi sedang ngerjain siswa baru di kelas Ipa 2 yang pake kacamata tebal itu. Kasihan."

Salsa langsung maju ke depan untuk melihat apa yang dikatakan Brian. Salsa membuka jalan dari siswa-siswa yang menghalangi jalannya.

"Sekarang loh berlutut, berlutut cepetan. " kata Aldi di depan banyaknya siswa menyuruh Rama berlutut. 

"Ayoo berlutut loh." tambah Reno yang berada di samping Aldi.

Rama pun mulai merendahkan tubuhnya dan  berlutut di depan Aldi.

"Bos nggak udah yah, kasihan bos, entar kalo kepsek tahu gimana? Bisa dihukum lagi kita atau dikeluarin. " kata Rayhan membisikkan ke telinga Aldi, dia sangat takut hal buruk terjadi.

"Loh diem aja. Gue jamin nggak akan terjadi apa-apa sama kita." tukas Aldi membisikkannya pula ke telinga Rayhan.

Salsa yang melihat hal itu langsung terkejut dan merasa sangat kasihan.

Aldi menumpahkan air minum dari tumblr milikknya ke atas kepala Rama dan membasahi seluruh seragamnya.

"Uhhhh"

"Hahahhha" teriak siswa-siswi yang sedang melihat pertunjukkan yang sedang berlangsung.

"Heii loh ini apapaan sih?. Loh manusia atau apa? Punya hati nggak? Loh tahu perbuatan yang loh lakuin ini keterlaluan!" teriak Salsa dan mendorong tubuh Aldi.

Seluruh siswa yang berteriak mempermalukan Rama terdiam.

"Loh lagi loh lagi. Gue udah peringatin loh yah, jangan ikut campur urusan gue."
Kata Aldi dengan lembut di bagian kata-kata awal dan berteriak di kata 'jangan ikut campur urusan gue'.

"Loh bilang jangan ikut campur urusan loh? Kalo gue ikut campur gimana? Loh itu jangan karena Ayah loh pemilik sekolah ini, teros loh bisa lakuin perbuatan jijik seperti ini." teriak Salsa dengan air mata yang bercucuran di pipinya.

Aldi terdiam.

"Hee loh jangan berani lawan Aldi. Loh nggak mau Kansas dikeluarin dari sekolah ini?" kata Reno tak tega sahabat sekaligus bosnya dimarahin.
Rayhan nonwhite Reno.

Salsa tidak peduli.
Sedangkan Rama hanya tertunduk diam.

"Gue nggak peduli mau gue dihukum atau dikekuarin dari sekolah ini sekalipun gue nggak peduli. Gue cuma mau ngingetin sama seorang brengsek di depan bola mata gue ini. Loh itu jangan bangga punya orang tua terhormat, kaya, dan banyak uang dan harta. Sehormat-hormatnya dan sekaya-kayanya ortu loh nggak bisa dibanggain kalo kelakuan anaknya seperti ini. Jijik. Gimana perasaan loh kalo loh yang ada di posisi Rama sekarang? Emang manusia nggak punya hati loh. Nggak punya perasaan."  Salsa menjelaskaan sekaligus membentak Aldi.

Salsa sudah tidak sanggup lagi menahan air matanya.
Rama hanya terdiam tak berucap sepata katapun, dia nggak menyangka ratusan siswa di sekolah barunya ini hanya gadis di depan matanya yang mau membela dirinya.

"Salsa berani marahin Aldi?"

"Wahh Salsa hebat banget."

"Salsa nangis tuhh"

"Aldi memang keterlaluan."

Banyak bisikan-bisikan dari siswa-siswi yang berkumpul di halaman sekolah.

Salsa berlari pergi keluar sekolah dengan duraian air mata yang bercucuran.

Nadia maju dan berhadapan dengan Aldi.

"Loh liat apa yang udah loh perbuat! Loh itu jangan sombong, jangan sok-sokan, liat perbuatan loh itu nyusahin banyak orang. Dasar pengecut. " Nadia melihat ke sekelilingnya dan langsung berlari mengejar sahabatnya itu.

Nadia kebingungan, dia melihat kesekitar namun tidak ada sosok Salsa di sekelilingnya.

"Ck ck ck Salsa dimana? Apa mungkin dia udah pulang?" Nadia berdecak.

Nadia berjalan ke jalan raya dan memberhentikan angkutan umum untuk menyusul Salsa ke rumahnya.

"Mudah-mudahan dia udah pulang ke rumahnya. " batin Nadia.

                   *******

"Ada apa di sini? Ini sudah jam pulang!" kata Bu Nina menghampiri gerombolan siswa, dia baru mau akan pulang.

Seluruh siswa tidak dapat berucap apa-apa, mereka hanya tertunduk dan mau mengucapkan apa yang terjadi.

Rama berdiri dan mengambil tas ransel miliknya yang dilempar Aldi tadi.

"Rama kamu kenapa basah-basahan kayak gitu?"

"Nggak bu, emmm tadi, iya tadi kesirem air pas di toilet." kata Rama terpatah-patah saking  gugupnya.

Siswa-siswa lain mulai bubar, tidak mau diri mereka terlibat dalam masalah ini. Menyisakan Aldi, Reno, dan Rayhan.

"Bos kita mau gimana ini? " kata Rayhan takut.

"Dia bohong bu. Sebenarnya gue yang nyirem dia, gue juga yang udah bully dia, gue suruh dia ini-itu, gue siksa dia" jawab Aldi santai tanpa salah.

Bu Nina terkejut.

"Sekarang kelakuan kamu akan saya aduhin ke kepala sekolah, biar ayah kamu tahu kelakuan kamu."

"Ibu mau aduhin gue? Iya? Yakin? Nggak kebalik? Gue yang akan bilang ke ayah untuk keluarin ibu dari sekolah ayah saya." balas Aldi mengancam.

Guru-guru memang tidak berani dengan ancaman Aldi, berkali-kali bahkan puluhan kali Aldi berbuat kesalahan namun tidak ayahnya tidak tahu kelakuan Aldi.
Sekalipun ayah Aldi tahu ayahnya selalu belain anaknya, bahkan guru yang mengaduh ke ayah Aldi Pak Jeremy selalu diberi hukuman bahkan dikeluarkan.

                  *********

"Permisi..... Salsa, Sal? " Nadia mengetuk pintu rumah Salsa.

Bi Ina membuka pintu rumah.

"Bi, Salsanya ada bi? " tanya Nadia.

"Non Salsa belom pulang non, apa non nggak barengan pulang sama non Salsa?" tanya Bi Ina bingung.

"Ehhh,,, iya tadi barengan tapi..... " jawab Nadia grogi, dia takut Salsa pergi ke mana pake motor dan terjadi hal buruk dengannya karena dia sedang kebawa emosi.

Gimana sahabatku part empatnya? Suka nggak?
Semoga kalian suka yah.
Jangan lupa vote dan commentnya ;)
Tetap di rumah aja dan selalu jaga kesehatan yah.

Salam Author,
Sindhy Meisita Mantiri
Manado, 29 Mei 2020









SINCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang