Chapter 8 devano alexandra vion

2 0 0
                                    

Bebi berjalan menelusuri lorong sekolah yang masih agak sepi, seperti biasa earphone dan hp yang selalu stay kemana pun ia pergi.

Bebi berjalan sambil menatap handphone nya. Matanya berbinar kala mendengar berita baru apalagi tentang kpop, senengnya ngga ketolong.

"ngga bisa apa itu earphone dilepas kasian tuh kuping"ucap Rama yang saat itu juga melihat bebi masuk kedalam kelas.

"percuma, ngga bakal didenger"timpal salsa

"kasian gue liat temen loo, senyum senyum sendiri kek orang lagi stress"ejek Rama
Salsa hanya geleng geleng melihat tingkah bebi yang aneh. Bebi yang merasa risih ditatap seperti itu. Membuka earphonenya dan mengalunkannya dileher lalu menatap mereka bergantian.

"ngapain liatin gue kek gitu, gue...cantik yah"ucap bebi dengan cengingiran

"ada suara kok ngga ada orang"Rama celingak celinguk seolah mencari sesuatu.

"jinjayo, mana mana,kok gue ngga denger"tanya bebi heran.
Salsa memijit pelipisnya melihat bebi yang semakin hari warasnya berkurang. Kasian

"capek gue ngomong sama mak lampir kaya loo"ujar Rama

"setan loo, cantik gini dibilang mak lampir"bebi tak terima.

"udah udah, gurunya udah dateng tuh"ucap salsa yang langsung membuat bimo dan beby diam.

"selamat pagi"sapa ibu andin

"pagi bu"balas mereka kompak.

"hari ini kita kedatangan siswa baru"ujar ibu andin

"serius bu, cewe apa cowo"tanya celo antusias.

"cantik apa ganteng"timpal nina.

"diammm"teriak ibu andin cukup keras membuat mereka bungkam seketika.

"begini kan bagus, yasudah silahkan masuk"ibu andin mempersilahkan masuk. Ia pun melangkah masuk semua kaum hawa tercengang melihat lelaki yang berada dihadapannya. Kecuali bebi ia tak tertarik sama sekali, ia memilih memainkan hp.baginya siswa baru tetap sama. Ya kan kalo udah lama sekolah disini otomatis bukan baru lagi.

"silahkan perkenalkan diri kamu pada teman teman yang lain"suruh ibu dian yang dianggukkan olehnya.
para wanita yang begitu senang dengan kehadirannya. Bebi malas melihatnya dan ia memfokuskan diri pada benda pipihnya. Baginya mencari informasi oppa oppanya lebih berpaedah.

"bi.. Liat deh manis banget senyumnya"salsa senyum senyum sambil melihat kearah lelaki itu.

"gue mah b aja"ucap bebi sekenanya.

"perkenalkan nama saya Devano alexandra vion panggil saja Deva"ujarnya.lalu tersenyum menampakkan deretan giginya yang terlihat rapi dan putih.

Tunggu, suara ini. Bukannya.. Batin bebi, bebi lalu mengalihkan pandangannya dan menatap kedepan.mata mereka bertemu.

"Loo"ucapnya bersamaan.tangan yang saling tunjuk menunjuk. Bebi membulatkan mata melihat siapa yang didepannya.

"ngapain loo disini"tanya bebi dengan malas, ia tak melihat ibu andin yang sedang melotot kearahnya.

"kenapa, lagian ini bukan sekolah nenek moyang loo kan, jadi bebas dong siapa aja boleh masuk"bebi diam seribu bahasa.ia tak tau harus bicara apa.

"bi.. Udah dong, loo ngga liat ibu andin dari tadi liatin loo"ucap salsa menenangkan bebi. Ia menatap ibu andin dan benar saja ia kini melotot kearahnya.bebi dengan cepat mengalihkan pandangannya. Dan tak bersuara lagi.

"deva, silahkan pilih tempat duduknya"perintah ibu andin lagi lagi deva hanya mengangguk. Ia lalu berjalan mencari tempat duduk, namun deva berhenti tepat di bangku pertama dimana bebi dan salsa duduk. Ia menatap bebi dengan tampang datarnya begitupun bebi.

Deva mengambil duduk di barisan kedua disamping deretang bangku bebi.

"oke semuanya, naikkan buku paket biologi dan kerjakan halaman 56"

"baik bu"ujarnya serentak

Kini bell berbunyi tanda pelajaran telah selesai.
"baik semuanya, karena tugas yang ibu kasih belum selesai maka dijadikan pr, dan minggu depan semuanya sudah dimeja ibu"ucapnya lalu pamit kepada siswanya dan berjalan keluar.
Bebi dan salsa sibuk memasukkan bukunya. Deva lalu berjalan menghampiri meja mereka.

"nama loo siapa"tanya deva pada salsa. Terlihat ia salah tingkah, bebi memutar matanya malas. Dasar salsa kalo liat cowo ganteng kek gini, giliran liat oppa oppaa korea malah jelous.

"hyy"deva membuyarkan lamunan salsa

"ehh.. Iya aku salsa"ucapnya grogi

"boleh duduk disitu ngga, maksudnya tukeran gitu"bebi langsung melotot kearah deva namun. Ia biasa biasa saja.

"ngga bisa, loo kan udah ada tuh meja loo, kenapa harus pindah lagi. Pokoknya ngga bisa"tolak bebi lalu melotot kearah deva.

"gue ngga nanya sama loo"

"gue sahabatnya"

"gue tau loo sahabatnya, tapi bukan berarti gue nanya sama dia loo yang jawab, seolah dia itu ngga bisa ngomong"jelas deva.

"udah udah kok malah berantem sih"salsa melerai keduanya ia takut bebi adu mulutnya ngga ada akhir sampe ada salah satu yang ngalah.

"gimana loo maukan"tanya deva memastikan. Terlihat salsa tanpak berfikir ia mau nenerima atau menolak sedang bebi sudah melotot kearahnya.

BEBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang