ch 6 terjebak dan jatuh ke tangan musuh

456 42 5
                                    

AKAI CHISHIO NO HABANERO

(habanero merah darah yang pedas)
Disclaimer:
Naruto ©Masashi Kishimoto
.
Pictures by pinterest and Google
.
.
.


Kanara sudah pergi menjauh sedangkan Hanara masih berusaha bertahan karena tubuhnya belum sembuh sepenuhnya.

Disamping itu Izana sudah mulai menelusuri berbagai tempat dibantu dengan beberapa bunshin namun ini sudah lebih dari setengah hari mereka mencari namun belum juga menemukan Kanara.

Pada akhirnya Izana memutuskan untuk kembali ke tempat peristirahatan mereka. Sungguh pilihan yang tepat bagi Izana karena memilih untuk kembali.

Karena sesampainya di goa itu Hanara sudah terpojok di kelilingi beberapa bandit yang mencoba menangkapnya.

"Hay gadis manis, menyerahkan saja tubuhmu belumlah sembuh" ucap salah satu bandit.

Izana dengan gesitnya langsung melemparkan sebuah kunai tepat nemenbus leher bandit yang baru saja berbicara.

Kedatangan Izana yang tiba-tiba membuat enam bandit sisanya bergetar ketakutan "kalian mau pergi dari sini atau mau mati bersama teman kalian?" Ucap Izana dengan suara yang dipenuhi aura membunuh.

Sebenarnya Hanara sudah mencoba mencegah mereka beberapa kali, namun karena konsisi tubuhnya yang masih lemah ia harus terpojok.

"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Izana sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Hanara berdiri.

"Aku baik-baik saja Izana-san" jawabnya sambil menerima uluran tangan tersebut melihat bahwa Kanara tak bersama Izana Hanara pun mencoba bertanya "bagaimana dengan Kanara? Dimana dia?"

"Aku tidak menemukannya, aku sudah menyebarkan beberapa bunshin untuk mencari jejak Kanara, sekarang kita harus merawat mayat kakek dulu" ucap Izana sembari mengangkat tubuh kakek Shoma yang sudah lemah tak bernyawa.

Setelah mengubur mayat kakek Shoma, Izana dan Hanara mulai mencari lagi keberadaan Kanara.

Tubuh yang belumlah pulih sepenuhnya membuat Izana Harus menggendong Hanara, karena tidak mungkin bagi mereka untuk tetap tinggal di goa tersebut, mereka harus pergi sebelum bandit itu datang lagi bersama kelompok mereka dalam jumlah besar.

"Apa yang sebenarnya kalian bicarakan saat aku tak ada bersama kalian?" Tanya Izana sambil terus melompati dahan demi dahan pohon.

"Kanara membahas tentang siapa kakek Shoma dan marah karena aku tak mengingatnya" jawab Hanara dengan suara lemas.

"Kita akan bermalam disini, aku tak ingin memaksakanmu untuk tetap ikut dalam mencari Kanara" ucap Izana sambil berhenti di salah satu tempat yang sedikit lapang.

"Tap-"
"Tidak, kita harus istirahat, tubuhmu juga masih harus istirahat" potong Izana sebelum Hanara memperotesnya.

Hanara sebenarnya ingin sekali mencari Kanara namun karena tubuhnya yang lemah ia terpaksa menyerahkan semuanya kepada Izana "Izana-san maaf aku dan Kanara malah merepotkanmu, bukan membantumu" gunam Hanara sambil memberikan dirinya di atas tanah beralaskan daun.

"Akulah yang harusnya minta maaf karena telah membawa kalian kesituasi seperti ini" jawab Izana sambil ikut merebahkan dirinya di samping Hanara.

Beberapa menit kemudian Hanara membuka matanya dan melihat ke arah Izana yang terlelap tidur.

Bergerak secara perlahan tanpa menimbulkan suara sekecil apa pun, Hanara berjalan tertatih-tatih masuk kedalam hutan untuk mencari Kanara.

'maaf Izana-san aku harus pergi, aku khawatir dengan keadaan Kanara,aku harus mencarinya' gunamnya sambil terus berjalan.

Ditengah gelapnya malam Hanara masih terus berjalan tak tau arah, melupakan rasa nyeri di lengannya dan rasa pusing dikepalanya, Hanara masih gigih mencari Kanara

Tiba-tiba saja sebuah kaki mendarat mengenai tubuhnya hingga terpental 10 meter "hugk... hugk..." Hanara jatuh terbatuk-batuk hingga darah keluar dari mulutnya.

"Mau lari kemana kau brengsek...!!!" Teriak seseorang dari balik pohon

Tap

tap

tap

Bruk

Bruk

Entah sudah beberapa kali Hanara terpental dengan tendangan yang membabi buta itu namun ia masih berusaha agar tetap sadarkan diri.

"Oh... Kemana perginya aura membunuhmu tadi!?" Suara itu terdengar lagi namun dengan nada yang merendahkan Hanara.

"Mati kau...!!!" Teriaknya dari atas kepala Hanara, di kedua tangannya ia menentang dua katana yang siap untuk menebas kepala Hanara.

Hanara yang terkejut langsung memutar badannya sehingga katana itu hanya memotong rambutnya.

"Argh...!!!" Tubuh Hanara bereaksi hingga matanya memerah membuat seseorang yang menyerang Hanara itu terkejut dan melompat mundur.

"A apa yang terjadi" ucap orang itu tergagap.

Dengan sekali kedip Hanara sudah berdiri di depan orang itu dengan katana miliknya yang sudah menancap di perut orang itu.

Dengan terpatah-patah orang itu melihat kearah perutnya yang sudah tertancap katana "k k kau, siapa sebenarnya" ucapnya namun tak di hiraukan oleh Hanara. Dia mencabut katananya dengan capat dan orang itu terjatuh bersamaan dengan nyawanya yang melayang.

Di tempat lain....

Kondisi tubuh Kanara sudah tidak baik-baik saja... Dilengannya penuh dengan luka-luka dan pakaiannya sudah ia sobek untuk membalut lukanya.

"Argh..." Jeritnya saat dia gagal menggapai tali di atasnya.

Ia saat ini berada didalam sebuah lubang yang sangat tinggi, entah teknik segel apa Kanara tidak mengetahuinya yang pasti dia tidak bisa mengeluarkan cahkranya dan itu membuat ia terjebak di dalam sumur itu.

Perlahan perlahan suara beberapa orang mulai mendekat Kanara yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa pasrah jika dirinya ketahuan.

Benar saja dirinya ketahuan, 5 orang Shinobi mengikatnya dan membawa Kanara.

'maafkan aku Hanara, maafkan Aku Izana-san' batin Kanara.

Izana yang masih mengikuti jejak Shinobi mendapatkan kabar dari salah satu bunshin yang ia tugaskan untuk mengaja Hanara.

"Rawat dia, aku akan terus mengejar mereka!" Perintah Izana mutlak. Tanpa banyak bicara, bunshin itu lalu pergi kembali menuju tempat Hanara.

"Sial...!!!" Umpat Izana. Tangannya dengan reflek memukul batang pohon dan membuat pohon itu tumbang.

.
.
.
To Be Continued

Minna-san terima kasih sudah mendukung saya untuk melanjutkan cerita ini, chapter kali ini mungkin singkat, namun di chapter selanjutnya saya akan berusaha untuk membuatnya lebih panjang lagi.

Ini adalah cerita original dan cerita pertama yang saya buat sehingga jika banyak kesalahan, banyak kata yang membingungkan saya minta maaf...

Terimakasih dan Arigatou sudah membaca

Sampai jumpa di chapter selanjutnya...

Akai Chishio no Habanero (Habanero Merah darah pedas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang