ch 5 Monster Merah yang Hilang Kendali

501 51 3
                                    

AKAI CHISHIO NO HABANERO

(habanero merah darah yang pedas)

Disclaimer:
Naruto ©Masashi Kishimoto
.
Pictures by pinterest and Google
.
.
.
Tak hanya kelima pria itu yang terkejut, Kanara juga terkejut bahwa Hanara sudah mampu menguasai katananya. Tak mau kalah Kanara juga bersiap menyerang saat ketiga pria yang tersisa berlari kearahnya "fuuton: Dai Kamaitachi no jutsu!" (elemen angin: angin puyuh pemotong raksasa) dan dalam sekejap pria dan hutan disekelilingnya terpotong, hutan yang terpotong itu membentuk lingkaran berdiameter 10 meter. "Untung aku sempat menghindar" gunam Hanara yang menghindar sejauh 15 meter "kalau tidak aku mungkin juga ikut terpotong bersama dengan bajingan-bajingan itu"

"Ah..." tiba-tiba Izana merasakan pusing yang luar biasa, itu adalah efek dari penggunaan chakra uang terlalu besar pada binshin yang ia tinggalkan untuk mengawasi Hanara dan Kanara.

Namun karena bunshin itu sudah menghilang dan ingatannya menyatu menjadi satu didalam otak Izana, Izana segera berlari menuju kearah Hanara dan Kanara.

Suara pertarungan dari beberapa jutsu yang meledak semakin keras dikala Izana semakin mendekat. "Darimana mereka berdatangan? Sial" umpat Izana

Disisi lain Kanara berjuang keras melindungi Hanara yang tubuhnya sudah mulai melemah "Hanara bertahanlah!" ucap Kanara sambil terus mengangkis beberapa serangan dari musuh.

Hanara juga masih berusaha menjaga kesadarannya dan menangkis beberapa serangan yang ditujukan padanya.

Matanya yang sudah mulai kabur mengganggunya sehingga ia mendapat luka di lenhannnya cukup dalam, meski tak sampai membuat lengannya putus "agh...." teriak Hanara yang tak tahan dengan luka yang ia terima.

Mendengar jeritan itu seketika membuat Kanara tingkat kewaspadaannya menurun dan hampir saja sebuah pedang menebas kepalanya jika saja Izana tidak datang tepat waktu.

Kanara dan seorang yang hampir menebas kepala Kanara sama-sama terkejut. "Cepat sembuhkan luka Hanara,aku akan mengurus para bebedah ini" perintah Izana dengan cepat disetujui oleh Kanara "aku mohon jangan sampai terluka Izana-san" pesan Kanara sebelum pergi sambil menggendong Hanara.

"Jadi siapa yang melukai temanku?" tanya Izana dengan mata yang tajam menuapu tiga puluh orang yang mengepungnya.

"Cih... Habisi dia" teriak salah satu orang membuat teman-temannya terprofokasi dan mulai berlari kearah Izana untuk menyerang.

Serangan-serangan yang mencoba melukainya mampu ia hindari namun karena banyaknya musuh membuat ia kelelahan dan hampir saja tubuhnya tertusuk sebuah kunai.

"Kunai beracun!" ucap Izana yang melihat kearah ujung kunai itu terdapat cairan yang menetes sebelum ia sadar bahwa semua senjata yang nereka gunakan sudah dilapisi racun.

"Kenapa apa kau takut? Temanmu sudah terkena racun dari pedang kami dan beberapa menit lagi ia pasti akan tewas" ucapan salah satu dari mereka bermaksud untuk memprovokasi Izana.

Namun siapa sangka aura di sekelilingnya tiba-tiba menjadi mencekam, kabut merah secara perlahan mulai menebal. Para bandit mulau ketakutan dan panik "kalian" ucap Izana dengan nada berat, seluruh bandit yang berada dalam kabut itu seketika melihat kearah sumber suara "kalian berhasil memprovokasiku dan ini hadiah untuk kalian" ucap Izana lagi. Dari punggungnya sebuah cahaya keemasan semakin menerang, membuat para bandit itu membelakkan matanya.

Akai Chishio no Habanero (Habanero Merah darah pedas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang