Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan pernah berandai menjadi manusia, mereka sangat lah emosional dan lemah.
Kata-kata yang selalu menjadi pegangannya selama ini menggema kembali, seakan menepis pikiran bodoh tentang ingin menjadi manusia biasa.
Hyunjin kira sangat lah menyenangkan menjadi seperti ini. Nyatanya tidak sama sekali. Ia selalu berandai apakah yang dilakukannya dahulu hingga menjadi salah satu makhluk, ah, bahkan dia sendiri tidak paham apakah mereka ini.
Berbeda dengan makhluk- Ia tidak dilahirkan dari siapapun, Ia tumbuh menjadi dirinya sendiri tanpa sebutan yang biasanya didalam kamus manusia adalah 'Keluarga'.
Baginya keenam saudara lainnya adalah apa yang Hyunjin miliki saat ini dan selamanya. Setidaknya dulu Ia pernah memiliki keluarga, dimana keluarga itu adalah keluarga dari pemilik asli tubuh ini.
Tubuh asli? setiap sin seperti Hyunjin terlebih lagi tujuh yang terbesar memiliki kemampuan untuk menyerupai manusia. Tujuan merubah wujud mereka ini tidak lain adalah agar membaur dan menjerat. Menjerat si penyembah menjadi penentang, si suci menjadi pendosa dan juga pendosa menjadi yang paling berdosa.
Sam- adalah pemilik tubuh yang disinggahinya ini.
Ia menemukan bocah ini dalam keadaan mabuk sekaligus sekarat dengan sayatan dipergelangan lengan kirinya. Hal aneh lagi ketika Hyunjin menemukan secarik kertas dengan tulisan 'Ayah dan Ibulah yang membunuh ragaku, soal jiwaku jangan khawatir, mereka telah lama hancur beriringan dengan waktu hingga tak bersisa.'
Yang membuatnya tertarik ialah; Sam masih memiliki dendam dan tubuh lemahnya terbaring dalam tanda lingkaran dan bintang ditengahnya.
Hyunjin sang lust memilih tubuh ini karena dia masih memiliki hal yang perlu diselesaikan dan bonusnya raga ini akan tetap terlihat bugar sebab kematian Sam- pemilik raga asli ketika berumur depanbelas tahun.
"Sebagai tanda terima kasih, aku berjanji, Sam. Mereka yang akan tetap bertanggung jawab entah didunia ini ataupun dineraka nanti."
Itulah yang Hyunjin katakan ketika pertama kali bangun didalam tubuh Sam. Janji yang dibuatnya tujuh tahun itu nyatanya belum juga ditepati oleh Hyunjin. Meski terasa sangat tidak mungkin Lust sepertinya yang hanya membantu seseorang dengan tidak akan mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri, tapi kali ini dia menyimpulkan harus membalaskan apa yang raganya ini inginkan.
Setiap kali Hyunjin ingin membayar janjinya pada Sam, selalu saja Ia mengalami sesak hati yang begitu penuh didada ketika melihat orang tua nya.
Telah banyak nyawa yang Ia renggut tapi mengapa yang satu ini sangat sulit? Inilah yang membuat Hyunjin membenci emosi yang ada dalam tubuh manusianya.
