Pagi itu sebelum buka restoran.
" Ohayo Baba "
" Hum "
" Dousta? Kurang enak badan? "
" Nah.. hal yang biasa di usia ku "
" Mau ku antar ke dokter "
" Tidak perlu "Seperti biasa, tegas juga cerewet.
" Ohayo Oba-san.. ohayo Sasuke-san "
" Ohayo " jawabku.
" Hum " jawab nenek itu acuh.
" Oba-san baik-baik saja? "Nenek itu hanya diam lalu masuk ke rumahnya.
" Kalian bertengkar lagi? "
" Iie.. mungkin dia sedang banyak pikiran "
" Ah Sasuke-san aku ingin memberimu ini "
" Apa ini? "
" Hanya ucapan terima kasih "
" Untuk apa? "
" Untuk semua yang telah kau lakukan " senyumnya.
" Kalau begitu bagaimana kalau makan diluar? "
" He? "
" Ada restoran baru tak jauh dari sini "
" Aku akan minta ijin Tsunade-san "
" Hn.. kita bertemu lagi jam 6 sore nanti "
" Ha-i "Aku kembali ke restoran dengan sekantung roti di tanganku.
" Ohayooo " seru Naruto dengan senyum lebarnya.
" Hm "
" Ohayo Naruto-san " jawab Suigetsu.
" Sasuke kau makan apa? "Ku palingkan wajahku.
" Oi jangan acuhkan aku " kesalnya.
" Urusai "
" Oi teme "Bip..bip..
" Moshi-moshi "
Aku bangkit dari tempatku menjawab telpon.
" Shisui ada apa? "
" Ah tidak hanya memastikan ini benar nomor mu atau bukan "
" Apa maksudmu "
" Seperti yang ku bilang hanya memastikan hahaha "Bip
Langsung ku matikan telponnya. Tidak penting.
" Oi Naruto kau memakan semua rotinya "
" Hanya sedikit.. aku belum sarapan tadi "
" Sedikit? Kau bahkan tidak menyisakan apapun "
" Ahaha.. gomen.. "Buk
Pukulan di perut cukup untuk meredam amarahku pagi ini.
" Tee...mee... " rintihnya tersungkur di lantai.
Aku kembali ke dapur melakukan tugasku hingga sore hari.
" Aku duluan " ucapku meninggalkan dapur.
Jam 5 sebaiknya aku bersiap. Usai mandi dan lainnya aku langsung keluar.
" 5.35 kurasa cukup " gumamku.
Aku berjalan perlahan.
" Hinata "
" Ah Sasuke-san "
" Sudah lama? "
" Iie.. aku juga baru keluar " senyumnya.Sial, aku berharap tidak membuatnya menunggu dengan datang lebih awal. Tapi nyatanya sebaliknya.
" Restorannya jauh? "
" Tidak terlalu "
" Oh "Setibanya di parkiran restoran. Dia keluar mobil begitu juga denganku. Berjalan perlahan bersama. Mataku sesekali menatap jemarinya dengan sedikit harapan.
Sepasang pria dan wanita berjalan dari arah berlawanan sambil bersenda gurau.
" Awas "
Tanganku meraih pundaknya.
" Gomennasai " ucap mereka yang hampir menabrak Hinata.
" Kau baik-baik saja? "
" Hanya sedikit terkejut " senyumnya.Tanpa pikir panjang aku langsung menggenggam erat jemarinya dan berjalan sampai masuk restoran.
Kami memesan makanan dan memulai obrolan ringan.
Ditengah pembicaraan tiba-tiba dia terhenti. Entah kenapa wajahnya sedikit merona. Diapun memalingkan pandangannya.
Perlahan tanganku maju dan menyentuh jemarinya di atas meja.
" Eh "
" Tidak suka? "Dia menunduk. Wajahnya semakin merona dari sebelumnya.
Setelah makan malam kami langsung kembali pulang.
" Um.. terima kasih makan malamnya "
" Hm "
" Ka-kalau begitu.. "Dia bersiap keluar mobil.
Greb
Aku menarik tangannya. Entah kenapa aku enggan berpisah.
" Eh "
" Hinata "
" Ha-i "Ku genggam jemarinya. Dia terus menatap ku juga tanganku yang mengusap lembut punggung tangannya.
" Sa..Sasuke.."
" Tidak suka? "Dia diam sesaat.
" I-iie.. "
Perlahan aku mendekat. Diapun terus mundur setiap kali aku semakin dekat. Hingga akhirnya tersudut.
" Aku menyukaimu Hinata.. aku sangat menyukaimu " bisikku di telinganya.
Wajahnya merah legam. Karna tidak ada perlawanan akupun perlahan mengecup pipinya.
" Hiks "
Deg
Onyx ku membulat saat melihatnya. Air mata itu berlinang. Tangannya memegang pipi yang tadi ku kecup.
" Go- "
Cklek
Dia berlari meninggalkan ku begitu saja. Ah sial!
Aku mengacaukan semuanya!
~Skip~