chapter 9 Satu meja

2 0 0
                                    

Pergantian jam, ibu rukaya telah masuk dan memberi materi kimia bebi memijit pelipisnya wajahnya terlihat malas dan tak bersemangat.

"bisa minggir ngga sih, sempit nih"ketus bebi.untung ibu rukaya sedang menjelaskan jadi tidak terlalu mendengarnya.

"mau minggir apalagi coba ini itu udah jauh banget"jelas deva. Iya bebi dan deva kini satu kamar. Maksudnya satu meja salsa menyetujui keinginan deva untuk bertukar posisi meskipun bebi menentang dengan keputusan salsa, namun ia tetap ingin bertukar posisi, kini bebi tak bisa apa apa,ingin pindah tapi duduk sendiri.tak ada pilihan selain duduk dengan deva.

"minggir gue mau lewat"ucap bebi dengan tampang datarnya.

"mau kemana"tanya deva

"sejak kapan loo jadi kepo gini, sama urusan gue"bukannya menjawab deva ia malah balik bertanya.

"sejak tadi"jawab deva dengan santai.bebi tak bisa berkata kata lagi ia malas meladeni lelaki yang ada dihadapannya sekarang. Ia benar benar muak.

"bebi ada apa"tiba tiba ibu rukaya angkat bicara membuat pandangan bebi teralih menatap kearahnya.

"saya mau ketoilet bu"pamit bebi.

"yasudah"ibu rukaya memberi izin,bebi langsung beranjak keluar dari tempat yang membuatnya selalu ingin meluapkan emosi.

"woi.. Dev"deva yang merasa dipanggil membalikkan badan dan mendapati Rama dan teman sebangkunya.deva menatap mereka berdua sambil mengernyitkan dahi seolah bertanya ada apa.

"yaelah santai aja, kenalin nama gue Rama dan ini celo"mereka memperkenalkan diri pada deva.deva hanya tersenyum menanggapinya ia tak perlu mengulang namanya sebab mereka sudah tau.

"oiya tadi tuh keren banget, baru kali ini gue liat bebi sekesal itu"ucap Rama cengengesan

" biasanya juga dia yang bikin kesal"timpal celo. Deva terdiam mencoba mencerna perkataan mereka

"kalo gue liat liat,kalian kek saling kenal gitu"tanya Rama heran.

"oh itu,kita sempet ketemu.ngga sengaja sih"jelas deva

"hmhm..."ibu rukaya berdehem membuat mereka sontak memperbaiki posisi dan sibuk menulis.

"kamu yang duduk paling depan, siapa namamu"tanya ibu rukaya menunjuk kearah deva. Deva lalu berdiri dan mulai memperkenalkan diri.

"deva, coba kamu jawab soal ini"deva menatap soal yang tertera pada papan tulis tanpa ragu deva berjalan maju dan meraih spidol dan mulai menulis sesuatu disana. Suasana kelas sunyi hanya terdengar goresan goresan spidol yang dibuat oleh deva, tatapan para siswa tak teralihkan ia sangat penasaran akan hasil deva apakah ia bisa menyelasaikannya atau tidak soal ibu rukaya terbilang rumit setiap siswa yang naik menjawab selalu salah dan dihukum apalagi deva yang belum tentu bisa menjawab sebab ia baru dan otomatis ia tak terlalu paham.

"selesai"ucap deva membuat ibu rukaya berdiri dari posisi duduknya dan menghampiri deva.ia mulai meneliti hasil jawaban deva, sangat teliti bahkan satu nilai pun tak ia biarkan lolos dari pandangannya. Tiba tiba ibu rukaya bertepuk tangan sontak siswa dikelas ikut bertempuk tangan.

"bagus deva, jawaban kamu benar"ujar ibu rukaya antusias deva hanya tersenyum menanggapinya.

"silahkan kamu duduk kembali"

"iya bu"

"untuk kalian,coba tiru deva, meskipun ia belum paham dengan soalnya ia masih bisa berusaha dan hasilnya memuaskan"

"iya bu"ucap mereka dengan malas.

"yasudah pelajaran selesai, minggu depan kita ulangan,saya keluar dulu"pamit ibu rukaya.

"loo.. Hebat banget bisa jawab soal gitu dengan mudah"celo gereget

"biasa aja"ucap deva tersenyum.
Deva menatap kursi bebi yang dari tadi kosong.ia keluar sedari tadi namun tak kunjung datang. Mungkin ia masih kesal dengannya.

______________________
Bebi keluar dari toilet dan berjalan menuju ke kantin ia malas masuk ke kelas, ia akan selalu naik darah bila melihat deva, apalagi ia didekatnya.
Bebi memesan ketoprak bang mamang dan mengambil posisi duduk dipinggir jendela. Tiba tiba salsa datang dan duduk di depan bebi.

"kok ke kantin ngga ngajak ngajak"bebi menatap salsa jengah. Ia masih kesal dengannya sebab harus menuruti keinginan deva daripada dia.

"loo masih marah yah, sorry soalnya deva kepengen banget duduk sama loo, yaudah gue iyain"jelas salsa dengan memasang tampang wajah sedih.
"emang loo ngga sayang apa sama gue, masa loo biarin dia duduk sama gue"

"iya sorry, gue kasian sama deva, lagian kan ngga papa siapa tau kan loo"

"apa.. Ngga usah ngada ngada deh"potong bebi.

Tiba tiba bangku didekat bebi ada yang menariknya sontak bebi mendongakkan kepala begitupun salsa menatap siapa pelakunya. Bebi memutar mata malas.dia lagi

"ngapain lo disini"tanya bebi agak ketus

"mau bagi sembako, ya mau makanlah loo pikir gue mau apa"deva menatap bebi dengan datar.

"ngga papa kan salsa"tanya deva. Salsa dengan cepat mengangguk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BEBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang