Tetangga baru

884 60 3
                                    

Pagi itu sebelum restoran mulai beroprasi. Aku berjalan santay menuju supermarket terdekat tuk membeli rokok.

" Ohayo obaa-san "

Sapaku pada nenek tua yang tinggal sendiri disebuah rumah sederhana tepat di samping restoran. Dindingnya bahkan nyaris menempel dengan dinding restoran.

" Kau, tempatmu itu terlalu berisik.. belum lagi baunya.. "
" Ha-i.. ha-i.. nanti akan ku belikan sayuran ya " alihku cepat.
" Awas kalau tidak "

Hanya itu cara menahan ocehannya. Setiap kali bertemu selalu ngomel.

Setibanya di supermarket aku membeli rokok dan mengambil beberapa sayuran yang tengah diskon saat itu.

" Obaa-san " panggilku.
" Jangan teriak-teriak kau pikir aku tuli "

Suaranya jelas lebih keras dariku.

" Pesananmu "
" Oh bagus kau ingat "
" Sore jaa "
" Matte "

Dia memberiku sebuah bungkus kecil dengan pita merah.

" Ku pikir Valentine sudah lewat " gurauku.

Plak

" Kau pikir aku ini apa? Kau bahkan bukan tipeku "
" Da yo ne " gumamku.
" Ini dari tetangga baru "

Tetangga baru?

Aku langsung melihat sebuah ruko 2 lantai tepat di samping rumah nenek itu. Beberapa hari lalu masih kosong. Kini lampunya tampak menyala dan terdengar suara percakapan dari dalam.

" Aku tidak tau ada penghuni baru "
" Kau jarang keluar selalu di dalam restoran itu "

Antara menasehati atau marah, aku hampir tidak bisa membedakannya karna nadanya sama saja.

" Sasukeee " teriak Naruto.
" Obaa-san.. aku harus kembali "
" Hm "
" Jaga kesehatanmu "
" Cerewet sekali kau seperti orangtua "

Saat dia masih ngomel, akupun meninggalkannya dan kembali ke restoran.

" Kau senang sekali meladeni nenek tua itu " ucap Naruto.
" Aku hanya kasihan karna dia hidup sendiri "
" Tapi dia slalu marah-marah, jangankan bicara aku kadang takut lewat depan rumahnya "
" Kau saja yang berlebihan "

Aku kembali menuju dapur dan memulai aktifitas ku seperti biasa.

" Sasuke-san aku istirahat dulu " ucap Suigetsu
" Hm "

Aku meneruskan pekerjaanku menyelesaikan pesanan. 30 menit kemudian Suigetsu datang dan berganti denganku. Karna tukang masak hanya kami berdua jadi jam istirahat harus bergantian.

Langsung menuju ruang istirahat dan mengambil rokok. Lelahku hilang setiap kali menghisap rokok.

Ah aku lupa dapat bigkisan. Saat ku buka terdapat dua buah kue kering di dalamnya.

" Kurasa dia pintar masak.. maksudku tetangga mu nek " alihku cepat.

Entah kenapa bulu kuduk ku sedikit merinding tadi.

Ku coba memakannya sambil minum kopi.

" Sudah ku duga aku tak bisa makan makanan manis, terlalu menusuk di gigi " batinku.

Cookies yang tersisa tak mampu ku habiskan. Sejak dulu aku tidak terlalu suka makanan manis.

Beberapa hari kemudian.

" Sasuke kau tau ada toko roti baru disini "
" Toko roti? "
" Iya disamping restoran ini "

Naruto menjelaskan dengan penuh semangat.

" Nanti malam kita kesana " ucapnya memutuskan sendiri.

Dan setelah restoran tutup.

" Ku pikir tutupnya lebih malam dari restoran "

Dia terpaku di depan toko roti baru itu yang sudah tutup lebih awal.

" Mana ada toko roti yang buka lewat jam 10 malam dobe "
" Tapi ku pikir.. "
" Lebih baik kau pulang sana "
" Ara..ara.. ada dua pemuda tampan di depan rumahku "

Seorang wanita datang menghampiri.

" Ada perlu apa? "
" Sumimasen.. tadinya aku ingin membeli beberapa roti tapi sepertinya sudah tutup "
" Ah.. "
" Aku Uzumaki Naruto dan dia Uchiha Sasuke, kami dari restoran sebelah "
" Domo " ucapku.
" Aku Tsunade penghuni baru disini "

Naruto masih bicara dengan wanita itu. Aku hanya diam dan sesekali melihat ke atas bangunan ruko.

Ada seorang gadis lain yang sedang mengintip kami dibalik tirai jendela lantai dua.

Mungkin saudara atau anaknya, pikirku.

" Kalau begitu kami pamit "
" Ha-i.. besok datang lagi ya "

Kami berdua kembali ke restoran.

" Aku langsung pulang saja " kesal Naruto.
" Terserah " jawabku langsung mengunci restoran.

Besoknya.

" Sasuke kita ke toko roti itu sekarang "
" Kau gila, aku sedang bekerja "
" Tapi nanti kemalaman, aku ingin mencoba makanan disana "
" Pergi saja sendiri "
" Kau menyebalkan "
" Kau tidak berguna " kesalku.

Naruto pergi begitu saja dari restoran menuju toko roti. Entah apa yang dipikirkannya, aku heran dia bisa menjadi manager restoran ini.

Hari sabtu, jadwalku libur. Aku bisa bersantay seharian di atas tanpa mendengar suara Naruto yang memekakkan telinga.

Sudah jam 1 siang, perutku mulai meronta. Segera turun usai ganti baju.

" Sasuke-san.. menikmati liburmu? "
" Hm "

Entah menyapa atau menyindir, kadang kala Suigetsu membuatku kesal.

Aku berjalan keluar berniat menuju supermarket tuk membeli rokok.

" Kau.. kemari.. "

Geh.. kenapa lagi nenek itu.

" Dousta? "
" Bawakan ini ke dalam "

Tepung?

" Kedalam rumahmu? "
" Baka, ke dalam toko roti ini "
" Ha? "
" Jangan banyak protes bawa saja "

Aku mengambil sekantung besar tepung dan membawanya ke dalam toko.

" Ojamashimasu "

Tidak ada orang. Aku menoleh mencari nenek itu.

" Obaa- "

Sial dia meninggalkanku!

" Permisi "

Aku terus berjalan sambil membawa tepung dan tak henti memanggil.
Lalu seseorang keluar mengenakan apron putih dan topi memasaknya.

" Ano.. obaa-san memintaku membawa ini ke dalam "
" A-a-arigatou "
" Jadi dimana- "
" Hiii.. "

Wajahnya mendadak pucat pasi, diapun langsung menjaga jarak denganku. Apa wajahku seseram itu?

" Ano.. "
" Le-le-le-letakkan..saja.. disana.. " tunjuknya.

Ku letakkan barangnya lalu bersiap pergi. Sepertinya dia kurang sehat, pikirku.

Kesan pertama di toko roti baru, selain harum rotinya, pegawainya tak kalah aneh dengan restoran.

~Skip~

kamus
obaa-san = nenek, kalau
oba-san = bibi
matte = tunggu
da yo ne = benar juga/iya juga
ojamashimasu = permisi/maaf mengganggu
dousta = ada apa

Kurang lebih begitu, kl mau lebih jelas bisa googling sendiri hehhe

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang